𝙼𝚒𝚖𝚙𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝙼𝚎𝚕𝚘𝚍𝚒
.
.
.
𝙾𝚛𝚒𝚐𝚒𝚗𝚊𝚕 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚋𝚢 𝙻𝚘𝚗𝚌𝚎𝚗𝚐 𝙱𝚒𝚛𝚞✎ Arc 2; Tragedy
'Terungkap'- 11
Selamat Membaca!
***
Suasana pagi hari itu terasa sangat sunyi dan lenggang, tidak ada burung berkicau pada pagi hari, langit yang terlihat sedikit meredup serta berembun.
Miris sekali, padahal baru sehari dia kembali ke rumahnya dan sekarang Ia harus kembali pergi dari rumah itu.
"Jadi ... sekarang Aku harus ke mana?" Langkahnya berhenti sejenak, pikirannya terlalu kacau untuk tetap berjalan dengan jernih.
Di tambah lagi, Ia belum menyantap apapun seharian penuh. Sagara mengernyit, Ia akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku dekat taman.
Tubuhnya bersandar malas di bangku itu. Sejujurnya Ia terlihat seperti anak hilang sekarang.
"Harusnya sebelum ngomong begitu, Aku makan dulu," gumamnya.
Ia mengacau rambutnya kasar, sesekali Ia mencoba untuk mengatur nafasnya yang mulai tidak stabil. Netranya kembali mengernyit sembari tersenyum kecut.
"Hal bodoh apa lagi yang telah 'ku lakukan ini." Embusan nafasnya terdengar kasar, Sagara akhirnya kembali bersandar lemas di bangku taman itu.
Sorot matanya terlihat berantakan, pikirannya sudah jatuh tenggelam. Ia benar-benar terlihat seperti anak hilang sekarang.
"Kalau Aku nemuin buku usang yang si Via itu, apa semuanya bisa terjawab?" lirihnya.
Di tengah-tengah lamunannya, seseorang tiba-tiba menyapanya. "Ra? Lu ngapain di sini?"
Sagara sedikit tersentak, Ia menoleh kepada si empu yang ternyata adalah Melati.
"Kak Mela?"
Melati segera turun dari sepedanya itu, Ia meletakkan sepedanya di tiang lampu taman.
"Lu kenapa di sini? Bukannya sekolah," cibir Melati. Sorotnya menatap Sagara dari atas ke bawah.
Sagara pula ikut menatap Melati dengan tatapan bingung. Sesaat mereka berdua hanya bertukar pandang sebelum kemudian Sagara menyadari sesuatu.
"Oh iya! Sekarang hari Senin, ya?" Sagara spontan beranjak berdiri dari duduknya.
Melati mengernyit. "Lah, Lu kok lupa?"
Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Ia mengukir senyuman kecut di wajahnya.
Melati yang melihat kondisi Sagara saat itu menghela nafasnya kasar. "Dasar, emang Lu ngapain keluar pagi-pagi gini kaya anak ilang?"
Senyuman kecut Sagara memudar, Ia tidak langsung menjawab pertanyaan yang Melati lontarkan. Sagara tidak mungkin menjawab jika Ia sedang kabur dari rumahnya.
"Engga ada. Gue kira hari ini libur, jadinya mau cari angin," ujarnya.
Melati menatap lamat-lamat Sagara. Ia kembali menghela nafasnya kasar. "Yaudah lah, nikmatin bolos sekolah Lu aja. Gue pergi dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi dan Melodi
Teen Fiction"𝙰𝚕𝚞𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚞 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚎𝚖𝚘𝚛𝚒, 𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚒𝚍𝚞𝚛 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚜𝚞𝚗 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚒𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚜𝚎𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐; 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑." - 𝐁...