Tepat cahaya matahari telah berada di ufuk timur, pembelajaran dalam kelas XI IPA 1 tersebut pun dimulai.
Setelah melewati beberapa hari tanpa pelajaran—karena sibuk mengurusi festival bazar, kini, Zivanka beserta tiga sahabatnya tengah mengamati dengan seksama apa yang sedang guru fisika—tepatnya, Pak Newton sampaikan.
Menariknya, pelajaran kali ini, yang biasanya meja mereka berbentuk memanjang ke belakang. Kali ini, justru membentuk sebuah lingkaran, yang di dalamnya harus berisikan lima orang.
Sebelum mereka benar-benar fokus mendengarkan apa yang dijelaskan Pak Newton sebelumnya. Zivanka bersama tiga sahabatnya bingung memilih siapa teman kelompok mereka yang kelima.
Tiba-tiba saja, Pak Newton menyuruh Kayshaka—yang memang sekelas dengan mereka dari awal kelas 11 tetapi, tak ada interaksi sedikitpun di antara mereka, untuk bergabung dengan kelompok Zivanka.
Zivanka awalnya menatap penuh kemusuhan ketika melihat Kayshaka dengan santainya duduk yang telah tersedia tanpa susah payah memindahkannya sedari tadi. Namun, seiring berjalannya pembelajaran, ia tak menghiraukan kehadiran Kayshaka yang duduk di hadapannya tersebut.
Kayshaka yang kebetulan duduk di hadapan Zivanka, ia sempat melirik gadis itu sekilas lalu, kembali fokus menatap Pak Newton.
Pembelajaran yang dibawakan oleh Pak Newton kali ini ialah membahas soal teori penggabungan antara Metafisika dengan Multirealitas–vers.
Dengan semangat membara, Hakim mendengarkannya begitu seksama tanpa terlewat seinci pun apa yang sedang dijelaskan oleh pak Newton tersebut.
"Baiklah anak-anak, seperti apa yang sudah saya jelaskan sekilas tadi mengenai teori Metafisika dan Multirealitas–vers. Adakah yang bisa menjelaskan, mengapa dalam pembelajaran kali ini saya menggabungkan kedua elemen tersebut?" Pertanyaan yang dilontarkan Pak Newton—guru fisika yang terkenal dengan prakteknya dibandingkan teori seperti ini, memicu Hakim dengan semangat membaranya mengacungkan tangannya tinggi.
Pak Newton tersenyum tipis lalu, berujar, "Silahkan, Kim. Bisa jelaskan apa alasan saya menggabungkan kedua elemen tersebut menurut kamu? Agar teman-teman kamu yang lain tidak terlihat kebingungan seperti itu."
Dengan penuh percaya diri, Hakim berdiri di tempatnya lalu, menjawab, "Baik Pak. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih karena sudah memberikan kesempatan untuk saya menjawab. Langsung saja ke intinya, mengapa Pak Newton menggabungkan kedua elemen tersebut yang jelas berbeda. Namun, tetap memiliki satu jalur yang sama. Sebab, dari pengamatan saya selama pak Newton menjelaskan, saya bisa merasakan bahwa teori Multirealitas–vers ini ada karena adanya teori Metafisika."
Hakim menjeda kalimatnya, menarik nafasnya dalam-dalam lalu, kembali menjawab, "Karena, pokok pembahasan yang akan disampaikan Pak Newton kali ini yaitu mengenai teori Multirealitas–vers yang di mana bersinggungan langsung dengan teori Metafisika. Bisa dibilang, teori Metafisika ini adalah akar dari adanya teori Multirealitas–vers. Jadi, oleh sebab itu, pak Newton menjelaskan dua elemen tersebut sekaligus pada materi kali ini. Selain itu, teori Metafisika di sini juga menjelaskan bahwa adanya ilmu realitas, eksistensi dan sifat alam semesta yang berdasarkan pada konsep-konsep berlawanan dari intuisi manusia. Di mana, secara tidak langsung, dalam pemaparan teori Metafisika terdapat penjelasan secara singkat dan jelas mengenai teori Multirealitas–vers. Sekian jawaban dari saya, terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasy- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...