4

112 18 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Wahhh... Selamat datang tamu kehormatan, silahkan duduk..." Ucap David sambil membungkuk memberi ruang kosong pada Sing yang entah bagaimana sudah ada di kediaman David saat ini.

"Aku hanya mampir sebentar ada yang ingin ku bicarakan" Jawab Sing seadanya.

Mereka saling bertatapan beberapa saat.

"Apa?. Masalah apalagi Sing?" David membuka percakapan saat melihat Sing yang hanya diam membisu. Pria itu berkali-kali mengusap wajahnya dan menyugar rambutnya dengan frustasi.

"Kau membantuku menyelidiki atau mencari info tentang kedua anak itu kan?"

"Bagaimana aku bisa menyelidikinya? Info mereka itu cukup sulit di dapati. Mereka menutup rapat info tentang kedua anak ini!. Bahkan sebagian menganggap mereka memang sudah meninggal dan yeah aku tak melakukan nya" Jawab David seadanya.

"Jika memang begitu syukurlah, aku hanya takut jika mereka memang benar..." Hembusan nafas berat terdengar di sana. Sing memejamkan matanya kemudian menyenderkan kepalanya ke sofa. "Aku takut jika memang benar merekalah target kita. David, kau belum mengatakan ini pada siapapun kan?. Aku sepertinya mulai ragu dan berharap jika mereka orang yang berbeda. Aku takut kita salah sasaran" Sing memastikannya sekali lagi. Raut wajahnya terlihat begitu cemas sekarang.

"Sing, ada yang aneh denganmu" David beranjak dari duduknya. Membuka air mineral yang ada di meja kemudian meminumnya. "Jika memang benar mereka orangnya, artinya kau sudah semakin dekat dengan mereka, hanya butuh beberapa waktu saja untuk mendapatkan kepercayaan mereka dan kau bisa dengan mudah menyelesaikan tugasmu"

"Anehnya saat ini aku tak memikirkan itu lagi. Aku bahkan bertekad ingin melindungi mereka"

David menutup mulutnya kemudian melirik Sing dalam-dalam.

"Aku benar-benar ingin berhenti dari kerjaan itu" Sing melanjutkan lagi kalimatnya. "Aku tak ingin mengotori tanganku lagi"

"Oh astaga Sing... Bolehkah aku memukulmu sekali saja?." Pinta David sambil mengepalkan tangannya. "Kau selangkah lebih dekat dengan mereka, yang membuatku tak habis pikir adalah kau dengan sendirinya berhasil menemui mereka bahkan di saat kau sudah ingin menyerah dengan tugasmu itu. Lalu sekarang dengan mudahnya kau katakan ingin berhenti?. Ya tuhan... Takdir macam apa ini?." David menghela nafas panjang sambil melirik pada Sing. "Mereka ada di depanmu saat ini, atau jika kau tak sanggup,cukup berikan infonya pada boss dan kau akan bisa kembali mendapatkan kepercayaan boss. Kau bisa kembali bekerja"

"Aku tak menginginkan pekerjaan itu lagi karena aku mendapatkan tawaran yang jauh lebih baik lagi dan setelah kupikir-pikir akan ku ambil saja tawaran itu." Jawab Sing pelan. Dia membenarkan posisi duduknya kemudian memberi isyarat pada David untuk duduk di sampingnya.
David menuruti itu tanpa banyak kata.

"Jika rahasia ini masih kau simpan, maka semuanya akan baik-baik saja"

"Sing, aku hafal betul dengan sikapmu ini, kau sudah libatkan perasaanmu di sini. Aku tak mungkin salah. Kau mengulanginya lagi Sing. Kejadian ini seperti terekam dengan jelas di kepalaku Sing. Ini dejavu, aku takut jika orang yang ingin kau lindungi ini akan berakhir sama seperti sebelumnya" David tampak memegangi kepalanya. Terlalu banyak rahasia dan cerita yang rasanya bingung jika harus di ingat dan di ceritakan kembali.

"Biarkan itu menjadi kisahku. Saat ini aku ada pekerjaan lainnya dan butuh bantuanmu" Sing mengeluarkan selembar foto dari dalam saku celananya kemudian di letakkan di atas meja. "Bantu aku cari orang ini. Namanya Leo, tolong cari tahu di mana keberadaannya, secuilpun info tentangnya tolong beritahu padaku" Lanjutnya lagi sambil berdiri.
David menatapnya dengan tatapan tak percaya dan beragam macam pertanyaan kali ini berhasil menghiasi otaknya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin di tanyakan tapi Sing sudah berlalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang