Rame aku up secepatnya
aku up panjang nih
Semoga ceritanya nyampe ke hati, ya!
Hai, makasih banget udah nyempetin baca! Di sini, aku cuma mau bilang, enjoy the story dan semoga bisa bikin kamu senyum, mikir, atau bahkan nangis (?)
•
•
•Langit sore itu perlahan berubah warna, dari biru cerah menjadi oranye keemasan. Awan-awan tipis membentang seperti sapuan kuas pelukis di langit Depok. Skyla Viyana bersandar di pagar balkon rumahnya, matanya terpaku pada halaman rumah sebelah. Rumah itu milik keluarga baru yang pindah beberapa minggu lalu—keluarga Lintang Samudra.
Sejak pertama kali melihatnya, Skyla tahu ada sesuatu yang berbeda tentang Lintang. Tak seperti pemuda lain yang pernah dia kenal, Lintang memiliki aura tenang dan sedikit misterius yang membuatnya sulit untuk ditebak. Skyla tak bisa berhenti memikirkannya sejak hari itu, saat ia pertama kali melihat Lintang keluar dari mobil keluarga mereka dengan tas ransel hitam di pundaknya, rambut hitam legam sedikit berantakan namun tetap terkesan rapi. Langkahnya santai namun penuh keyakinan, seolah-olah dunia tak bisa mengganggunya.
Hari ini, sama seperti hari-hari sebelumnya, Skyla menanti-nanti untuk sekadar bisa melihat Lintang lewat atau mendengar suaranya dari kejauhan. Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dalam dirinya setiap kali melihat Lintang. Mungkin caranya berjalan yang penuh percaya diri, atau cara matanya yang tajam seperti mampu menembus apa pun yang dilihatnya.
"Sky, mau makan dulu gak?" suara Shenna, sahabatnya, memecah lamunannya. Shenna sedang bermain di rumah Skyla hari itu, seperti biasa saat sore menjelang. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama di balkon, berbicara tentang banyak hal—kecuali tentang Lintang. Skyla belum pernah berani bercerita pada siapa pun soal perasaannya. Bahkan pada Shenna, sahabat yang sudah lama dekat dengannya, Skyla merasa malu untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Lintang.
"Nanti aja, Shen," jawab Skyla tanpa menoleh, matanya masih terpaku ke rumah Lintang. Ada perasaan berdebar-debar yang aneh ketika dia melihat pintu rumah itu. Sudah beberapa hari ia tidak melihat Lintang, dan sore ini ia berharap bisa bertemu sekilas saja.
Shenna mendekat dan menepuk pundak Skyla. "Masih aja diliatin rumah sebelah. Mereka enggak akan pindah lagi, kok," canda Shenna sambil tersenyum kecil. "Atau kamu nunggu seseorang?"
Skyla tersentak. “Nggak kok, cuma... lagi liat-liat aja," kilahnya cepat, lalu berpura-pura memperhatikan langit di atas.
Shenna hanya mendengus dan kembali duduk di kursi yang tersedia di balkon. "Aku sih enggak percaya. Kayaknya kamu suka sama anak barunya, ya? Namanya Lintang kan?"
Skyla menunduk, merasa pipinya mulai memerah. Namun, sebelum dia bisa membalas, suara pintu pagar di rumah sebelah terdengar terbuka. Skyla dengan cepat mengangkat kepalanya, jantungnya berdegup kencang. Dan benar saja, di sana muncul Lintang, mengenakan kaus hitam polos dan celana jeans gelap, rambutnya masih sedikit basah seperti habis mandi.
Lintang terlihat lebih segar dari biasanya, dengan gaya yang tetap sederhana tapi memukau. Skyla tak bisa mengalihkan pandangannya. Seakan waktu berhenti saat Lintang berjalan ke arah motornya yang terparkir di depan rumah. Meski jarak mereka cukup jauh, Skyla bisa melihat jelas guratan wajah Lintang—matanya yang tajam dan bibirnya yang selalu terkatup rapat. Ada sesuatu tentang tatapan Lintang yang selalu membuat Skyla merasa terperangkap dalam diam. Seolah-olah dunia di sekitarnya menghilang dan hanya ada Lintang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Menyapa Langit
Teen FictionSkyla Viyana, anak SMA kelas 12 yang menyimpan perasaan pada tetangganya yang berusia 2 tahun lebih tua darinya. Ia sering diejek temannya karena menyukai lelaki yang lebih tua diatas mereka. Skyla mengungkapkan perasaannya secara cegil pada temanny...