Still Love Me (?) - Heesun (HIATUS)

Stilll love me? 7

Heeseung tak menemukan Sunoo di meja makan pagi ini, gadis itu beneran pergi ke sekolah sendiri. Jisoo sendiri merasa aneh dengan anak gadisnya, Jisoo pikir Sunoo lagi marahan sama Heeseung. Dan benar saja, saat Jisoo menanyakan prihal itu Heeseung langsung memunculkan gelagat aneh.

“Enggak kok, Tante.” Heeseung sengaja menyembunyikan wajahnya biar Tante Jisoo ga liat raut tegangnya.

”Yang bener? Tante agak khawatir deh sama Sunoo akhir-akhir ini, anaknya suka nangis malam-malam. Pas Tante mau lihat pintu kamarnya malah di kunci, coba deh Hee kamu ajak bicara anaknya.”

Heeseung memang mau ajak Sunoo ngobrol empat mata, bahas perlakuannya. Ya setidaknya dia bisa memperbaiki hubungan persahabatan kedua, sementara hatinya meraung ingin mengungkapkan perasaan.

Sementara di tempat lain tepatnya di dalam aula luas itu Sunoo berdiri sendiri menatap panggung yang hampir jadi, membayangkan dirinya menjadi peran utama dan memainkan peran. Di tonton ribuan tamu undangan, di depan mamanya.

Prihal Mama, Sunoo tahu sedikit kegaduhan batin antara mama nya dan ibunya Heeseung. Dia masih menyimpan diary milik Mama di kamarnya, semakin dia ulang-ulang membaca kalimat di dalamnya semakin meyakinkan Sunoo bahwa Mama menyukai Ayah Heeseung. Kini hal itu berdampak pada hubungannya dengan Heeseung, dia tak pernah tau apa Heeseung mengetahui hal ini.

Kalau beneran tahu, terjawab sudah kebingungan Sunoo tentang berubahnya sikap Hee dari hari ke hari kepadanya. Mereka berdua korban dari kejahatan cinta masing-masing keluarganya.

Cinta itu menyakitkan, benar kan.

Namun meski begitu Sunoo masih butuh seseorang-

”Sunoo, kamu disini ternyata. Aku juga ikut audisi buat pertunjukkan minggu depan loh, cape banget ya bentar lagi ujian kelulusan terus nilai keluar kita langsung repot sama pentas seni. Eh kamu udah sarapan?”

-yang mencintainya dengan tulus.

Sunoo tersenyum, dia mengaku nyaman dengan pria di hadapannya. Tapi hatinya belum menentukan apapun, dia ga ngerti apakah dia masih memiliki ruang untuk Jaeyun di hatinya. Sunoo akan coba.

”Jae, kamu suka aku kan?”

Mendadak pria dengan senyuman termanis itu menguarkan aura gugup. ”Iya.” Jaeyun menjawab tegas, walau pergerakan tubuhnya sangat amat canggung.

”Kalau kamu beneran suka sama aku, coba kamu naik panggung dan teriak kamu cinta aku.” Entah apa yang ada di pikiran Sunoo, dia sangat amat membutuhkan beberapa kalimat untuk meyakinka bahwa dirinya di cintai.

”Oke.” Jaeyun berhembus gusar, dia merasakan jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Perlahan melangkah melewati Sunoo, menapak yakin pada setiap anak tangga hingga kini dirinya berada pada tengah-tengah panggung.

Dengan berani menatap Sunoo, kini gadis itu yang takut. Dia takut tak bisa membalas perasaan Jaeyun yang begitu besar, dia takut mengecewakan Jaeyun, dia takut akan ada hal yang membuat Jaeyun menjauhi-

”SUNOO! AKU CINTA KAMU!”

Sunoo terpejam, tangannya terangkat mengusak dadanya. Mencari detak jantung yang kerap meningkat ketika dirinya bersama Heeseung, merasakan aliran darahnya yang dia tunggu menderas. Layak nya hujan pada pagi hari ini yang mendadak turun, mencari secercah kehangatan dari rasa yang tersalurkan.

Membuka kelopak matanya, sungguh ini tidak mungkin terjadi. Sunoo tercekat, bayangan Heeseung begitu nyata berada di atas panggung. Menyatakan kalimat yang sangat ingin Sunoo dengar.

”AKU SUKA KAMU SUNOO! AKU SAYANG KAMU! AKU CINTA BANGET SAMA KAMU!”

Pandangan Sunoo memudar akan air mata, semenyedihkan itukah dirinya hingga mengabaikan Jaeyun dan membayangkan Heeseung yang melakukan semuanya. Tangisnya perlahan mendatang, dirinya benar-benar merindukan Heeseung. Merindukan bagaimana pria itu akan memeluknya ketika Sunoo menangis tanpa menanyakan alasan dalam tangisnya, merindukan wajaha khawatir Heeseung ketika ia mendapatkan luka, merindukan segalanya dari pria itu.