Selamat Membaca
Lelaki dengan setelan kerja lengkap itu, menghela nafasnya. Telinganya terasa pengang saat mendengar suara dentuman musik dari dalam tempat hiburan malam itu. Ia memijat pangkal hidungnya, sebelum menajamkan matanya. Jujur saja, ia sudah bosan keluar masuk tempat ini.
Shanka Nawasena, memasang kembali kacamatanya. Lelaki itu melepas jasnya, menyerahkan kepada lelaki yang berdiri tak jauh disampingnya.
"Pak, apa saya saja yang jemput ibu didalam?" Tanya Hendra, lelaki yang menjabat sebagai asisten deputi ini menawarkan diri.
Shanka menggeleng tegas. Ia tahu, Hendra tidak akan bisa menangani Tuan Puterinya didalam. Shanka menarik sudut bibirnya sekilas, entah apa yang akan istrinya katakan jika tahu kesenangan duniawinya kembali Shanka ganggu. "Biar gue aja, lo ngga bakal bisa bawa Niraya keluar dari sana."
Hendra mengangguk, membenarkan ucapan sang atasan yang merangkap menjadi temannya tersebut. Cakaran dari Nyonya Nawasena itu tidak lah main-main, berhasil meninggalkan jejak selama seminggu ditubuh Hendra. Membayangkannya saja membuat Hendra bergidik.
"Bini Lo sangar banget, Ka. Gue basa-basi doang tadi, haha." Tawa Hendra melambung mengingat sesangar apa istri temannya itu. "Ibu kuat banget, demi." Lanjutnya.
Shanka hanya mengangkat bahunya malas, kaki berbalut celana bahan itu melangkah tegap memasuki tempat temaram tersebut. Tak sulit untuk Shanka masuk kedalam tempat itu, Club tersebut milik temannya. Sudah hal biasa bagi pegawainya melihat Shanka keluar masuk Club tempat mereka berkerja, hanya ada 2 alasan kenapa lelaki itu mau masuk.
Pertama, berkumpul bersama temannya. Terakhir, menjemput tuan puterinya. Alasan terakhir merupakan penyebab seringnya ia menyambangi tempat tersebut. Shanka akui, cukup sulit menemukan sang istri ditengah gerumbulan orang yang sedang berdansa bebas itu. Iris kelam itu menyapu pemandangan didepannya, menatap satu persatu manusia didalamnya. Matanya terkunci saat melihat tuan puterinya tengah berdansa mesra dengan seorang pria.
Shanka mendengus malas, pria baru lagi pikirnya. Dengan langkah lebar lelaki itu menarik pinggang istrinya, menarik tubuh gadis itu agar menempel pada tubuhnya. "She's mine." Desisnya, cukup mengintimidasi pria lain dihadapannya. Tanpa banyak bicara pria itu berlalu dari hadapan keduannya.
Shanka menunduk, ia mencengkram lembut rahang sang istri. Mendekat hidung mancungnya pada bibir ranum milik istrinya. Lelaki tampan itu memenjamkan matanya sekilas ketika mencium bau alkohol yang kuat dari mulut Niraya.
Niraya Prateesa, mengayunkan tangannya menyentuh rahang tegas Shanka. Jemari lentik itu bermain sensual diatas bibir sang suami. "Halo, suami." Kekehnya. Lengan mungil itu melingkar sempurna punggung lebar Shanka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage ; SanNing
Fanfiction1st in #bin 31/10/2024 Menjadi Nyonya Nawasena bukanlah impian Niraya. Hidup Niraya yang sebelumnya bebas, kini terpenjara dalam sangkar dengan kedok pernikahannya dengan Deputi VI BIN itu. Memiliki suami setampan Shanka memang impian banyak gadis...