11~plese bertahan...

891 79 8
                                    

semua yg berada di ruang tengah terdiam. krow dan echi tak sengaja meninju kepala caine. mereka benar benar merasa bersalah tapi takut untuk sekedar bicara.

awalnya mereka berlari larian mengelilingi ruang tengah, dan sampai di depan tangga, akhirnya mereka berhenti dan pukul² di sana. saat caine ingin turun keruang tengah, ia melihat krow dan echi yg tengah adu mulut tepat dibawah tangga.

caine pun bergegas melerai mereka dngn berdiri di tengah tengah mereka dan mereka ternyata sudah melayangkan pukulan tepat saat caine sampai. alhasil ya tau lah siapa yg kena?

bugh...

pukulan itu cukup kuat yg membuat org org di ruang tengah terdiam melihat caine yg sedang memejamkan mata. apalagi krow dan echi, mereka benar benar ingin menangis sekarang krna sudah sangat merasa bersalah.

penglihatan caine setelah dipukul gelap seketika, tapi ia masih sadarkan diri. ia akan pingsan bila tangannya tidak spontan(uhuy) memegang tembok di dekatnya. caine memejamkan mata menahan sakit seperti dipukul oleh balok yg cukup kuat.

'ga, aku ga boleh lemah didepan mereka...ugh caine come on jangan buat mereka khawatir'

echi sudah meneteskan air matanya saat melihat caine membuka mata menatap mereka. caine melihat buliran air mata echi dgn wajahnya dan krow  yg memancarkan ketakutan besar, ia tersenyum lembut kearah mereka.

"kalian ada yang luka?"ucap caine sedikit bergetar namun tetap terdengar lembut membuat echi memeluk caine dan menangis di pelukannya.

"m-mami....hiks"

"ayo duduk di sofa"caine membawa echi ke sofa dan ia berpegangan tangan pada krow yg masih bergeming takut.

ia lalu pergi mengambil kotak p3k dan kain yg diisi es batu di dapur. mereka berdua menunduk, krow tak berani menatap caine, dan echi masih sesunggukan.

" yang mana sakit krow?"caine menyamakan ratakan tingginya dngn krow.

krow menunjuk wajahnya yg terdapat lebam, dan ujung mulutnya yg mengeluarkan darah. ia menatap mata teduh caine membuatnya sedikit lega.

"kalau sakit aku minta maaf ya" caine pun mengobati lebam dan luka yg ada diwajah krow dngn hati². Dan pasti dgn tangan yg bergetar.

ia lagi lagi berhadapan dengan darah yg tentu saja membuat traumanya kembali menyerang.

"mih..." krow melihat darah mengalir di pelipis caine, ia tampak sangat khawatir sekarang, apa lagi echi.

"luka kecil aja, ga usah khwatir."ucap caine menenangkan setelah itu mengobati echi.

ia selesai mengobati kedua org trsebut dan pergi menaruh p3k dan es batu di dapur. caine benar benar sudah tidak kuat lagi, kaki dan tangannya bergetar, nafasnya memburu. cukup banyak darah yg ia suda lihat tadi, apa lagi darah yg dari pelipisnya.

tapi caine memaksakan diri kembali keruang tengah dan duduk diantara echi dan krow untuk menyelesaikan masalah.

ia memegang tangan krow dan echi dngn tngnnya yg bergemetaran.

"kenapa kalian bertengkar, hm?"

"echi mih, mobil gua di pake ga izin, di rusakin lagi! mami tau kan? kalau krow suka sama kendaraan" krow duluan berbicara menatap echi serius lalu balik menatap maminya.

"mana ada lu yeuuu, emang rusak anjer pas gua pake!" solot echi meminta pembelaan.

"echi lain kali pake mobil org izin ya, hati hati juga" caine mengelus kepala echi lembut

𓆩𝑴𝒂𝒍𝒂𝒊𝒌𝒂𝒕 𝑻𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒚𝒂𝒑𓆪   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang