EP 03

670 52 2
                                    

Sudah tiga bulan sejak Hong memutuskan semua wanita yang mengaku sebagai kekasihnya. Di hari-hari awal, Hong masih mendapat berbagai macam umpatan kesal pelampiasan dari mereka. Bahkan tak sedikit yang mengirim benda menyeramkan hingga menjijikkan ke kamar asramanya atau ke lokernya.

Lego dan Tui yang melihatnya merasa ngeri, tapi Hong justru biasa saja. Hidup Hong saat ini ia nikmati dengan menjadi dirinya sendiri. Ingin tidur ya tidur, ingin makan ya makan. Ingin marah ya langsung marah saja tanpa harus ditahan seperti sebelumnya.

Untuk ini, Lego dan Tui sangat menyukainya. Mereka jadi merasa bisa mengenal Hong yang sebenarnya. Sebelum ini mereka merasa Hong tidak pernah jujur pada dirinya sendiri. Dia sering mendahulukan keinginan orang lain daripada keinginannya sendiri.

"Hong," panggil Lego saat mereka makan siang bersama.

"Apa?" jawab Hong tanpa menoleh pada sahabatnya itu.

"Kau di lantai lima kan?"

Lego mengambil minuman Hong untuk mencicipinya. Sudah menjadi hal yang biasa, jadi Hong tak pernah menegurnya.

"Apanya?" tanya Hong sambil menatap sahabatnya itu.

"Ish, kamar asramamu!" Lego balas menatapnya dengan ekspresi kesal.

"Oh, iya. Kenapa?" Hong kembali fokus pada makan siangnya.

Lego menatap Hong dengan senyum. "Kakakku katanya juga di lantai lima mulai hari ini."

Tui mengernyit saat mendengar Lego mengatakan tentang kakaknya. "Bukankah kakakmu sudah kerja?"

"Aish, bukan kakak itu, tapi kakak sepupuku. Dia menjadi mahasiswa baru sejak tiga bulan lalu, tapi baru hari ini tinggal di asrama. Pamanku mengulur waktunya entah dengan alasan apa."

Hong hanya mendengar tanpa ingin menanggapinya. Berbeda dengan Tui yang terlihat tertarik.

"Kakakmu angkatan berapa?"

"Emm, satu tahun di atas kita."

"Tampan tak?"

"Tampanlah. Sampai detik ini belum ada yang menandinginya selain Hongshi kita."

Hong melirik dua sahabatnya yang tersenyum entah apa artinya.

"Aku tak butuh pujian, aku butuh uang buat beli buku baru untuk tugas kita."

Lego dan Tui tertawa. Mereka memang sering menggoda mantan playboy yang menjadi sahabat mereka.

"Kau masih tak ingin menghubungi orang tuamu?" tanya Tui setelah puas tertawa.

Hong menggeleng. "Kabar terakhir yang kudengar dari kakak keduaku, papa sakit lagi. Mereka sebenarnya ingin menyembunyikan ini dariku. Katanya mereka tak ingin aku terbebani. Lebih baik jika aku fokus pada kuliahku saja."

Dua sahabatnya mengangguk paham. Pemikiran Hong memang lebih dewasa sejak tak lagi bersenang-senang dengan para wanita.

"Lalu apa yang mau kau lakukan untuk mendapat uang? Cari kerja sambilan?" tanya Lego.

"Entahlah. Terlalu lama enggak sih kalo cari kerja sekarang? Bukunya kan butuh segera." Hong sudah menyandarkan punggungnya sambil menatap dua sahabatnya.

"Cari om-om aja!" celetuk Lego dengan nada bercanda.

"Open one night stand gitu?"

"Iya. Nanti kau jadi versi bawah seperti cita-citamu!"

Mereka tertawa bersama setelah ucapan Lego selesai. Candaan mereka memang kadang separah itu. Untungnya tidak ada yang merasa sakit hati.

"Nanti pinjam punyaku aja dulu. Lagian kita juga bisa ngerjain bersama kan?"

Ex Playboy (BL) ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang