Di sebuah sekolah menengah yang ramai, terdapat seorang gadis bernama Febi. Sejak pertama kali melangkahkan kaki di sekolah barunya, ia merasa bersemangat dan penuh harapan. Namun, di balik senyumnya yang ceria, Febi menyimpan banyak perasaan yang tak terucapkan. Dalam perjalanan sekolahnya, dia mengalami momen-momen berkesan dengan dua cowok yang berbeda, Bima dan Tara.
Cerita dimulai ketika Febi mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Di acara itu, dia bertemu dengan Bima, seorang panitia MPLS yang menarik perhatian semua orang, terutama Febi. Bima memiliki karisma yang mampu menarik perhatian setiap orang yang ada di sekitarnya. Saat Bima memberikan pengumuman, tatapan mereka bertemu, dan dalam sekejap, Febi merasa seolah dunia berhenti. Detak jantungnya berdebar kencang. Selama MPLS, Bima menjadi pusat perhatiannya, dan mereka sering bertukar senyum dan chatting tanpa perlu berbicara secara langsung.
Setiap kali Febi melihat Bima, dia merasakan campuran rasa canggung dan senang. Interaksi mereka di media sosial membuat Febi merasa semakin dekat dengan Bima. Mereka saling berbagi cerita dan mengagumi satu sama lain dari jauh. Namun, seiring berjalannya waktu, Febi mendengar dari teman-temannya bahwa Bima sudah memiliki pacar. Awalnya, dia menolak untuk percaya, tetapi saat melihat Bima membagikan foto-foto kebersamaannya dengan sang pacar di media sosial, hatinya mulai hancur. Melihat senyuman Bima yang cerah bersamaan dengan orang lain membuatnya merasakan sakit yang mendalam, tetapi di dalam hatinya, Febi tahu bahwa dia harus menerima kenyataan tersebut.
Meskipun perasaannya terhadap Bima tidak terbalas, Febi tetap menyimpan kenangan indah tentang interaksi mereka. Dia merasa nyaman dengan kehadiran Bima, meskipun tahu bahwa hubungan mereka tidak akan pernah lebih dari sekadar teman di dunia maya. Di sekolah, ada Tara, seorang cowok yang sering berangkat sekolah bersamanya. Tara adalah teman sekelas yang selalu duduk di dekatnya. Meskipun mereka tidak pernah berbicara secara langsung, Febi merasakan kenyamanan saat bertatap mata dengan Tara. Momen-momen kecil ini membuat Febi merasa memiliki koneksi yang unik dengan Tara, meskipun tidak ada percakapan yang mendalam di antara mereka.
Setelah mengetahui tentang Bima dan pacarnya, Febi mulai berpikir tentang bagaimana dia bisa mengatasi perasaannya. Dia memutuskan untuk tidak membiarkan hatinya terperangkap dalam kenangan yang menyakitkan. Meskipun awalnya sulit, dia bertekad untuk melepaskan kenangan akan Bima dan mencoba membuka hati untuk hal-hal baru.
Suatu hari, saat Febi sedang duduk di taman sekolah, dia melihat Tara bermain basket bersama teman-temannya. Dia terpesona melihat semangat dan keceriaan di wajah Tara. Di situlah dia menyadari bahwa dia telah menghabiskan terlalu banyak waktu meratapi perasaannya terhadap Bima, dan sekarang saatnya untuk membuka hatinya untuk hal-hal baru. Febi tersenyum sendiri, teringat bagaimana dia merasa nyaman dengan kehadiran Tara meskipun mereka belum pernah berbicara banyak.
Sejak saat itu, Febi memutuskan untuk fokus pada hal-hal yang dia nikmati, seperti mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan menjalin persahabatan yang lebih dekat dengan teman-teman lainnya. Dia menyadari bahwa hidup tidak selalu tentang cinta yang rumit; ada kebahagiaan dalam persahabatan dan kegiatan yang bisa membawa keceriaan.
Suatu hari, di sebuah acara reuni, Febi bertemu lagi dengan Bima. Awalnya, jantungnya berdebar saat melihatnya, tetapi kali ini, Febi merasa lebih tenang. Mereka saling menyapa dan berbicara dengan santai. Bima tampak bahagia, dan Febi merasakan kebahagiaan yang tulus untuknya. Dia menyadari bahwa dia telah berhasil melepaskan sebagian besar perasaannya yang dulu.
Setelah berbincang, Febi melihat Tara di sudut ruangan, tertawa bersama teman-temannya. Dia merasa bersyukur memiliki Tara di sisinya, meskipun hubungan mereka hanya sebatas saling mengenal dari jauh. Momen-momen itu mengajarkan Febi bahwa hidup adalah tentang menemukan kebahagiaan di setiap pertemuan, meskipun tidak selalu berujung pada hubungan romantis.
Dengan semangat baru, Febi melanjutkan langkahnya, percaya bahwa setiap akhir adalah awal yang baru. Dia tahu bahwa masa depannya cerah, penuh dengan kesempatan dan pengalaman yang menanti untuk dijelajahi. Dalam hatinya, Febi merasa berterima kasih atas semua kenangan yang telah dia miliki, baik dengan Bima maupun dengan Tara, karena semua itu membentuk siapa dirinya saat ini.
---