CHAPTER 15

2 2 0
                                    

Kenzie dan Carolline tiba di time zone, mereka mulai mengisi kartu time zone mereka dan pergi ke game yang ingin mereka mainkan.

"Bun, bun kita main itu yok" Kenzie mengajak Carolline dan menunjuk game capit boneka.

"Boleh sayang, dapetin buat bunda ya" Carolline memberikan kartu gamenya ke Kenzie.

Kenzie dengan teliti memposisikan capitan itu di boneka yang ia incar, dan

"YEYYYY DAPETT" Kenzie teriak heboh, semua mata memandang Kenzie, Carolline pun hanya tersenyum malu melihat tingkah laku anaknya.

Orang-orang di sana mulai membicarakan Kenzie, bukan membicarakan Kenzie aneh, melainkan

"Eh, itu Kenzie yang masuk tv pas audisi itu kan?"

"Anjir gila ganteng banget woiii"

"Mas bonekanya untuk aku aja mas, ambil aku juga gapapa mas"

Yaa kira-kira begitulah bisikan-bisikan kecil yang masih bisa Kenzie dengar, namun ia acuhkan saja bisikan itu.

"Bunda liat, boneka besar ini untuk bunda" Kenzie memberikan bonekanya kepada Carolline.

"Terus dua boneka dolphinnya mau diapain?" Tanya Carolline, Kenzie mulai memperagakan gaya memikir.

"Ahaa, dolphin warna biru untuk Ken, dolphin warna pink untuk Vio" Kenzie memperlihatkan dolphinnya ke Carolline.

"Kenapa harus Vio? Kan bisa aja kamu kasih ke Paramita? Atau Salsa?" Tanya Carolline memancing anaknya.

"Hmm iya juga yaa, kok malah ke Vio ya, tapi Ken ga mau!! Intinya ini untuk Vio, untuk Salsa sama Paramita nanti Ken beliin boneka doggy dehh" Kata Kenzie dengan kekehnya.

"Kalo kamu suka sama Vio ya tembak lah Ken, kok didiemin aja" Kata Carolline sambil minum.

"Tembak? Nanti mati dong?" Tanya Kenzie dengan polosnya.

Uhukk

Carolline yang mendengar perkataan polos anaknya pun tersedak air yang ia minum. "Bunda? Bunda gapapa kan??" Ucap Kenzie khawatir.

"Gapapa nak, kamu serius ga tau 'tembak' yang bunda maksud?" Carolline menanyakan itu, karena ia sangat terkejut anaknya tidak memahami perkataan remaja sebayanya.

"Ya apa, tembak pake pistol kan maksud bunda?" Tanya Kenzie sekali lagi. "Jadi gini, tembak yang bunda maksud itu ajak dia pacaran 'Vio kamu mau ga jadi pacar aku' gitu" Carolline mulai menjelaskan ke anaknya.

"Ohh kayak Bimo sama Ashley ya bun?" Tanya lagi Kenzie dan Carolline pun mengangguk. "Yaudah deh, nanti coba Ken ajak dia pacaran."

Kupu-kupu yang berada di perut Carolline mulai menggelitik tubuhnya, ia sangat tak sabar menunggu kabar anaknya menembak Olivia.

"Bener nih ya?" Tanya Carolline memastikan dan Kenzie pun mengangguk.

"Kamu mau main apa lagi?" Carolline mulai mengalihkan pembicaraan yang membuatnya salting sendiri.

"Udah deh kayaknya bun, tadi Ken udah main di sebelah sana, di sini juga udah" Kenzie berbicara sambil menunjuk game-game yang ia sudah mainkan.

"Yaudah kalo gitu kita makan malam yok, kita cari restoran di sini" Ajak Carolline dan Kenzie pun mengangguk senang.

Di restoran

Kenzie asik menikmati makanannya, begitu pula dengan Carolline, ia makan sesekali tertawa kecil mengingat kejadian tadi.

"Ken, bunda mau ngomong hal penting sama kamu" Carolline mulai berbicara dengan wajah serius.

"Apa tuh bun?" Tanya Kenzie penasaran. "Nanti, kalo bunda udah ga-"

"Apasih bun, gausah ngomong kayak gitu, Ken ga suka ah" Potong Kenzie sambil memberikan wajah tak sukanya.

"Dengerin bunda dulu, semisalnya nanti kalo bunda udah ga ada, kamu harus menikahi wanita yang kami cintai, jangan menikah karena terpaksa, bunda pengen wanita yang melanjutkan cafe bunda itu wanita yang kamu cintai" Carolline mengatakan itu sambil tersenyum lirih.

"Iya bunda iyaa, nanti kan Ken juga bisa nanya-nanya ke bunda perempuan mana yang cocok untuk Ken, nanti juga bunda datang kok ke pernikahan Ken" Kenzie tertawa sambil membayangkan dirinya menikah dengan seorang wanita yang ia cintai dilihat oleh Carolline.

"Iya kan semisalnya, bunda juga pengen kali liat anak bunda semata wayang ini nikah, dan punya cucu, pengen banget bunda gendong anak kamu nanti, pasti lucu juga kayak kamu" Carolline mencubit kecil pipi anaknya, sedangkan Kenzie tertawa kecil dengan sedikit kesakitan. Setelah makan mereka pun pulang dan beristirahat di kamar masing-masing.

Keesokkan harinya

"Vio" Panggil Kenzie saat melihat Olivia berada di depan pintu kelas. "Apa Ken?" Tanya Olivia bingung dengan tingkah laku Kenzie pagi ini.

"Ini, boneka untuk kamu" Kenzie memberikan boneka dolphin berwarna pink kepada Olivia, sedangkan sang empu hanya terdiam dan menahan diri untuk tidak salting.

"Kenapa untuk gue?" Tanya Olivia bingung. "Gatau, mau aja gitu kasih ke kamu" Jawab Kenzie asal-asalan.

"Di jaga yaa, itu aku kasih nama Livi dan ini dolphin warna hitam aku kasih nama Zivan" Kenzie memperlihatkan boneka dolphin hitam miliknya.

"Livi? Zivan?" Olivia kebingungan dengan nama yang diberikan oleh Kenzie. "Iya Livi dari nama kamu, OLIvia VIoletta, dan Zivan ini juga dari nama aku, KenZIe ElVAN, keren kann" Kenzie menjelaskan dengan senyum Pepsodentnya.

"Ekhem ekhem, dunia seakan milik berdua, mer'ka bercanda dan tertawa, mer'ka buatku rasa iri" Verrel yang melihat kemesraan Kenzie dan Olivia pun kesal, lalu menyanyikan lagu yang sebenarnya bukan itu liriknya.

"Apasih Ver, biarin aja tau, kan kita di sini cuma ngontrak" Kata Paramita melihat ke arah Kenzie dan Olivia, "Kapan ya gue bisa gi-"

"Mita" Panggil seseorang dari luar yang memotong pembicaraannya. "Noh, lo bisa kayak gitu, Arthur!! Nih cewek lo pengen di beliin boneka" Salsa teriak ke arah Arthur lalu mendapatkan tabokkan di tangannya.

"Apasih Mit, kan bener?" Ujar Salsa berpura-pura polos. "Iya bener, bener-bener lo pengen gue bunuh" Kata Paramita lalu pergi ke Arthur.

"Kenapa? Lo mau beli boneka?" Tanya Arthur. "Kaga, gue kaga bilang, itu si Salsanya aja yang bohong" Jawab Paramita dengan malu-malu.

"Bohong itu, bohong, orang dia sendiri yang bilang 'kapan ya gue bi-"

"BACOT LO BIMOLI MINYAK GORENG BAU TANAH!!!" Teriak Paramita sambil melemparkan buah mangga yang berada di pohon, tepat di depan kelasnya yang berada di lantai 2. FYI Paramita dan Arthur sudah resmi pacaran.

"Bjir makasih ye mangganya, tau aje gue mau ngerujak" Bukannya marah, Bimo malah berterima kasih kepada Paramita, dan kemudian ia mendapatkan jari tengah dari Paramita.

"Yaudah kalo mau kita beli" Kata Arthur. "Gausahh, ga perlu kok" Jawab Paramita, "Yaudah kalo gitu, nanti aku anter pulang ya" Ujar Arthur lalu pergi ke kelasnya.

"Ih si anjing bukannya dipaksa malah oke-oke aja" Ucap Paramita kesal. "Ya elo pake acara nolak segala, udah tau mau" Salsa menghentikan aktivitas bermain hpnya.

"Ya kan gue gengsi, seharusnya dia jadi cowok yang pengertian dikit napa, gitu aja ga bisa ngerti perasaan gue" Paramita kekeh dengan pendiriannya kalo dia ga salah melainkan Arthur yang salah.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang