Musim semi menandakan dimulainya bunga- bunga bermekaran sekali lagi. Itu adalah fakta nyata yang selalu diamati oleh sosok lelaki berkaos putih di depan jendelanya tanpa henti. Sembari menghisap batang nikotin, membuat residu di udara yang jernih. Sesekali bersenandung kecil dengan senyuman tanpa henti.
Tangan mungil nan mulus muli melingkar, memeluk raga kekar sang lelaki dari belakang. Seolah sedang pamer pada indahnya pagi hari jika keduanya adalah sepasang kekasih. Kekasih yang sedang dimabuk asmara dan benar- benar sedang menggila.
"Kau sudah bangun hm" nada lembut sang lelaki mulai terdengar.
Tak menjawab, yang ditanya hanya mengangguk sebagai isyarat bahwa dirinya memang sudah bangun dan bukannya ke kamar mandi malah menemui sang lelaki di dinginnya udara pagi.
Taehyung buang puntung rokok itu kebawah, jatuh diantara rumput hijau, tak peduli masih seberapa banyak hisapannya jika ia terus menggunakannya.
Berbalik dan menangkup wajah mungil sang wanita. Maniknya masih sembab, muka bantal namun manis.
Cantik, semuanya cantik. Apapun yang dimiliki wanita ini sangat cantik. Kim Taehyung puas, miliknya memang sempurna.
"Disini dingin, ayo masuk" ujarnya sambil bergerak ke dalam tanpa melepas pelukan.
Keduanya kembali bergelung dibawah selimut, mencoba mencari kehangatan dari tubuh satu sama lain. Tak berhenti hanya memeluk, tangan besar sang lelaki mulai mengelus kepala wanitanya, satunya menepuk lembut bahu yang hanya dibalut crop top hitam, langsung merasakan betapa mulus dan lembutnya kulit itu.
"Kau harus ke kantor bukan?" tanya serak sang wanita masih mendekap sang lelaki, nyaman.
"Hm, apa kau ingin aku disini Bae?" tanya Taehyung mulai mengecupi pipi sang wanita.
"Boleh?" tanya Bae Irene ragu- ragu.
Kim Taehyung tersenyum, mengecup singkat bibir sang wanita. Manis, seperti biasanya. Ia kecanduan dengan manis itu. Lembut, dan ia selalu ingin mengulang. Apapun yang berkaitan dengan wanita di sampingnya ini.
"Apapun untukmu, Bae" lembut Taehyung memeluk sang wanita mesra.
Ketika maniknya mulai menutup, Irene dikejutkan dengan suara berisik dering ponsel. Tentunya milik lelakinya. Ponselnya? Entah ia letakkan dimana semalam. Namun, jelas itu adalah dering milik sang lelaki di dengar dari nadanya yang memuakkan. Pasti urusan kantor.
"Ck, mengganggu" kesal Taehyung menatap sang wanita yang memang terganggu.
"Maaf, sebentar Bae" ujar Taehyung melepas rengkuhannya untuk melihat siapa gerangan sosok sialan itu.
Bae Irene berdehem, ikut melepas rengkuhannya pada sang lelaki. Maniknya berkedip pelan, mengumpulkan sisa sisa kewarasannya agar tak kembali tertidur. Lelakinya kesal, ia dapat melihat dari pancaran mata yang seakan siap menembus kepada sang penelpon.
"...."
"Kau sialan-" umpatannya terhenti digantikan dengan wajah bingung kemudian marah.
Tanpa basa basi ia matikan ponsel itu dan segera beranjak dari kasur. Hal tiba- tiba itu membuat Irene merasa bingung. Gerangan apa yang terjadi hingga membuat Kim Taehyung yang biasanya tenang menjadi kelabakan seperti ini.
Mengikuti pergerakan lelakinya membuka kasar lemari di wardrobe membuatnya ikut bangkit berjalan menyusul.
"Kenapa?" tanya Irene pelan merasakan ada intimidasi dan kemarahan dari sikap dan wajah sang lelaki.
"Bae, aku harus ke kantor sebentar" jelas Taehyung yang berpindah ke arah gantungan dasi.
"Hm, aku ikut" ujar Irene lekas menahan tangan sang lelaki yang berusaha menyimpulkan dasinya di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY; Love or Obsession
RomanceMATURE Aku merasa dicintai, tapi aku juga merasa takut. Jika cinta itu nyata adanya atau hanya sekedar obsesi yang menyakitkan.