HELLO WELCOME TO MY FIRST STORY🥰🫵🏻 I HOPE YOU DON'T GET BORED READING MY STORY🫶🏻
maaf kalau tulisannya masih acak dan gak sesuai karena aku masih penulis amatir
*******
Seorang perempuan cantik dengan pita merah muda di kepalanya itu termenung, matanya menatap sendu selembar foto polaroid ditangannya. "Alana? ada Dhika di depan." Terdengar suara perempuan yang tak lagi muda memanggilnya dari luar. Perempuan yang dipanggil 'Alana' tadi meletakkan foto yang berada ditangannya pada nakas samping tempat tidur miliknya, kemudian ia beranjak berjalan keluar menemui orang yang tadi memanggilnya.
"Dhika, ada apa?," Alana menatap Dhika-teman satu kelasnya dengan tanya. "Ah itu, aku disuruh temen-temen yang lain buat jemput kamu, Amira masuk rumah sakit kemarin. Jadi satu kelas sepakat hari ini mau jenguk dia."
Alana tentu sangat kaget mendengar kabar tersebut. "Yaudah aku siap-siap dulu ya." Alana dengan cepat berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sekarang saja jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, perjalanan dari desa tempatnya tinggal menuju rumah sakit memakan waktu selama empat jam karena rumah sakit terdekat hanya ada di kota besar. Kalau Alana tidak cepat bersiap-siap, bisa saja mereka akan pulang malam karena perjalanan yang jauh.
Selang beberapa menit, Alana keluar dengan sweater blue sky dengan perpaduan putih di bagian kerahnya, juga celana jeans berwarna putih, di sebelah kiri tangannya terlihat sebuah tas selempang berwarna hitam. "Bentar ya, aku izin ke nenek dulu," Dhika mengangguk, "Aku tunggu di luar ya, temen-temen yang lain udah pada datang."
*******
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu, akhirnya Alana beserta teman-temannya sudah sampai di rumah sakit tempat Amira dirawat. Dengan gerak cepat mereka berjalan mendatangi ruangan yang ditempati Amira yang memang sudah diberitahukan. Akhirnya setelah sekitar 2 tahun, Alana kembali menginjakkan kakinya pada kota Jakarta, kota tempat ia lahir.
"Makasih udah mau jenguk aku ya, semua." Amira tersenyum, wajahnya pucat ditambah tubuh yang kurus membuat teman-temannya semakin sedih, tapi mereka juga makin dibuat penasaran dengan penyakit apa yang diidap Amira.
"Eh, Mira kalau boleh tau kamu sakit apa?" Halisa-teman dekat Alana memberanikan diri bertanya. Wajah Amira yang tadinya tersenyum berubah murung. "Aku kena penyakit gagal ginjal." Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut sontak kaget, terkecuali Amira dan kedua orang tuanya "Setiap bulan sekali aku harus cuci darah, tapi beberapa bulan ini aku gak mau lagi cuci darah karena udah cape. Berakhir aku masuk rumah sakit" Lanjutnya.
Halisa yang tadi bertanya dengan cepat langsung mengalihkan pembicaraan. "Eh udah jam berapa nih, kita makan dulu yuk, pasti udah pada laper" Semuanya serempak mengangguk. "Ayo kita beli nasi goreng sama teh es aja di kantin." Alana menggandeng Halisa untuk keluar.
Sekitar 10 menit orang-orang yang ada di dalam ruangan Amira menunggu kedatangan Halisa dan Alana. Terdengar bunyi pintu bergeser membuat mereka mengalihkan pandangan kearah pintu ruang inap Amira. Terlihat pasangan yang sudah berumur beserta satu anak perempuan berusia sekitar 14 tahun dan satu anak laki-laki berusia 19 tahun masuk ke dalam dan menghampiri Amira. Teman-teman Alana meyakini bahwa mereka adalah keluarga dari Amira.
Tak lama kemudian terdengar lagi suara decitan pintu yang membuat keluarga tadi mengalihkan pandangannya, Alana dan Halisa yang berjalan masuk ke dalam. Anak laki-laki dari keluarga tersebut menatap lekat Alana, sama halnya dengan Alana yang juga menatap anak laki-laki itu, mereka berdua beradu pandang sekitar dua menit.
"Alana? kamu Alana, kan?" Laki-laki itu dengan sigap berjalan menghampiri Alana yang mematung di depan pintu. "Sayang, aku kangen" Laki-laki itu mendekap Alana dengan erat, sehingga pertahanan yang selama ini Alana bangun seketika hancur. Alana terisak dalam dekapan hangat orang yang sangat ia rindukan selama ini. Dekapan kekasihnya yang sudah lama 'tak ia temui.
"Aku juga kangen, kak"
*******
OKAYY SEGITU DULUU GAISS SEE U NEXT PART😋😋
YOU ARE READING
3726 MDPL
Teen FictionKalau bagi orang-orang, dekat dengan ketua OSIS itu suatu keberuntungan, karena bisa dapat info tentang sekolah darinya. Tapi bagi Alana dekat dengan ketua OSIS adalah suatu kesialan, sebab ia sering sekali dimarahi dan barang-barang yang ia bawa se...