Bab 29

714 189 73
                                    

Di ruang tamu yang penuh dengan kehangatan dan sedikit keraguan, mereka duduk melingkar. Cahaya lampu menerangi wajah-wajah mereka yang saling berpandangan dengan ekspresi yang beragam, sebagian canggung, sebagian harap-harap cemas. 

Prianka dan Adhisti duduk dengan wajah penuh harap, berusaha membujuk saudara-saudaranya untuk bergabung dalam makan malam spesial. Hari ini adalah ulang tahun Deswita, dan undangan ini datang langsung dari wanita yang melahirkan mereka—sosok yang meski tak satu darah dengan Arunika dan saudara-saudara seayahnya, tetap dianggap ibu oleh Binar, Chalya, dan Ameera.

"Cuma makan bareng kok. Bunda minta kita semua kumpul. Bukan soal kado atau hadiah," ujar Prianka, senyumnya tulus namun ada kegelisahan di dalamnya. Matanya menatap lembut ke arah Arunika yang sejak tadi duduk paling jauh, tampak enggan untuk terlibat dalam percakapan.

"Kalian berdua aja, nggak apa-apa. Aku nggak bisa," ujar Arunika akhirnya. 

Walaupun Arunika sudah mulai berdamai dengan keadaan dan saudara-saudaranya, ada garis yang masih jelas tergambar dalam hatinya. Bagi Arunika, bertemu dengan ibu Prianka adalah permintaan yang terlalu berat, bahkan jika itu hanya sekedar makan malam.

Aluna, yang duduk di samping Arunika, ikut mengangguk setuju. "Kita juga belum beli kado, nggak mungkin datang tanpa bawa apa-apa 'kan?" kilahnya, meski ada nada canggung di dalam suaranya. Ia tahu, bukan kado yang menjadi alasan mereka menolak.

Prianka tersenyum lembut, mencoba tetap sabar. "Bunda nggak butuh kado, sungguh. Bunda cuma mau kita semua kumpul, makan malam bareng."

"Beneran nggak apa-apa, Kak? Kadonya nyusul boleh ya?" tanya Binar, masih dengan sedikit keraguan di matanya. Ia ingin memastikan, karena bagi mereka, hubungan dengan ibu Prianka bukanlah hal yang sederhana.

"Iya, nggak apa-apa. Bunda itu cuma mau kita semua bisa kumpul." Senyum Prianka semakin lebar, berharap bisa mencairkan suasana yang tegang di antara mereka.

"Aku ikut kalau Chalya juga ikut," kata Binar yang membuat Prianka langsung mengalihkan pandangannya ke adik bungsunya.

Chalya, yang sedari tadi hanya diam, sesekali menggerakkan kakinya dengan gelisah. Ia tahu betapa pentingnya ini bagi Prianka, melihat tatapan memohon saudaranya itu membuat hatinya tak tega. "Oke, aku ikut," jawab Chalya pelan.

Prianka tersenyum lega, matanya berbinar senang. "Terima kasih, Chalya! Bunda pasti seneng banget."

Di sisi lain, Ameera yang duduk di dekat Arunika menarik lengan kakaknya, menggoyangkan dengan manja. "Aku juga mau ikut," pintanya dengan suara ceria, tetapi Arunika hanya menatapnya dengan dingin.

"Nggak usah, kamu di rumah aja sama Kakak," balas Arunika dengan nada yang tak bisa ditawar. Namun Ameera, seperti biasa, tak mau menyerah begitu saja.

"Ah, ayolah, Kak! Kita diundang, nggak baik nolak. Cuma makan bareng kok," rengek Ameera, membuat Prianka dan Adhisti segera ikut mendukungnya.

"Iya, Kak. Ini permintaan bunda, cuma makan bareng," tambah Adhisti, mencoba membantu bujukan itu. "Nggak ada yang perlu dikhawatirin. Kakak bisa ketemu bunda juga, kan?"

Mendengar kata-kata itu, wajah Arunika langsung berubah dingin. Ia menatap Adhisti dengan sorot mata tajam yang tiba-tiba muncul. "Buat apa?" ucapnya pelan, namun penuh penekanan. "Kamu harusnya tau diri. Walaupun aku udah coba baik sama kalian, bukan berarti aku bisa terima ibu kalian juga. Kalian ngerti?"

Seisi ruangan seolah terdiam mendengar ucapan itu. Prianka menunduk sejenak, tak menyangka Arunika akan mengatakan hal sekeras itu, meskipun ia mengerti bahwa batas-batas ini memang ada. 

Aluna yang duduk di samping Arunika segera menyentuh lengannya dengan lembut. "Kak, jangan gitu..."

Arunika menarik napas panjang, menoleh kembali ke Ameera yang masih memandanginya dengan tatapan memelas. "Yuk, ikut?" tanya Ameera sekali lagi, kali ini suaranya lebih pelan, seolah takut membuat Arunika lebih marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIME [BABYMONSTER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang