Wonwoo sedikit merenggangkan tubuhnya, ia juga perlahan membuka kedua matanya dan mengucek kedua matanya itu. Melihat sekeliling dan dirinya begitu terkejut, langsung bangkit duduk saat sadar bahwa ia tidak berada di kamarnya sendiri. Ia tidak berada di rumahnya.
Ia segera menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, pakaiannya sudah bukan pakaian yang semalam ia gunakan, melainkan sebuah kaos hitam dengan celana pendek. Wonwoo bergegas keluar dari kamar tersebut, mendapati Mingyu yang berada di dapur sedang memegang secangkir kopi di tangan kirinya dan iPad di tangan kanannya.
"Dokter Kim, kau mengganti pakaianku?" tanya Wonwoo dengan wajah paniknya dan Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. "Kenapa kau membawaku ke sini? seharusnya ke rumahku dan bangunkan aku." protes Wonwoo.
Kedua mata almond Mingyu mengerjap karena Wonwoo terlihat begitu kesal. Semalam, setelah turun dari bukit Namsan Tower sekitar pukul sepuluh malam karena menunggu Wonwoo menenangkan diri setelah menangis, keduanya memutuskan untuk pulang.
Namun di perjalanan, Wonwoo terlelap, dirinya begitu terlihat kelelahan, atas tangisannya dan juga yang bekerja sehari penuh dari pagi. Mingyu memutuskan untuk membawanya ke apartemennya karena jaraknya lebih dekat daripada ke rumah Wonwoo. Ia juga tidak tega membangunkan Wonwoo.
"Kau begitu.. terlelap, bahkan semalam saat aku menggendongmu, kau tidak terbangun." balas Mingyu kemudian.
Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Maaf merepotkanmu, aku akan pulang." ucap Wonwoo, ia kemudian menatap sekeliling. "Di mana pakaianku?" tanyanya.
Pria Kim itu memperhatikan gerak gerik Wonwoo yang entah kenapa terlihat begitu panik, seperti tidak ingin berlama-lama di apartemennya dan seperti mencoba menghindar karena takut sesuatu terjadi. "Wonwoo, tenang saja, aku hanya mengganti pakaianmu semalam." ucapnya kemudian.
Wonwoo menoleh ke arah Mingyu, menatap pria Kim itu yang tersenyum tipis dan membuatnya menghela napasnya lega. "Maafkan aku.. hanya, tidak biasa menginap ditempat orang lain.." gumamnya.
Namun Mingyu masih jelas mendengarnya, ia meletakkan cangkir kopi dan iPad di tangannya ke atas meja dapur. "Mandilah, kau bisa memakai bajuku di lemari, bajumu aku cuci." ucapnya kemudian.
Pemuda Jeon itu mengerjap kecil, lalu perlahan dirinya mengangguk untuk menanggapi dan memasuki kamar tadi untuk membersihkan diri di kamar mandi di kamar tersebut.
Sedangkan Mingyu, ia meneruskan untuk menikmati kopi paginya sembari membaca beberapa artikel baru mengenai kedokteran, yang sempat membuat Mingyu tertarik untuk mengambil spesialis bedah saraf tetapi ia urungkan.
▫️◾◾▫️
"Terima kasih banyak dokter Kim, akan aku kembalikan pakaianmu setelah aku bersihkan." Wonwoo berucap setelah mobil tersebut berhenti di depan toserba tempat dirinya bekerja. Ia melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil tersebut.
Mingyu memperhatikan Wonwoo, dirinya hanya terdiam hingga Wonwoo keluar mobil dan masuk ke toserba tersebut. Ia tak langsung pergi dari sana, melainkan masih terdiam di posisinya dan memikirkan kejadian semalam.
Setelah Wonwoo menangis seperti itu, mereka pulang dan Wonwoo tertidur, Wonwoo seperti orang yang mati, ia beberapa kali membangunkan pemuda itu tetapi Wonwoo sama sekali tidak terbangun.
Bahkan saat menggendong Wonwoo di punggungnya untuk menuju lantai apartemennya, pemuda itu tak terbangun dan terlelap begitu saja. Baru kali ini dirinya menemui seseorang yang jika sudah tertidur, seperti orang yang tidak bernyawa.
Mingyu menghela napasnya pelan lalu melaju pergi dari sana untuk menuju ke klinik, dirinya menghabiskan waktu seperempat jam hingga sampai dan ia melihat sebuah mobil terparkir di depan kliniknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
revenge
FanfictionMINWON • ONGOING - inspired by : The Glory (Korean Drama) terkadang, kehidupan itu tidak adil sama sekali. tetapi, dengan kehadiran orang itu, apakah hidupnya akan terasa adil? start : october 2024 finish : BL 1821 || Kim Mingyu • Jeon Wonwoo ©Viol...