Pagi di rumah megah keluarga Dirgantara, sinar matahari masuk melalui jendela besar, menyoroti kamar tidur dua anak laki-laki yang masih terlelap. Christian Alexander Dirgantara, atau Tian, masih tertidur di ranjang besar dengan posisi acuh, wajahnya tenang dan dingin. Meski terkenal cuek dan tidak suka basa-basi, Tian sebenarnya humoris dan menyenangkan jika sudah akrab dengan seseorang. Ia sering berpikir di luar kebiasaan orang kebanyakan, dan ini membuatnya unik di mata banyak orang.
Rambut Tian yang hitam acak-acakan saat ia bangun karena bunyi alarm yang memekakkan telinga. Ia membuka matanya yang tajam, meski masih tampak mengantuk. Kulitnya putih, dengan tubuh tinggi dan atletis. Meski terlihat dingin, Tian adalah wakil ketua Night Riders, geng motor yang dibangun bersama kakaknya, Zean Alexandra Dirgantara. Berbeda dari kebanyakan geng motor, Night Riders berdiri dengan tujuan membantu orang-orang yang membutuhkan, bukan untuk menimbulkan masalah atau kekacauan.
Di kamar sebelah, Zean Alexandra Dirgantara, Abangnya Tian yang masih tertidur. Zean adalah ketua geng yang karismatik dan berjiwa pemimpin. Bersama Tian, ia mendirikan geng ini dengan prinsip untuk menebar kebaikan, meski mereka sering disalahpahami sebagai geng rusuh karena stigma masyarakat.
Setelah mandi, Tian maupun zean mengenakan seragam sekolahnya kemeja putih dengan celana abu-abu. Meski cuek, Tian selalu memastikan dirinya tampil rapi. Ia turun ke ruang makan melalui tangga besar, di mana ibunya, Shania Gracia Dirgantara, dan ayahnya, Sean Natio Dirgantara, sudah duduk di meja makan mewah. Pagi itu di rumah megah keluarga Dirgantara, suasana terasa lebih hangat meski Tian dan Zean, dua anak laki-laki yang dikenal cuek, baru saja turun dari kamar mereka. Dengan langkah santai, Tian, diikuti Zean, melangkah menuju ruang makan yang luas. Keduanya tampak masih setengah mengantuk, namun mereka kompak berteriak, "Good morning, Mama, Papaku tercinta!" dengan nada ceria yang jarang keluar dari mulut mereka.
Di ruang makan, Sean Natio Dirgantara, ayah mereka, sudah duduk bersama istrinya, Shania Gracia. Sean tidak sibuk dengan koran seperti biasanya. Kali ini, ia duduk tenang, menikmati kopi pagi sambil berbicara dengan Shania. Sebagai pengusaha sukses yang bekerja di perkantoran, Sean memiliki jadwal padat, tetapi pagi ini ia menyempatkan diri untuk sarapan bersama keluarganya.
"Good morning, boys!" balas Shania dengan senyum lebar, menyambut kedua anaknya dengan penuh kehangatan. Tian dan Zean duduk di meja, mengambil sarapan mereka sambil sesekali melirik satu sama lain.
Setelah sarapan, Tian dan Zean berdiri, berpamitan sebelum berangkat ke sekolah. Di balik sikapnya yang dingin, Tian adalah sosok yang sangat peduli, baik pada keluarganya maupun orang-orang di sekitarnya. Geng motor, sekolah, dan keluarganya adalah bagian dari kehidupannya yang seimbang meski penuh tantangan, dan Tian selalu siap menghadapinya dengan tenang.
Rumah keluarga dirgantara
Christian Alexander, Zean Alexandra
*Untuk ortunya gak usah ya guys kalian Taulah ya secakep dan setampan apa ortu mereka.
*Dilain tempat
Pagi yang cerah di sebuah rumah megah milik keluarga Abimanyu, Yessica Tamara Abimanyu, atau yang biasa dipanggil Chika, bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Chika adalah gadis cantik dengan rambut coklat panjang yang tergerai, wajah putih bersih, dan tubuh tinggi semampai. Ia baru saja selesai merapikan seragam sekolahnya yang rapi, dengan almamater khas School Internasional Dirgantara yang berwarna biru muda menandakan statusnya sebagai ketua OSIS.Setelah memeriksa penampilannya di cermin sekali lagi, Chika turun dari tangga dengan langkah ringan, senyum tersungging di bibirnya. Ketika sampai di ruang makan yang luas dengan dekorasi elegan, kedua orang tuanya sudah menunggu. Pucco Pradipta Abimanyu atau kerap dipanggil pucco ayahnya, sedang menyeruput kopi, sementara ibunya, Nurhayati Abimanyu, atau biasa dipanggil Aya, tengah menyiapkan sarapan tambahan untuk putri mereka.
"Good morning, Mih, Pih!" sapa Chika dengan ceria saat mengambil tempat duduk di meja makan.
"Good morning, sayang," jawab Aya dengan senyum lembut. "Kamu sudah siap untuk sekolah? Jangan lupa bawa bekalmu."
Pucco menurunkan cangkir kopinya dan tersenyum tipis ke arah putrinya. "Sudah siap rapat OSIS lagi, Nak?"
Chika mengangguk sambil mulai menyantap sarapan yang sudah disiapkan. "Iya, Pih. Makanya, Chika mungkin pulangnya agak terlambat hari ini, nggak apa-apa ya? Ada rapat OSIS yang harus diurus."
Aya menoleh lembut, "Ya, nggak apa-apa, Chika. Yang penting kamu hati-hati di jalan, dan jangan lupa makan siang di sekolah."
"Terima kasih, Mih," jawab Chika sambil tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki orang tua yang mendukung semua kegiatannya, baik di sekolah maupun di luar.
Pucco menambahkan, "Kalau rapatnya selesai terlalu malam, kasih tahu Papa ya. Papa bisa jemput kamu."
Chika mengangguk lagi, bersyukur memiliki orang tua yang perhatian. Setelah menghabiskan sarapannya, ia berpamitan, mencium pipi kedua orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.
"Have a good day, Chika. Jaga diri baik-baik," kata Aya dengan suara lembut saat Chika menuju pintu keluar.
"Thanks, Mih. Bye, Pih!" sahut Chika sebelum melangkah keluar dari rumah besar dan megah itu, siap menjalani hari penuh tanggung jawab sebagai ketua OSIS.
Rumah keluarga Abimanyu
Yessica tamara Abimanyu
Sahabat Chika
-Katharina
-Eli
-Ashel
-Marsha
-Olla
-indah
-Dey
-fionySahabat Christian
-Zean (abangnya)
-Ollan
-Daniel
-Aldo
-ferrel
-Gito
-Jenseladik kelas
-Christy
-muthe
-freya
-flora
-zee
-ashel
-lulu
Dan lain sebagainya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara luka dan cinta
Teen FictionGak pinter buat deskripsi tapi aku bisa jamin ceritanya menarik🌷