[iv]

17 4 17
                                    

tuk! tuk! tuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tuk! tuk! tuk!

ia dapat menilai itu apa, namun enggan untuk berucap pun sekedar kata. tangan kecil yang bergetar bak gempa bumi sebesar 2,5 magnitudo itu diam mematung dalam heningnya suara. sebut saja hiperbola, akan tetapi rasa takut yang menyeruak di dada secara nyata tak dapat dideskripsikan dalam bentuk untaian kata.

"KEENAN!"

"..." jantungnya berdegup tak karuan seusai mendengar lantangnya teriak pilu sang bunda, wanita paruh baya berkepala tiga yang baru saja pulang kerja itu, berlari dengan tergesa ke arahnya yang kini tengah menyaksikan warna mengkilap yang didominasi merah, menghiasi seorang mayat bocah lelaki sepantarannya.

"bunda-"

"HANIN! HANIN! KEENAN KENAPA HANIN?!" teriakan yang terlampau melengking tersebut membuat gadis bersurai pendek sebahu yang dengan gemetar berada dibelakang itu segera menunjuk jouvan, bocah yang berdiri tepat didepan bunda, menyaksikan betapa berdukanya ibu yang memeluk mayat si putra.

"jouvan.. yang bunuh keenan.. bunda.. hiks! jouvan tadi nusuk keenan pakai pisau dapur.."

jouvan menunduk dalam diam seraya memandangi tangan berdosanya yang telah berlumuran darah saudaranya sendiri. padahal ia hanya berniat untuk menutup mulut keenan yang terus memuji sang ayah, praja. namun amarah yang meledak tak dapat ia tahan.

"ayah itu baik! selalu ngasih aku mainan dan sayang sama kak hanin loh! padahal kata kak hanin, dia bukan anak kandung ayah praja.."

"praja itu gak baik, dia jahat."

"maksud kamu? ayah itu baik banget! ayah sayang sama bunda, ayah gak pernah jahat!"

"keenan! kata papa, praja itu jahat!"

"enggak jouvan! itukan kata papa mu! ayah itu baik dan enggak jahat sama sekali pokoknya!"

drap! drap! drap!

"loh, jouvan! mau kemana?!"

mungkin salah keenan yang mengejar jouvan sampai ke dapur, atau bisa jadi salah hanin yang tidak berniat untuk mencegat keduanya pergi kesana. ah, tidak.. ini pasti salah jouvan dimata orang-orang yang jauh lebih dekat dengan keenan. pada akhirnya selalu jouvan yang salah.

"gara-gara kamu! kamu anak haram sialan! anak sampah! merusak citra keluarga! menjatuhkan reputasi semua orang yang ada didekat kamu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ゞ anagata aksataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang