013. rasa sakit

1K 76 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Sebuah bangunan klasik dengan sentuhan nuansa sedikit modern, menampilkan tampilan elegan terpampang jelas di hadapan seorang pemuda.

Sebenarnya hanya sebuah rumah dua lantai biasa, namun karena dibangun dengan tata letak yang sempurna nan megah, membuatnya tampak seperti istana kecil di tengah keindahan hamparan bukit dan hutan di sekitarnya.

Pemuda tampan bersetelan semi formal itu berjalan santai sambil memandangi keindahan alam di sekelilingnya, tempat yang baru pertama kali dikunjunginya.

"Hei." Sapanya saat seseorang yang dikenalnya menyambutnya di depan pintu besar gedung itu.

Sosok itu tersenyum hangat, lalu memeluknya sebagai tanda selamat datang.

"Kau memanggilku ke sini?" tanya pemuda berkulit putih pucat itu.

"Hmm, terima kasih sudah datang, hyung. Dan maaf karna sudah merepotkanmu." Ucap Jaemin, lalu mengajak Kun masuk dan menjelajahi setiap ruangan di rumah bergaya Eropa klasik miliknya.

"Bukan masalah besar. Hanya saja aku sedikit heran kau sudah menyiapkan rumah rahasia seindah ini. Kenapa tidak memberitahuku?" katanya menggoda, dan menyenggol bahu Jaemin dengan nada bercanda.

Jaemin hanya terkekeh pelan, sebenarnya dia menyiapkan rumah ini tanpa rencana apa pun, hanya karena dia butuh ketenangan dari masalah di masa lalu, dan tanpa sengaja menemukan tempat indah ini. Dan akhirnya Jaemin menjadikannya tempat pribadinya tanpa diketahui siapa pun, kecuali pelayan pribadinya.

"Tidak adakah yang tahu tentang tempat ini? Selain aku tentunya." Tanya Kun.

"Hanya Ten." kata Jaemin. Kun hanya mengangguk tanda mengerti.

Sampai akhirnya mereka pun tiba di salah satu ruangan di lantai dua di sana.

"Silakan masuk." Kata Jaemin dan membukakan pintu untuk Kun.

Melangkah masuk, dan menatap kamar yang sederhana namun elegan dengan gaya klasik yang didominasi nuansa hijau tua. Hingga matanya tertuju pada ranjang besar dengan kelambu berenda hijau tua, ia mendapati seorang pemuda yang kini tengah tertidur, atau lebih tepatnya tak sadarkan diri. Kun tampak cukup terkejut.

"Dia?"

Jaemin mengangguk dan tersenyum geli melihat reaksi Kun. "Benar, dia Park Jisung."

Kun tertegun sejenak, lalu mengangguk tanda mengerti. Ia lalu melangkah mendekati pemuda manis yang setia memejamkan mata karena penasaran.

"Apa yang kau ingin aku lakukan?" tanya Kun sambil menatap Jaemin sejenak, lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke wajah Jisung, sambil memeriksa setiap inci tubuhnya dengan saksama, sambil memeriksa setiap inci tubuhnya dengan saksama. Ia mengendus sejenak, dan membuat keputusannya sendiri. Pemuda itu masih manusia.

Blood Ties | Jaemsung [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang