Bab 2

389 5 0
                                    

Meskipun ibu menjadi bahan fantasi coliku, aku berusaha untuk tak terlalu membebani ibu. Disekolah selalu belajar serius, dirumah aku membantu pekerjaan rumah ibu dan bahkan membantu ibuku menyelesaikan tugas murid-muridnya yang dibawa kerumah untuk diperiksa.

"Nak, ibu bangga mempunyai anak seperti kamu. Selain pintar, kamu juga sangat memperhatikan keadaan ibu."

"Itu karena Rizwan sayang ibu, gak tega rasanya ku biarkan ibu merasakan lelahnya di sekolah mengajar, lalu ditambah dirumah juga membawa tugas-tugas sekolah. Jika ada apa-apa Rizwan siap membantu ibu.."

"Sini sayang ibu ingin meluk kamu nak" ku hampiri ibuku lalu dipeluknya aku sambil berkata "kamu sudah besar ternyata nak, malah tinggian kamu sekarang, makasih yaa sayang.. ibu benar-benar merasa terbantu dengan adanya kamu.."

"Aku senang bisa meringankan beban ibu, Rizwan sayang ibu.."

"Iyaa sayang ibu juga sayang kamu, ya sudah ibu mau ngerjain tugas anak-anak dulu yaa sayang tinggal sedikit lagi.."

"Baik Bu, kalau ada apa-apa bilang Rizwan ya Bu?"

"Iyaa iyaa ihh putra ibu selaluuu aja bikin senang ibu..hihihi"

Sebenarnya ibu memelukku jika tak ada ayah aja, dia merasa canggung memeluk anaknya didepan suaminya. Meskipun sebenarnya ayah biasa-biasa saja tak merasa risih atau aneh, malah pernah ibu memelukku didepan ayah dan ayah malah bilang "wah-wah! Anak dan ibu akur banget ayah senang lihatnya. Beda dengan anak tetangga setiap hari ribut-ribut terus."

"Iyaa pak, putra kita yang satu ini selain pintar sayang sama orang tua, selalu nurut kepada ibu dan membantu pekerjaan ibu."

"Owh.. siapa lagi dong bapaknya iya kan nak?" Kata ayah kepadaku.

"Iyaa yah kan Rizwan putra ayah.."

"Yeee Rizwan juga putra ibu, siapa yang mengandung? Siapa yang menyusui? Siapa coba yang melahirkan? Ibu lho pak.. bapak kan cuman modal flashdisk doang Weeee.." kata ibu sambil menjulurkan lidah kepada ayah, tapi tangannya masih memelukku.

"Hahahaha! iyaa iyaa terserah ibu lah! Ayah mengalah saja daripada piring melayang.."

Aku merasa senang keluarga ini terlihat selalu tersenyum bahagia, tapi terkadang aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan ibu dan aku sendiri sedang mencari tahu apa sebenarnya yang disembunyikan ibu kepadaku..?

Ketika ayah sedang ada dirumah, aku sering mendengar ayah mengerang tatkala suasana rumah sunyi. Kira-kira jam 10 malam aku tidak begitu memperdulikan suara itu karena saking seringnya aku mengintip, paling hanya sepuluh menitan suara erangan itu lenyap dan kebiasaan ayahku pastinya langsung tidur lelap karena kecapean setelah ejakulasi.

Didapur aku menyeduh teh manis untuk menenangkan pikiran kotorku, biasanya aku membawanya ke kamarku supaya lebih santai.

Ketika sedang asik menyeduh teh manis ibuku di dapur dan agak kaget ternyata ada aku di dapur, sedangkan ibu hanya memakai kain sarung yang menutupi tubuhnya.

Rohmah Ibu KandungkuWhere stories live. Discover now