Setelah Terlahir Kembali, Aku Menjadi Pengkhianat Cahaya Bulan Hitam*

Bab 137-138

Bab 137. Malam Pernikahan

"Senjata yang membunuh orang,” kata Meng Qianqian.

"Bunuh seseorang?" Tan'er melihat seruling di tangannya, "bagaimana seruling ini bisa membunuh seseorang? Itu membutuhkan pedang dan racun, ah! Apakah ada senjata tersembunyi?"

Dia berkata dan mulai melihat dengan cermat setiap lubang kecil seruling.

"Senjata yang tersembunyi, Perintah Pembunuhan Baili, baru saja menggantinya dengan seruling yang rusak!"

Meng Qianqian tersenyum dan hendak berbicara ketika tiba-tiba, seorang pria berjubah hitam lewat.

Di kota, orang-orang aneh terlihat di mana-mana. Meng Qianqian jarang memandang orang lain. Namun, ketika pria ini muncul, dia entah bagaimana meliriknya dengan aneh.

Sekilas, dia melihat tato darah merpati di punggung tangan orang lain.

Matanya bersinar.

"Perintah eksekusi telah dikeluarkan..." Tan'er memegang seruling dan menangis dengan sedih, tanpa air mata sedikit pun.

"Tan'er."

Meng Qianqian berbicara dengan tenang.

"Apa?" Tan'er berhenti menangis sedetik.

Meng Qianqian melihat ke belakang pria berjubah hitam: "Apakah kamu melihat orang itu? Kita berpencar dan mengejarnya."

Tan'er memutar seruling di tangannya dan memegangnya erat-erat: "Aku mendapat perintahnya!"

Tan'er merunduk ke gang di seberang toko besi, sementara Meng Qianqian menurunkan pinggiran topinya dan mengejarnya dengan tenang.

Pria berjubah memasuki rumah judi.

Meng Qianqian masuk tanpa ragu-ragu.

Di pasar jalanan, tidak terlalu mengejutkan jika seorang wanita memasuki rumah judi. Semua orang fokus pada perjudian dan tidak memperhatikan apakah orang yang masuk adalah laki-laki atau perempuan.

Meng Qianqian merasa sedikit bermasalah.

Ada terlalu banyak orang di rumah judi dan dia tidak dapat menemukan orang itu.

Dia mendengar Lin Xiaoru menyebutkan bahwa hanya ada satu pintu ke rumah judi di pasar jalanan dan dia bisa yakin bahwa pihak lain masih ada di rumah judi tersebut.

Ada dua cara di hadapannya, memblokirnya di pintu, atau menemukannya satu per satu.

Jika tidak memblokirnya, khawatir tidak akan bisa memanfaatkannya karena dia akan segera menikah.

Maka dia hanya dapat menemukannya.

Di ruang belajar yang gelap.

Pria berjubah hitam meletakkan sebuah kotak di atas meja di seberangnya: "Apa yang kamu inginkan."

Seorang pria berkursi roda berkata dengan dingin: "Bawa saja barang-barangmu, tidak perlu membawanya."

Pria berjubah itu melirik ke belakang dari sudut matanya: "Aku akan menyelesaikannya."

"Itu yang terbaik," pria di kursi roda memberinya sekantong emas.

Dia mengambil emas itu dan berbalik dan meninggalkan ruang kerja.

Pria berkursi roda membuka kotak di atas meja dan di dalamnya ada kepala manusia yang berlumuran darah.

Meng Qianqian mengamati di luar dalam waktu lama untuk memastikan bahwa pria itu tidak bersembunyi di antara para penjudi di lobi.