"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah."
-Hilario Jarvis Zachary
Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelikan hidup Ratu Marsha adalah lontaran partikel debu yang terus beterbangan di planet keempat tata sur...
Peraturan lapak Fey🧚♀️ ● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR ● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA ● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN
TARGET UP?
5k vote dan 8k komen🍒
Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌
(Mohon komentar dengan bahasa yang sopan ya sayang-sayang akuu🥰)
Happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
35. SKRIPSI YANG PAHIT ITU MARI KITA MANISKAN
Matcha terus menggigit bibir bawah ketika mobil Hilario memasuki parkiran program studi Manajemen. Bagaimana tidak, label serba baru sangat mencampur adukkan perasaannya, ialah semester baru dan suasana baru hubungannya dengan Hilario yang akhirnya tiba pada masa go public.
Mercedes Benz yang membawa keduanya telah terparkir sempurna di parkiran prodi Manajemen. Selanjutnya, Hilario menoleh, memberikan senyum hangat, serta angsuran tangan yang tentu saja bertujuan mengelus tangan istrinya.
"Siap?" tanya Hilario yang menaikkan alis. Wajahnya tampak sangat segar nan teduh.
"Siap dong." Matcha mengangguk mantap dan mengangkat dagu. Meskipun cukup deg-degan, sisi semangat Matcha akan hari ini jelas lebih besar.
Hilario terkekeh renyah sebelum tangannya naik ke wajah Matcha, lalu bergeser sedikit untuk menyembunyikan anak rambut istrinya di belakang kuping.
"Halo, Pacar," sapa pria itu dengan senyum jenaka.
Tak ayal, Matcha langsung memutar bola mata. "Jadi pacar doang berarti kamu nggak boleh peluk cium sembarangan, ya?" Matcha menunjuk tajam suaminya yang masih menampakkan ekspresi tengil.
"Oh, ada tantangannya, ya, kalau jadi pacar pura-pura?" Hilario menaik-turunkan alisnya.
"Ada. Soalnya status kita di publik mengalami kemunduran, kan? Jadi, kamu juga harus jaga batasan."
Langsung saja Hilario menggeleng dengan cekikikan yang tak bisa ditahannya. Bukankah selama ini istrinya yang tak bisa menjaga batasan selama mereka di kampus? Hm ... baik, Hilario juga pernah melewati batas―malah cukup berlebihan dalam beberapa hal, salah satunya adalah aksinya yang tiba-tiba menarik Matcha untuk bersembunyi ke sekretariat Primrose.
"Oke. Aku ngimbangin permainan Mbak Pacar."
Selalu timbul setitik geli di hati Matcha setiap mendengar kata pacar keluar dari mulut suaminya. Apakah itu terjadi karena Matcha belum pernah menyabet status yang seharusnya mudah didapatkan oleh pemuda-pemudi lain? Sementara dia sendiri, justru baru merasakannya ketika usianya mencapai 22 tahun, itu pun pacaran pura-pura.