【AU of Sylus from Love and Deepspace, minor do not read】
Setidaknya, Ramona bisa memilih ingin terperangkap di kurungan mana. Pilihannya jatuh pada sangkar emas Sylus.
=== MINOR DO NOT READ ===
Tinggal di kota tanpa siang dan penuh kejahatan, yang...
Mendengar suara seorang Gadis Kucing sedang menggiring klien, Ramona beranjak. Sebentar lagi waktunya.
Ia bergegas menyusuri lorong dengan buket berisi mawar-mawar segar. Debu Perak menghambur rata bagai bintang di langit merah beledu, macam langit kala sinar senja mampu menembus jalinan gelapnya malam abadi. Berkat tangan Ramona, mawar-mawar berubah menjadi perhiasan khas untuk kamar-kamar hangat.
Satu per satu, Ramona meletakkan buket-buket kecil di nakas sisi ranjang. Total sepuluh kamar untuk sepuluh jadwal di pagi hari. Kemudian nanti siang, dan dua kali nanti malam. Rumah bordil Cunning Cats tidak pernah kosong kamar.
Walau pekerjaan Ramona sekadar menjadi tukang kebun dan tukang racik obat di sana, bukan berarti ia tidak berkeringat. Ramona harus memastikan bahwa setiap klien mampu menelan kelopak-kelopak mawar beserbuk perak, menunjang perjalanan duniawinya hingga titik kalap dan mata menggelap. Itulah yang disuka para klien. Dijejali mawar berpoles narkotika tumbuk agar bisa melupakan penat dan sakitnya dunia, teriring lenguh manja Gadis-gadis Kucing, dan terlelap selama beberapa jam.
Namun, jika Ramona gagal entah karena dosisnya kurang atau kelebihan, dia harus menanggung akibat. Itulah yang membuatnya duduk gelisah di kursi tunggu di ujung lorong, mendengarkan setiap lolongan puas. Kadang-kadang iri, kadang-kadang jijik juga kalau tahu klien macam apa yang sedang menjamah para Gadis Kucing. Namun, yang pasti Ramona senantiasa menanti. Jarinya saling meremas dan dadanya berdegup pelan.
Empat kali setiap hari, ia disuapi rasa cemas. Empat kali setiap hari, ia berharap Gadis-gadis Kucing keluar dari kamar dengan wajah riang, mengacungkan jempol kepada Ramona sebagai tanda bahwa racikannya bekerja.
Namun, sayangnya, hanya sembilan Gadis Kucing yang keluar tepat waktu pagi itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ke mana Kally?" salah seorang Gadis Kucing bertanya, matanya mengerling ke arah pintu yang berada di ujung.
"Oh, tidak. Apa racunnya tidak bekerja?" yang lain menyahut. Sebagian memang suka menyebut racikan Ramona sebagai racun, dan gadis-gadis inilah yang berhasil meningkatkan stres sang peracik.
"Aku akan mengecek." Ramona bergegas dari kursi. Jarinya saling menggaruk gugup. Tiap langkah menuju pintu Kally terasa berat, hingga ia mengintip melalui lubang kunci dan memasang telinga. Ramona tidak sendiri. Beberapa gadis ikut penasaran.
Sesaat, tidak terdengar suara apa-apa. Mungkinkah si klien sudah terlelap, dan barangkali Kally ikut bersantap? Jika demikian, maka itu kesalahan Kally. Tiada Gadis Kucing yang diperbolehkan menjilat Debu Perak. Cambukan peringatan bakal tiba di punggung Kally, bukan Ramona—
"Pelacur keparat! Apa-apaan ini?"
Darah Ramona berdesir. Para gadis yang mencuri dengar seketika melompat menjauh. Mereka berlari terbirit-birit, sebagian berkata akan melaporkan ini kepada sang mami. Ramona membeku. Walau ia ingin lari, ia tidak bisa. Tangannya pun memutar kenop untuk menerobos masuk.