"kapan sih kamu bisa jadi anak yang berguna, kerjaan nya cuman tau main aja"gadis yang baru membuka pintu utama mansion keluarga langsung terdiam disaat melihat wanita paruh baya berdiri di atas tangga sambil menatap dirinya tajam.
"contoh tuh kakak kamu, setiap hari dia belajar,
nilainya gak pernah malu maluin kayak kamu"Brak
" ma, bisa nggak sekali aja gak usah bandingin aku sama kaiver"
"dia sama aku beda maa, kita beda" ucapnya lalu mlongos pergi melewati wanita yang ia sebut seorang mama .
****
Setelah melempar tas kesembarang arah. Ia merebahkan tebuhnya ke atas tempat tidur.
"huh... capek juga ya jadi gue". Nara menatap lurus ke atas dinding dinding langit kamarnya sambil menghembus kan nafas beberapa kali.
Ting
Suara notifikasi ponsel yang ada di saku, menyadarkan Ia dari lamunannya, nara mengambil ponsel yang ada di saku baju sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
Senyum miring tercetak jelas di wajah cantik nya.
Ternyata ada notif dari seseorang."ternyata bener dugaan gue"
****
"kita lihat siapa yang akan menang dalam permainan ini, dan bahkan lo sendiri gak tau akhir dari permainan yang lo buat sendiri"
Bahasa bagusnya adalah siapa yang dipermainkan siapa
Kisah ini hanya karangan seseorang untuk mengalihkan sesuatu yang akan datang di kemudian hariEntah itu kapan
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANAKARA
Teen Fiction"kita di pertemukan dalam kisah yang sama, namun dengan titik akhir yang berbeda"