𝑾𝑨𝑹𝑵𝑰𝑵𝑮 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟐 𝑨𝒍𝒑𝒉𝒐𝒏𝒔𝒆 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔 + 𝑲𝒚𝒍𝒆𝒓 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI MENGADUNG ADEGAN DEWASA ⚠️
Lucian Zyndor Alphonse - Malaikat pencabut nyawa. Pewaris dari keluarga pembunuh bayaran. Satu kali perintahnya membuat serib...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belum sepenuhnya pulih. Lucian sudah di paksa untuk melakukan pelatihan bersama Killian. Lucian yakin jika ini terjadi karena pria itu melihat putrinya yang duduk di atas pangkuannya. Killian selama ini selalu berusaha untuk menjauhkannya dari Rucy. Pria itu benci melihat putrinya bermesraan dengan pria lain. Siapapun tak bisa mencegahnya. Lucian tak bisa tenang, Latihan fisik seperti apa Lucian belum mengetahuinya. Tapi yang pasti akan menggerogoti nyawanya.
Tapi Lucian tidak begitu khawatir. Ada Rucy yang bersamanya. Saat ini dia dan wanitanya itu sedang menunggu di ruang latihan yang biasa Rucy pakai untuk latihan.
"Kau tidak akan mengompol bukan tuan Lucian?" Rucy mengejek Lucian seperti Killian.
Lucian menarik pinggang Rucy dengan satu tangannya. "Sshh ... Jangan mengejek ku seperti ayah mu! Atau aku akan--"
"Akan apa hm?" Rucy mengalungkan kedua lengannya di leher Lucian. Berani menantangnya.
Lucian melirik ke arah pintu. Dia takut tiba-tiba Killian masuk dan melihat posisi mereka saat ini. Kehadirannya itu seperti hantu. Langkahnya seperti kaki yang berjalan di atas awan. "Aku akan mengacaukan mu! Lihat saja nanti!"
Rucy berjinjit. Menyambar bibir Lucian dengan rakus. Lucian membalas ciuman Rucy tak kalah rakusnya. Saling berbagi rasa satu sama lain. Sambil menikmati ciuman panas mereka. Tangan Rucy merambat turun ke bawah. Mengelus kejantanan Lucian yang sudah mengeras di balik celananya itu.
Tak ingin ketahuan. Lucian menjauhkan kepala Rucy dari bibirnya. Menghentikan tangan Rucy sebelum dirinya hilang akal. Jika Killian melihatnya. Kejantanannya akan di potong.
"I miss him so much."Rucy sangat merindukanya. Seperti apa rasanya. Rucy masih ingat betul dan dia ingin melakukannya lagi.
"Not here and not now, my lady." Lucian juga merindukan lubang Rucy yang begitu dia cintai.
"So when? Until when do I have to ask this hole to be patient again, honey?"
Lucian tak bisa menjawabnya. Itu tak bisa di pastikan olehnya sendiri. Di tempat ini dia tidak bisa berbuat sesuka hatinya. "Beritahu aku dimana letak kamar mu. Aku akan datang malam ini."
Rucy tersenyum mendengarnya. "Di sayap barat, di kelilingi jendela besar dengan balkon emas yang di hiasi rambatan bunga."
"Bagus, aku akan datang malam ini. Jadi persiapkan dirimu."
"Of course and be careful, honey."
Lucian tersenyum penuh arti. "Aku ahlinya dalam menyelinap." Lucian memberikan lumayan singkat di bibir Rucy.
Melihat pintu yang mulai terbuka. Lucian menjauhkan dirinya dari Rucy. Pasangan itu melihat ke arah pintu dimana Killian yang mulai masuk ke dalam. Seperti biasa dengan setelan sportynya. Killian terlihat sexy. Dada bidang dan otot-otot bisepnya itu terlihat ketat. Pria yang terlihat masih sehat dan kekar itu tidak cocok menjadi ayah dari tiga anak yang sudah dewasa. Semakin tua, Killian terlihat semakin menggoda.