1. Malaikat.

22 10 8
                                    

Halo semuanya!!
Sebelumnya aku minta tolong koreksi tulisan aku kalau ada yang salah, thank u<3

Halo semuanya!!Sebelumnya aku minta tolong koreksi tulisan aku kalau ada yang salah, thank u<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik terdengar begitu indah di pagi yang cerah. Seorang gadis berusia 18 tahun memainkan pianonya dengan sangat merdu. Siapapun yang mendengarkan pasti akan terpukau, kecuali seorang tetangganya itu.

"Hei Agate! Berhenti memainkan piano mu yang berisik itu! Dasar kau keras kepala!" teriak wanita tua di samping rumahnya dengan suara yang lantang, wanita itu bernama Hanaze. Hanaze dinilai sebagai orang dengan kepribadian yang paling buruk di antara yang lain, dia tidak menyukai orang-orang tanpa sebab yang jelas.

Suasana hati Agate menjadi buruk, dia memainkan pianonya secara tak beraturan menimbulkan suara yang nyaring di telinga.

"Kurang ajar!" Hanaze kembali mengumpat. Tanpa sedikitpun keraguan, dia menyemprotkan air di teras rumah Agate menggunakan selang.

"Nenek tua sialan! Aku bersumpah tidak akan pernah datang ke pemakamannya!" batin Agate menjerit.

Pintu kamar Agate diketuk dari luar. "Agate? Keluarlah, bantu aku siapkan roti untuk dijual," ucap Ruby, kakak perempuan Agate.

Agate menuruni tangga menuju dapur, berdiri di samping Ruby membantunya menata jualan mereka. "Aku bertaruh, nenek tua itu diceraikan oleh suaminya karena sifatnya yang buruk! Dia bahkan tidak mengerti yang namanya seni musik, etikanya nol!" ujar Agate.

Ruby tersenyum tipis mendengar ocehan adiknya itu. "Jangan berkata seperti itu, Hanaze pasti akan sakit hati jika mendengarnya," balas Ruby dengan suara yang lembut.

"Biarkan saja, dia juga tidak memikirkan perasaanku! Terhitung sudah 13 kali dia marah-marah tidak jelas bulan ini, bahkan ini masih tanggal 5 tapi dia sudah berteriak sebanyak itu. Sungguh mengagumkan!" ujar Agate. Seketika dia terbayang dengan suara Hanaze di benaknya.

"Kau gila? Aku memesan susu kedelai bukan susu sapi!"

"Anjing siapa yang berak di halaman rumah ku, sialan!"

"Roti buatan mu terlalu manis! Kau ingin membunuhku, ya?"

"Hei Morgan! Jaga anak mu itu, dia berlarian di depan rumahku! Langkah kakinya terdengar seperti langkah kaki kuda, dasar gemuk!"

"Apakah kau terlalu miskin untuk membeli pakaian? Jelas sekali kau ingin menggoda pria tua di luar sana dengan penampilanmu yang seperti jalang!"

Dan sebagainya, orang-orang yang pernah diteriaki oleh Hanaze kebanyakan pindah rumah karena sudah tidak tahan dengannya. Mereka lebih memilih mencari tempat baru dibanding bertahan di tempat lama yang menyakitkan.

"Ya baiklah nona Agate yang manis, lebih baik jika kau fokus saja mengemas roti-roti ini sementara aku membersihkan kekacauan yang terjadi di teras akibat ulahmu," balas Ruby.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magical MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang