2🍒

103 16 2
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun dua insan dengan status suami-suami ini sama sekali tak terusik dengan cahaya yang mulai masuk ke sela-sela gorden.

Xion yang tertidur dipelukan Ash tak terusik sama sekali. kehangatan tubuh Ash yang memeluknya membuat dia tertidur sangat nyenyak. dan Ash yang enggan membuka matanya meski tahu ini sudah waktunya sarapan.

namun ketukan pintu membuat Ash terpaksa membuka matanya. dia sedikit mengerjap pelan dan hendak menggerakkan tubuhnya. namun dia ingat, Xion memeluknya erat dan bersandar di atas tubuhnya.

ketukan pintu belum berhenti. itu pasti kepala pelayan yang mengetuknya. Ash mengusap pipi Xion dan memeluknya dengan lembut. "Xion, bangunlah. ada yang mengetuk pintu."

Xion hanya mengerang pelan dengan suara beratnya yah serak dan semakin mengeratkan pelukannya.

Ash menghela nafas pelan. meski ketukan pintu sudah berhenti namun dia harus bangun dan menyiapkan sarapan untuk Xion. jangan sampai mereka melewatkan waktu sarapan.

"Sayang... biarkan aku bangun. aku akan menyiapkan sarapan, hanya sebentar" ucap Ash dengan lembut.

Setelah mendapat kecupan di keningnya Xion akhirnya melepaskan Ash. meski dia enggan untuk bangun.

Ash merapikan piyamanya yang kusut dan mengusap wajahnya menghilangkan rasa kantuk. matanya melirik kembali kearah Xion yang tertidur tengkurap memperlihatkan otot punggungnya yang terekspos karena tak memakai atasan. tersenyum lembut

Ash masuk ke kamar mandi. dia akan membersihkan diri terlebih dahulu. beberapa menit di kamar mandi, Ash keluar dengan hanya menggunakan handuk di pinggangnya. dia masuk ke walk in closet dan memakai pakaian santainya berupa kaos berwarna mint dan celana yang nyaman.

dia mengecup tengkuk Xion sebelum melangkah keluar "sleep well, Hubby"

saat turun tangga, dia bisa melihat para maid yang sibuk membersihkan seluruh isi rumah. dia menyapa mereka dengan ramah.

seorang pria paruh baya yang berstatus kepala pelayan menghampirinya.
"selamat pagi, Nyonya" membungkuk hormat

Ash tersenyum kecil "selamat pagi juga untukmu, Pak Ben"

"apa yang akan anda buat untuk sarapan?" tanya Pak Ben dengan sopan dan mempertahankan wajah datarnya meski nada suaranya rendah.

sedikit berpikir, "Mmm...mungkin roti panggang dengan telur orak-arik dan bacon"

Pak Ben mengangguk paham dan mencatat semuanya untuk memerintahkan maid menyiapkan bahan-bahan nya agar Ash membuat itu dengan mudah.

Ash mengambil alih semua urusan makanan. baik sarapan, makan siang atau makan malam jika untuk Xion. dan semua urusan kebersihan itu diserahkan kepada maid.

namun tentu saja, Xion yang senang sekali memanjakan Ash berulang kali tak mengizinkan Ash ke dapur karena dia bisa mendatangkan Chef untuk masalah makanan.

tentu saja Ash yang tak ingin hanya duduk diam menolak hal itu. meski diiyakan oleh Xion, Xion memerintahkan maid untuk mempersiapkan semua bahan-bahan masakan yang akan Ash gunakan untuk ia memasak nanti.

itu akan mempermudahnya. pikir Xion dengan posesif

jadi setiap Ash akan memasak, Pak Ben sebagai kepala pelayan akan bertanya dahulu apa yang akan Ash masak.

Ash masuk ke dapur melihat ada satu maid yang berdiri disana mengawasi. bukan, Ash lebih senang memanggilnya membantu bukan mengawasi. maid itu bertugas untuk memberikan apa yang Ash butuhkan jikalau ada bahan masakan yang kurang.

setelah beberapa menit, akhirnya Ash kembali ke kamar dengan nampan berisi sarapan.
dan sarapan di kasur sepertinya tak masalah.

Ash melihat Xion masih tertidur tengkurap, memeluk bantal milik Ash. wajah lelah tak dapat Xion tutupi saat tidur. matanya yang terdapat lingkaran hitam pun bisa Ash lihat dengan jelas.

XIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang