1.

704 63 15
                                    

"Apa lagi lah ini kelakuan si monyet." Gerutu seorang pemuda berdarah Medan, Dyrenn, nama aslinya adalah Rendy Syahputra.

Dyrenn menggelengkan kepalanya heran karena melihat tingkah laku dari kaptennya yaitu Skylar, dimana sang kapten berkeliling GH dengan memakai topi yang arahnya terbalik menutupi kepala botaknya itu. Ia juga memalak setiap orang yang di temuinya, bahkan mbak yang mengurus GH pun menjadi korban kejahilan Skylar.

"Apa? Mo minta duit sama aku juga ya kau??" Sentak Dyrenn, kali ini ia menjadi target selanjutnya dari si user Claude itu.

"Parkir parkir, dua ribu dua ribu. Dua ribu atau nyawa?" Tanya Skylar sambil menadahkan tangannya.

Sedangkan Dyrenn, ia tak bisa menahan tawanya. Ia mengecek kantongnya dan menemukan dua lembar uang sepuluh ribuan dan langsung meletakkan di telapak tangan Skylar.

"Nih dua puluh ribu, banyak tu lebihannya. Buat parkir setahun ya HHAHAHAHA." Tawa Dyrenn menguar ke seluruh penjuru GH dan mengundang tawa lain dari teman temannya.

"Kurang ni, tambah lagi lah seratus. Kau parkirnya truk itu, ga cukup dua puluh ribu doang." Balas Skylar, alisnya menukik tajam seolah olah menunjukkan ekspresi wajah serius.

"Ada main kau ya, mana ada aku punya truk. Ngawur!" Jawab Dyrenn lalu menoyor kepala belakang Skylar hingga empunya kesal.

"Eeeee ga sopan dorong dorong kepala orang." Ucap Skylar mengusap bekas toyoran yang di berikan oleh Dyrenn.

"Emangnya lu orang?" Celetuk Hazle, si bungsu yang baru saja pulang sekolah. Melihat kedatangan Hazle, Skylar tersenyum licik. Targetnya datang lagi.

"Berani lu sama gua? Duit duit duit!" Skylar sedikit menarik asal kerah seragam sekolah Hazle. Si bungsu berteriak kencang meminta pertolongan karena kali ini Skylar malah menggelitiki pinggangnya.

"WOI HAHAHAHAHAHA UDAH BANG LER! TOLONG GUAAA!!" Teriak Hazle sambil tertawa, Dyrenn yang berada di sampingnya bukannya membantu, malah ikut melancarkan aksi jahil Skylar itu.

Setelah puas menggelitiki Hazle, Skylar dan Dyrenn kemudian membiarkan Hazle berlari pergi ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

"Kenapa tuh teriak teriak?" Tanya Rinz yang baru muncul entah dari arah mana.

"Anjing! Kaget gua." Ucap Dyrenn karena ia tak menyadari kehadiran Rinz, sedangkan sang midlaner hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Biasa, kelakuan si botak tuh." Balas coach NMM, atau yang biasa dipanggil Koh Kep.

"Botak terkuat di bumi jangan dilawan guys," sahut Dyrenn sambil tertawa mengejek. Ia kemudian beralih ke arah dapur untuk mengambil minum dan berpapasan dengan Sutsujin, si jungler dingin tetapi tidak kejam.

"Suram amat tu muka koh, senyum dikit napa." Tegur Dyrenn namun tak di respon oleh Sutsujin, pemuda berkacamata itu terlalu malas menanggapi ocehan Dyrenn yang tak ada habisnya.

"Koh! Teganya kamu koh ninggalin aku, sakit hatiku koh.." Ucap Dyrenn dramatis membuat Sutsujin mendelik malas.

"Berisik ren," sahut Sutsujin sambil membetulkan letak kacamatanya, kini pemuda itu duduk di sofa sambil memperhatikan keributan yang lagi lagi terjadi antara Skylar dan Rinz.

Sutsujin hanya mampu menghela nafas pasrah, ia setiap hari harus di hadapkan dengan tingkah laku tak karuan dari teman teman tim barunya itu. Tetapi meski demikian, Sutsujin bersyukur, ia menemukan tim yang bisa menerima dan membimbing dirinya dengan baik.

°°

Tiga hari sebelum keberangkatan para player Hoshi ke Bandung, persiapan demi persiapan sudah dilakukan, pastinya hal tersebut menciptakan kehebohan yang mampu membuat kepala berdenyut pusing.

"Sumpah, kita di Bandung cuman semingguan, ini kenapa koper kalian pada banyak banget begini? Lu pikir kita mau sebulan di sana? Beresin lagi yang bener, gamuat ntar bis nya." Omel Xoxo sambil berkacak pinggang.

Bagaimana tidak mengomel, Xoxo melihat jika anak anak asuhnya itu mempersiapkan banyak koper yang isinya Xoxo yakini bukanlah barang barang penting yang semestinya harus di bawa.

"Ini juga, ngapain bawa boneka monyet dua biji begini? Udah kaya anak cewe aja bawa bawa boneka begituan, tinggal aja." Titah Xoxo melihat dua boneka berbentuk monyet milik Skylar yang ia namai Dexter.

"Gabisa tidur nanti aku om xo kalo gaada dexter, plis boleh ya di bawa?" Bujuk Skylar dengan wajah memelas.

"Udah gede kau, malu maluin aja." Balas Idok yang tengah sibuk memasukkan bajunya ke dalam tas.

"Gaada gaada, tinggal aja tu monyet." Tolak Xoxo, kemudian sang manager berkeliling kamar untuk melihat player lain yang juga sedang bersiap.

"Santai banget rin, yakin itu gaada yang ketinggalan?" Kini Rinz yang menjadi sasaran teguran dari Xoxo. Sedangkan yang di tegur hanya cengar cengir tak jelas sambil mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Udah om xo, yakin seribu persen." Jawab si pemuda Aceh itu.

"Awas kau ya kalo ada yang ketinggalan jangan ngerengek." Ancam Xoxo lalu berjalan mendekati Sutsujin, si jungler pendiam.

Xoxo pikir, Sutsujin lah yang paling waras ketika menyiapkan barang barangnya, ternyata Xoxo salah, manager yang kini berkepala botak itu memijit pelipisnya pening.

"Koh? Serius bawa empat koper? Lu mau pindah gh apa gimana Allahuakbar.." Mendengar itu, Sutsujin pun tersenyum menampilkan gingsulnya.

"Hehehehe takut ada yang ketinggalan." Jawab Sutsujin sambil tertawa canggung.

"Oi dengerin ya, cape banget ni aku keliling keliling liat kalian packing pada ga bener semua, maksimal bawa tas atau koper dua aja, bawa yang penting penting aja, baju celana, daleman, alat mandi, skincare, sama sepatu, gausah banyak banyak. Kalo mau bawa hairdryer, satu orang aja yang bawa ntar pinjem pinjeman. Udah ya, nanti ku cek lagi, awas kalian kalo masih bawa bawa barang ngga penting lagi." Final Xoxo lalu ia keluar dari kamar para player.

"Siap om xo!" Seru Dyrenn yang memang sedari tadi sudah selesai menyiapkan barangnya, ia juga tak begitu heboh seperti teman temannya karena pemuda Medan itu sudah membuat list apa saja yang harus ia bawa dari jauh jauh hari.

Yaaa begitulah keseharian player RRQ Hoshi sebelum berangkat ke Bandung dan memulai perjuangan mereka di babak playoffs.

random story. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang