four

65 16 6
                                    

"nanti kerja kelompok nya di rumah siapa?" Jazel bertanya sembari merapikan buku buku nya usai belajar.

"Rumah Rico aja gimana?" Rico langsung menatap Sean tajam, sementara yang di tatap hanya tertawa tanpa dosa.

"Rumah gw berantak-"

"Setuju!" Jose menyela, sementara jazel hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan ketiganya.

"Jazell!" Yang dipanggil tidak menghiraukan, sibuk dengan ponsel nya.

Pemuda manis itu berjalan melewati gerbang, duduk di bangku depan pagar.

"Zel, ikut gw aja yuk." Jose memberhentikan motor nya di depan jazel, dua teman di belakang nya juga ikut berhenti.

"Ia zel, dari pada nungguin kak Levin, lama." Timpal Sean.

Jazel menggeleng Dengan mata sayu, ia memilih untuk tetap menunggu kakak nya saja, tidak ingin merepotkan teman teman nya.

"Duluan aja, bentar lagi kak Levin pasti sampai." Jose Sean dan Rico saling tatap, tidak yakin meninggalkan jazel sendirian, pasalnya anak itu terlihat seperti sedang sakit.

Cukup lama mereka berdiam diri sampai suaran klakson mobil menyadarkan ketiganya.

Pemilik nya keluar lalu mendekati jazel, meminta anak itu untuk ikut dengan nya.

"Ayo kita pulang." Jazel mengangguk lalu memandang ketiganya sembari tersenyum seadanya, melambaikan tangan dan masuk ke mobil.

Levin menutup pintu nya lalu beralih menuju bangkunya sendiri, berpamitan dengan tiga pemuda yang masih menatap jazel khawatir.

"Duluan ya, hati hati kalian." Levin melajukan mobilnya melewati teman teman adiknya, merasa tenang akhirnya mereka mulai melajukan motornya masing masing.

"Yo, jam 5 nanti gw Sherlock." Rico melajukan motornya meninggalkan Sean dan Jose yang mulai berjalan perlahan.

"Tinggal kita berdua, balapan kuy." -Sean

"Yang kalah traktir!" Jose berlalu meninggalkan Sean yang mengumpat karena ia main curang Dengan melajukan motornya tanpa aba aba.

"WOY BANGSAT ULANG!!"

🩸🩸🩸

"yakin mau berangkat?" Jazel mengangguk sembari memasukan barang barang yang di perlukan ke dalam tas selempang Miliknya.

"Tenang aja kak, cuma luka dikit, nggak parah juga." Levin masih betah bersandar di bahu sempit milik jazel, sampai yang lebih muda menyikut roti sobek milik Levin guna menjauhkan tubuh berat itu dari tubuh mungil nya.

"Udah ah, jazel mau berangkat." Jazel hendak pergi tapi tangan kekar pria itu masih membelenggu pinggang ramping nya, tidak ingin melepaskan nya begitu saja.

"Maaf nggak bisa anter kamu, kakak bener bener sibuk belakangan ini, kakak harus ngurus kantor papa kamu, belum lagi ngurus kantor kakak sendiri." Jazel mengangguk paham, ia tau Levin sangat sibuk, karena mengurus 2 perusahaan sekaligus, miliknya sendiri dan milik ayah jazel, karena ayahnya harus menjaga sang istri selama di rumah sakit.

"It's okay kak, yaudah, kakak mau berangkat kan? Sana, nanti telat loh, sekarang Udah jam 04 : 30." Levin mengangguk lemas, mencium kedua pipi jazel lalu pergi membawa tas kerjanya.

"Kakak pergi ya, kamu hati hati naik motor nya, jangan ngebut." Peringat Levin, takut jazel kenapa Napa.

"Iyaaa kakkk." Levin kembali mendekati jazel lalu mendusel manja pada yang muda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Hospital Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang