Freen bangun lebih dulu di banding dengan Becky, pria itu memandangi wanitanya yang tertidur di sebelahnya. Begitu melihat wajah wanitanya Freen tersenyum sumringah, tak sia-sia ia beberapa tahun ini mencintai Becky secara diam-diam.
Akhirnya sekarang ia memiliki Becky sepenuhnya, dan akan selalu menjadi miliknya tak akan biarkan Freen membuat Becky menderita lagi.
Tak cukup lama Becky terbangun sambil memegangi kepalanya yang berdenyut akibat minum terlalu banyak semalam dan juga akibat aktifitas semalam membuat seluruh tubuhnya sakit.
"Sudah bangun?" Tanya Freen dengan moodnya yang cukup baik hari ini.
Begitu Becky sadar di sampingnya ada pria asing yang tidur bersamanya ia langsung panik dan mendadak matanya langsung melotot lalu memeriksa tubuhnya yang kini tak memakai baju hanya memakai selimut yang menutupi tubuhnya dan tubuh pria itu.
"Siapa kau?" Becky langsung bangun dari baringannya.
Freen bangun lalu berdiri dan memakai celananya, Becky mencoba mengalihkan pandanganny dari sisi lain agar ia tak melihat bentuk tubuh Freen, ingatan sisa semalam masih begitu sangat kuat di otaknya.
Saat Freen ingin memakai kemejanya kedua tangan Becky reflek menutupi matanya tapi Becky tetap saja tak ingin melewati keindahan tubuh Freen, ia masih bisa melihat bentuk perut Freen di sela-sela jari tangannya yang sengaja dibuka.
"Kau bahkan tidak bertanya siapa aku saat menggesek kartu dengan murah hati semalam dan mengatakan bahwa kau ingin meniduriku." Freen dengan tenang memakai kemejanya sambil melihat wajah Becky.
Becky sangat malu sekarang ia canggung harus apa. "Keterampilanmu cukup bagus." Becky mengacungkan jempolnya. "Bagaimana kalau kau pergi dulu?" Ia menunjukan dua jarinya dan menggerakannya sebagai bentuk agar Freen mengerti.
"Kenapa? Kau mau mengusirku sekarang Istriku? " Freen sengaja menekan kata 'istriku' itu bentuk untuk mengingatkan Becky pada kejadian semalam.
Mendadak Becky syok tak percaya. "Istri?" Freen mengambil dua buku nikah lalu di letakan depan Becky.
Kemudian Becky memeriksanya dan itu membuatnya tambah terkejut. "Bagaimana bisa aku menikah dengan seorang gigolo?!" Setelah mengatakan itu Becky langsung membukam mulutnya dengan tangannya sendiri. Becky terus meneliti nama dari pria asing ini dan mengernyitkan dahinya. "Neo Freen Rakhsan? Keluarga Neo yang memiliki Group Neo?"
"Apakah di negara ini ada nama awal dan akhir Neo Rakshan yang kedua?"
Becky terdiam. "Kita adalah orang dewasa, hubungan satu malam sangat normal." Becky menutup buku nikahnya. "Anggap saja tidak pernah terjadi?"
"Bagaimana kau bisa menganggapnya tidak terjadi? Kita adalah pasangan suami istri yang sah sekarang." Ucap Freen mulai mengeluarkan suaranya khas dengan sifat dinginnya.
"Bagaimana kalau.... kita bercerai?" Ucap Becky dengan sedikit meragu sembari mengedipkan satu matanya.
Freen yang tak ingin bercerai langsung mendekatkan wajahnya ke arah Becky dan sedikit menunduk lalu tangannya memegangi dagu Becky. "Aku bisa setuju dengan apa saja, tapi jangan pernah berpikir tentang perceraian. Paham?"
"Oke." Becky akhirnya menyerah dan menganggukan kepalanya bentuk untuk mengiyakan perkataan Freen.
Freen kini membelakangi Becky dan memasukan kedua tangannya di saku celana. Dan Becky diam-diam bergerak untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, Freen melihat kekonyolan Becky sekarang membuat dirinya merasa terhibur, senyum dibibirnya merekah. Becky dengan terbirit-birit memakai pakaiannya, mengambil tas dan memakai high heelsnya dengan tergesa-gesa.