Hari biasa dengan kegiatan yang (biasa) dilakukan oleh orang-orang good looking. Ada selembar post it berwarna biru pastel tertempel di pintu loker Karina.
"Widih.. dari kelas mana lagi tuh?" tanya Giselle kala melihat wajah malas Karina
Karina menghela nafasnya. "Gatau dan gak peduli."
"Dih. Tulisannya cakep noh, liat dong."
"Ck, nih. kalo udah buang ya," kata Karina malas dan menutup pintu lokernya lagi.
"Eh dari cewek anjay, gile!" Giselle terkejut, "Lo gak mau simpen ini? First time loh dari cewek, biasanya lo dapet dari cowok."
Karina mulai penasaran Karina menoleh ke arah Giselle. "Emang isinya apa?"
"Halo kak! Aku Winter dari X IPA 2, mau ngucapin makasih udah ngajarin dance minggu lalu. Maaf pake post it di loker kakak, soalnya mau ngucapin langsung nggak pernah bisa. Widih.. tumben amat lo mau ngajarin orang."
"Lombanya udah tinggal seminggu, dia gerakannya masih belom luwes juga, gemes lah gue." Giselle hanya terkekeh mendengarnya, setidaknya sebelum ponselnya berdering.
"Paham-paham, lo kan emang perfeksionis kalo ada sangkut pautnya sama lomba." Giselle memotret selembar kertas kecil yang berada di tangannya.
"Kalo lu mau, simpen aja. Gue nggak butuh."
Giselle terkekeh. "Ogah dah, gue punya cowok."
"Yaudah, buang aja." Giselle mengangguk dan membuangnya dengan rapi, mencegah adanya skandal 'sombong' Karina kalau yang bersangkutan melihat post it nya sedang terbaring tak berdaya di tong sampah.
Pada akhirnya mereka berjalan menuju kantin untuk bertemu teman-teman yang lain. Kantin cukup ramai karena katanya ada stand yang baru buka.
"Selle, Rin!" Yeji melambaikan tangannya tinggi-tinggi ke arah mereka, disana sudah ada Hyunjin, Jeno, Jaemin, dan Somi. "Kok kalian lama deh?" Tanya Yeji saat mereka berdua sudah bergabung dengan mereka.
"Tadi ada anak X IPA 2 yang nempelin post it di loker gue."
"Dari cewek loh...." Giselle mengompori berita yang dipastikan akan memanas di antara mereka, hah... dasar Giselle.
"Anjir, lo belok Rin?" tanya Haechan sambil melotot. "Gue nggak ekspek lo bakalan belok setelah si masa lalu."
"Lebay lo, gue gak belok. Tumbenan aja dapet dari cewek, biasanya kan cowok," bantahnya, "Ngomong-ngomong stand baru jualan apa deh?"
"Kentang goreng yang pake bumbu kalo nggak salah," jawab Jeno disela-sela kegiatan seruput kuah baksonya.
"Berapaan dah?"
"Tergantung size yang kecil lima rebu, yang biasa lapan rebu, yang gede sepuluh."
"Lo tadi beli kentang?" tanya Karina dan dijawab gelengan oleh Jeno.
"Tadi si Jaemin beli lima rebu eh jatoh karena kejepit orang-orang terus keinjek gatau sama siapa, makanya ni orang jadi kayak gini," jelas Jeno sambil melirik ke arah Jaemin yang bengong karena hasil dari sisa uangnya sekarang sudah berada di tempat sampah.
Kalo masih penasaran bayangin aja muka-muka orang yang kentangnya masih panas, bumbunya pas, dan harganya goceng bernasib sial karena hal bodoh, udah kejepit keinjek pula. Giselle yang ngeliat Jaemin aja miris apalagi kalian.
"Lo mau nggak Rin?"
Karina menggeleng, "Gue nyomot aja entar." Giselle mengangguk dan pergi ke stand kentang goreng yang antriannya udah menipis.
YOU ARE READING
cupid's fault
Romance⌗ 𝘆𝘂𝗷𝗶𝗺𝗼𝗿𝗶, 𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘆, 𝗱𝗱𝗲𝘂𝗻𝗴𝗿𝗼𝗺𝗶 ᝬ wondering why cupid so cruel to me bahasa , semi-baku cover by @minkiszn JICHOOSE , 2024