Edelweiss 6

37 4 0
                                    

Sejak kecelakaan hari itu Hoseok jadi takut untuk menyetir kendaraan sendiri. Dia juga menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada Jimin. Seperti biasa sore ini Hoseok menjenguk Jimin bersama sang eomma. Tapi tiba-tiba keluarga Park juga datang untuk menjenguk Jimin. Sehingga kamar Jimin ramai dengan obrolan. Hoseok memilih untuk keluar menghirup udara segar di taman rumah sakit tidak jauh dari kamar Jimin.

 Hoseok memilih untuk keluar menghirup udara segar di taman rumah sakit tidak jauh dari kamar Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoseok, apa yang kamu lakukan sendiri disini?" Tanya Taehyung, mengejutkan Hoseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoseok, apa yang kamu lakukan sendiri disini?" Tanya Taehyung, mengejutkan Hoseok. "Oppa, mengejutkanku saja. Aku hanya mencari udara segar" jawab Hoseok. Taehyung kemudian duduk disamping Hoseok. "Aku tau dari ekspresimu jika kamu sedang memikirkan banyak hal" ujar Taehyung. "Tidak ada apa-apa" elak Hoseok. "Lihat mata oppa" Taehyung memaksa Hoseok untuk menatap matanya langsung.

"Hosiki, oppa tau kamu merasa bersalah dengan apa yg terjadi. Tapi oppa ingatkan lagi, semua ini bukanlah salahmu. Ini semua takdir Tuhan, dan meskipun bukan kamu yang menyetir waktu itu, kecelakaan itu akan tetap terjadi. Kamu juga adalah korban. Jadi jangan merasa bersalah lagi" ujar Tehyung seolah tahu jika selama ini Hoseok menyalahkan dirinya.

"Benarkah oppa? Tapi jika saja Jungkook oppa yang menyetir dan bukan aku yang masih pemula, mungkin kami bisa menghindari kecelakaan itu" kata Hoseok masih menyalahkan dirinya. "Belum tentu, mungkin sebaliknya kalian bisa saja mati. Jika Jungkook yang menyetir, kalian akan melaju lebih cepat dan tabrakan besar akan terjadi" bantah Taehyung. "Apa yang terjadi adalah skenario terbaik dari Tuhan. Kalian semua bisa selamat karena takdir berkata begitu. Apa kau tau berapa puluh korban meninggal ketika kecelakaan beruntun itu terjadi?" Tanya Taehyung sembari menatap manik mata Hoseok tajam.

"Oppa benar, maafkan aku oppa" jawab Hoseok. Taehyung menarik Hoseok kedalam pelukannya. Hoseok merasa lebih tenang setelah Taehyung memeluknya. "Setiap hari oppa selalu bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan mu Hosiki. Karena ada hal selama ini ingin oppa sampaikan padamu" Taehyung mengeratkan pelukannya pada Hoseok.

"Apa yang ingin oppa sampaikan?" tanya Hoseok penasaran. "Hem.. beri oppa waktu lagi, sepertinya saat ini oppa belum siap untuk mengatakannya" jelas Taehyung. Mereka berdua kemudian terdiam sembari mendengar detak jantung masing-masing. Keduanya seolah enggan melepas pelukan satu sama lain, Hoseok merasakan perasaanya aman dan nyaman dalam dekapan Taehyung. Sedangkan Taehyung takut jika dia lepaskan pelukannya, Hoseok akan menghilang dari hidupnya.

"Hem.. oppa, sepertinya aku harus pergi" Hoseok perlahan mulai melepaskan pelukannya dari Taehyung. "Kamu mau kembali ke kamar Jimin?" Tanya Tehyung setelah melepaskan pelukannya dari Hoseok. "Tidak, aku lupa jika 30 menit lagi aku ada janji bertemu dengan teman. Akan menelepon eomma jika aku pulang duluan karena ada janji" terang Hoseok begitu melihat jam di pergelangan tangannya.

"Oppa antar, kebetulan oppa tidak ada shift jaga setelah ini" ujar Taehyung. "Tidak perlu oppa,. aku bisa naik taksi" tolak Hoseok takut merepotkan. "Sudah diam saja, ikut ke ruangan oppa sekarang untuk mengambil kunci mobil" Taehyung kemudian menggenggam tangan Hoseok dan menarik Hoseok untuk mengikutinya. Hoseok hanya pasrah karena tahu jika Taehyung saat ini tidak bisa dibantah. Lagipula tidak ada ruginya batin Hoseok.

You Are My EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang