Awal mula cerita ini berasal dari Keluarga Duke Rafael yang sedang mengadakan jamuan makan malam keluarga yang dikejutkan oleh kemunculan tiba-tiba perempuan muda di tengah-tengah ruang makan. Kedatangannya disertai gemuruh kecil dan kilatan cahaya yang menyilaukan.
Perempuan muda itu bukan malaikat, karena penampilannya kacau, se kacau mulut yang tersumpal kain, tangan yang terikat tali, dan tubuh yang penuh luka, dengan wajah bengkak dan mata menangis.
Semua orang di ruangan makan tersebut berdiri waspada dan beberapa diantaranya mengacungkan pedang. Hening, Perempuan muda bernama Putri itu menahan isakan tangis agar tidak terdengar. Ia menyeret kakinya yang penuh luka untuk mundur. Tangannya yang terikat terangkat menyiratkan bahwa ia menyerah akan segala hal termasuk hidupnya.
Daniel, anak kedua Duke Rafael mendekat. Tangannya menurunkan tangan Putri yang terangkat. Pelan-pelan ia melepas ikatan kain yang menyumpal mulut Putri dan melepas ikatan tali di tangan Putri. "Siapa kamu?" tanya Daniel.
Putri menunduk tidak berani mendongak dan menatap sekelilingnya. Sedari tadi telinganya berdengung dan tidak bisa mendengar keadaan di sekitarnya.
"Nona?" tangan Daniel memegang bahu Putri yang sontak membuat Putri tersentak kaget.
Putri mundur lagi, menggeleng pelan. Ia tadi sudah pasrah untuk merelakan nyawanya, tapi ia tidak ingin mati. Ketakutan membuat pikirannya menggelap, tangisannya semakin terisak pilu dan badannya semakin bergetar hebat.
Daniel yang kebingungan tanpa menurunkan kewaspadaan memeluk Putri, membuat tangisan Putri yang tertahan meraung keras. Bukan berarti Putri merasa aman, hanya saja perasaanya sulit diartikan. Dia sudah pasrah mati tapi dia tidak mau mati. Dia tidak tahu ini dimana, tempat seperti apa, atau orang-orang seperti apa yang menatap mengelilinginya.
Tangisannya semakin kencang, menyiratkan rasa sakit di fisik, mental, dan batinnya yang terguncang. Usapan lembut di punggungnya meruntuhkan pertahanan dan kewaspadaan ya.
Semua orang yang melihat itu menatap dengan berbagai ekspresi. Beberapa diantaranya iba, penuh pertanyaan, mengasihani, dan beberapa diantaranya masih berjaga waspada mencurigai.
Cukup lama tangisan Putri mengalun bergema di ruang makan besar itu. Telinganya semakin berdengung sakit, pandangannya perlahan redup, rasa kantuk karena kelelahan menyergapnya. Tubuh kecil Putri seketika runtuh di pelukan Daniel. Daniel yang sigap membopongnya. Menoleh kebelakang dan bertanya apa yang harus dilakukannya setelah ini pada orang tuannya.
"Panggil tabib. Obati luka gadis itu." Perintah Duke Rafael sebelum pergi meninggalkan ruang makan dan mengakhiri acara makan yang belum berlangsung lama.
------
Intinya : Duke Rafael dan keluarganya bingung akan kemunculan orang yang nggak dikenal yang tiba-tiba di ruang makan. Penuh luka dan berantakan. Kaya sulap jreng-jreng-jreng berasap dan muncul Putri. Musuh atau bukan, bahaya atau nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
I don't really want to back
FantasyPutri, gadis remaja yang memakai seragam SMA itu ketakutan ketika ia di seret lagi menuju mobil dan melaju cepat entah ke mana. Bunyi klakson saling bersautan di belakang mobil yang ia tumpaki. Aksi kejar-kejaran itu membuat jantung Putri tak kalah...