Cuti

132 10 0
                                    

Sinar mentari mulai datang menyambar celah jendela kamar hotel yang mereka singgahi. Kinn mulai terbangun ketika cahaya berhasil mengenai matanya.

Ia menggesekkan matanya berulang kali dengan tangannya. Ia meraba tempat disekitarnya. Matanya melotot. Dengan mata yang masih mengantuk, ia duduk dan melihat sekitar.

Ia tak dapat menemukan Porsche, lagi. Ia terkejut, dengan tubuh telanjang dada ia berdiri dan berjalan menghampiri meja. Ia menemukan secarik kertas.

Untuk anda,
Tuan Kinn Theerapanyakul

Saya sangat berterima kasih atas waktu tiga bulannya ini. Saya sungguh senang dapat bekerja dalam naungan anda. Saya sangat menikmati semua waktu yang saya miliki dengan anda, dan teman-teman yang lain. Saya juga mendapatkan banyak pembelajaran baru. Akhirnya, saya yang hanya lulusan sekolah menengah akhir dapat menemukan cara agar dapat menyambung hidup saya dan adik saya.

Sebelumnya saya juga berterima kasih kepada anda telat memberikan saya kesempatan untuk cuti selama dua bulan. Anda dapat mengirim uangnya ke rekening saya xxxxxxx. Ini bukan rekening saya, ini rekening pribadi milik adik saya. Saya ingin dia belajar mengelola uang lebih baik lagi.

Saya tolong sesekali suruh teman saya yang bernama Jom dan Tem untuk menghampiri adik saya. Dia sendiri dirumah. Tapi tolong, jangan sesekali anda berani menyakti adik saya dengan tangan kotor anda dan para pengawal anda.

Jika anda melakukannya, saya yakin, saya tak akan tinggal diam. Saya memang hanya orang lemah biasa, tapi jika anda menyakiti adik saya, saya tak segan-segan membuat perhitungan dengan anda.

Dariku,
Porsche P, K.

"Huh? Mengapa saya harus mengirimkan uang ke-rekening adikmu? Bukankah kalian akan tinggal bersama?"

"Tinggal sendiri? Anda mau kemana?"

"Astaga, apa ini maksudnya?"

Pikiran Kinn berkecamuk dengan secarik surat yang ditulis dengan tulisan yang kurang rapi. Ia yakin, Porsche menulisnya dengan tergesa-gesa.

Satu minggu

Baru seminggu lamanya Kinn tak bersama dengan Porsche. Ia tampak kembali murung seperti dahulu, bahkan, ia lebih murung daripada sebelum ia bertemu dengan Porsche.

"Ada hal apa yang sedang menganggu pikiranmu, Kinn?," tanya Korn, ayahnya.

Sontak seluruh mata tertuju pada Kinn. Dentingan dari pisau dan garpu yang menghantam piring seketika terdiam. Seperti ikut menunggu jawaban.

"Kinn?...," lanjut Korn yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari anak tengahnya itu.

"H-hah? Ada apa?," jawab Kinn tersadar dari lamunannya.

"Aku tak ada beban pikiran apapun, ayah. Mungkin perasaanmu saja," lanjutnya.

"Tidak, Kinn. Aku ayahmu, aku tahu dirimu. Aku tahu pasti ada yang tidak baik-baik saja dari dirimu. Hal apakah itu? Apakah karena saham kasino yang berada di Las Vegas?," jawab Korn.

Kinn seketika terdiam, astaga, diriku bahkan tak berfikiran sampai sana tentang saham yang minus itu. Ah, pikiranku dikacaukan oleh pria itu! Sial...aku harus bagaimana?...

MILEAPO || MY BAD BODYGUARD 18+ [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang