Married with Benefit | Prolog

19 1 0
                                    

⚠️attention! maybe there are harsh and slightly offensive words here ⚠️

***

Djanu kembali mendatangi toko bunga yang berada di dekat kantor nya, bukan untuk membeli bunga, melainkan sengaja ingin bertemu dengan perempuan pemilik toko itu. Entah kenapa sejak ingin berangkat ke kantor perasaan aneh seketika menyeruak. Perasaan itu seperti rasa bahagia, mungkin?

Djanu juga tidak sadar bahwa ia berpenampilan lebih rapih seperti biasanya, seakan-akan ingin mengencani seorang wanita.

Sampah didepan toko, Djanu bisa melihat perempuan yang ingin ia temui sedang berkutat merangkai bunga-bunga pesanan. Djanu kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam, tampilannya tidak ada yang beda dan masih seperti pembeli biasa pada umunya. Belum terlalu mencurigakan.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu pak?"

Bukan, itu bukan suara dari pemilik toko, melainkan dari karyawan nya. Tapi apa tadi katanya? Pak? Apakah Djanu terlihat lebih tua saat memakai pakaian formal? Atau malah membuat berkharisma, makanya ia dipanggil pak.

"Saya ingin bertemu Merona Nindya Tyas, ada?" tanya Djanu, ah pantas saja karyawan itu memangil nya 'Pak' ternyata karyawan perempuan itu terlihat lebih muda dari nya, dan seperti seorang pelajar.

"Ohh, nyari Mba Rona ya? Itu, Mba Rona di sana lagi buat pesanan," ujarnya, seraya menunjuk ke arah perempuan yang sedang merangkai bunga dengan jempolnya.

"Terimakasih." Djanu melenggang pergi mendekat kearah Rona.

"Rona," panggilnya.

Merona mengalihkan perhatian nya, ternyata Djanu sudah ada tepat di depan nya, namun sebuah penyekat masih memberikan jarak keduanya.

"Kesini lagi? Kali ini mau pesan bunga yang mana?" tanya Merona.

Djanu menggeleng, "Saya ngga lagi mau beli bunga, tapi saya mau ketemu sama kamu. Bisa bicara sebentar?"

Merona mengangguk, "Setelah saya menyelesaikan pekerjaan saya."

***

"Maaf kalau kedatangan saya yang ke-empat kali ini buat kamu kurang nyaman, dan menganggu pekerjaan kamu." Tentunya sebelum ke topik utama, Djanu ingin berbasa-basi terlebih dahulu.

Merona mengangguk, "Ngga papa, memangnya ada apa mau bicara sama saya?" tanyanya.

"Saya mau mengundang kamu untuk makan malam sama keluarga saya. Sepertinya ralat, bukan mengundang tapi saya mengajak kamu."

***

Siapa yang akan mengira kalau pertemuan antara Djanu dengan seorang wanita pemilik toko bunga akan berakhir pada sebuah ikatan pernikahan yang saling mendapatkan keuntungan timbal balik.

Pernikahan yang malah sudah berjalan selama 2 tahun, tetapi diantara mereka masih kaku dan tetap pada pendiriannya masing-masing.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~To be continued~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~To be continued~

Semoga kalian suka yaa, jangan lupa vote🤍

Married with Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang