Pengadilan negeri wilayah Selatan, selalu memiliki sedikit pengunjung pada hari biasanya. Namun kali ini sidang yang terbilang cukup besar terjadi di sana, dan menarik perhatian beberapa orang.
Media, pihak keluarga, serta pengunjung sudah duduk di jajaran bangku penonton.
Irene dan ibunya duduk di bangku saksi dan didampingi dengan beberapa orang.
Saksi yang akan bersaksi kali ini bukanlah dirinya, melainkan beberapa orang; muda, tua, dan anak-anak.
Namun tetap saja, karena dia merupakan 'salah satu korban penculikan' dan karena statusnya, maka media lebih memperhatikannya.Pengadilan kali ini bukankah tentang penculikan dirinya, melainkan tentang eksploitasi manusia yang dilakukan Madriste Klaus, si anak sulung Baron.
"Le tribunal!"
Seruan dari seorang greffier¹ menggema di seluruh ruangan, dan membuat orang-orang seketika berdiri untuk menyambut hakim yang masuk.
Mereka memberi hormat dan ketika sampai di meja hakim, semua orang kembali duduk.Hakim menerima dokumen dan membuka sidang, "Sidang dibuka!"
Palu mengetuk meja, dan semua orang di ruangan seketika diam tanpa keributan."Silakan hadir, Madriste Klaus. Anda dihadapkan pada pengadilan ini atas tuduhan eksploitasi manusia di mana anda menipu, menculik, dan memperdagangkan orang-orang yang berstatus non-nobility bersama beberapa orang rekan serta bangsawan lainnya di Barat Daya sejak 1 tahun yang lalu. Apakah anda mendengar tuduhan yang diajukan terhadap anda?"
Madriste, yang duduk di depan meja hakim, menundukkan kepalanya, "Ya, Yang Mulia."
"Baiklah saya akan membacakan tuntutan."
Irene mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, dan melihat jika Baron Klaus melihat ke arahnya.
Ketika melihat Irene menatapnya, Baron mengalihkan pandangannya dan tertunduk dalam.Di samping Irene, ibunya duduk dengan sedikit gelisah.
Orang-orang mungkin akan mengira dia sangat tenang, namun Irene yang duduk di sebelahnya bisa melihat jika ibunya beberapa kali memainkan jari-jari tangannya di bawah meja.Sebagian wajah wanita itu terhalangi oleh topi besar hitamnya, dan mata hijaunya terus terarah pada Madriste di depan sana.
Pria itu terlihat panik dan berusaha menyangkal tuduhannya se-masuk akal mungkin, namun orang-orang yang ada di sana justru menganggapnya sangat konyol.
Mereka mulai berbisik dan menatap Baron Klaus dengan tatapan menghakimi.
Baron Klaus yang duduk di kursinya sudah putus asa. Dia hanya bisa menggenggam erat kedua tangannya, seraya mengutuk Madriste dengan keras di dalam hatinya.
Hakim beralih kepada pihak di posisi lain. "Saksi silakan mengajukan pernyataan."
Seorang pria dewasa dengan kondisi sedikit buruk maju ke depan, "Yang Mulia, saya dengan segenap hati saya, bersumpah kepada tuhan, jika yang akan saya katakan hari ini dan sekarang adalah sebuah kebenaran."
"Dia!" Pria itu menunjuk kepada Madriste dengan telunjuk dan ekspresi wajah penuh kemarahan.
"Dia telah menipu, menculik, dan memperdagangkan kami kepada yang lain! Saya adalah seorang penyemir sepatu, dan sekitar 1 bulan yang lalu saya ditawari untuk bekerja di kediaman orang-orang kaya olehnya. Saya ingat ada 2 orang pria saat itu, dan dia adalah salah satunya.""Saya pun bersedia untuk ikut, kemudian saya dibawa ke sebuah tempat, jauh dari pemukiman, dan mulai dikurung di sebuah ruangan penuh dengan orang lain yang juga terkekang dengan rantai seperti saya.
"Anak-anak, orang tua, serta para remaja, mereka mengurung kami dalam satu ruangan dan mulai menyiksa kami—bahkan ada yang sampai meninggal karena kelaparan dan akibat siksaan yang mereka lakukan!
Kemarin kami diperjualbelikan!
Saya dibawa ke sebuah aula yang dipenuhi dengan orang-orang, saya tidak tahu siapa mereka—mereka memakai topeng!
Saya dijual kepada salah satu orang di sana, dan mulai dikurung di sebuah kandang di sisi aula, menonton satu persatu orang lain yang seperti saya juga mulai dijual kepada yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE JEWELS FAMILY [DALAM TAHAP REVISI]
ФэнтезиPulang ke rumahnya yang mewah nan nyaman dengan niat ingin beristirahat, Theophilus berakhir masuk ke dalam kisah yang selesai ia baca. Hanya saja dia merasa aneh. Wajahnya masih sama, begitu pula dengan tubuhnya---namun mengapa ia menjadi seorang...