Kegelapan perlahan muncul. Angin sejuk menerpa Seorang gadis yang tengah memandangi langit malam, menyisakan cahaya oleh sang rembulan. Gadis bernama Reverie itu berdiri didepan teras seperti menunggu sesuatu.
"Tumben jam segini belum balik." Ucapnya sambil menengok ke kanan dan kiri yang telah ditutupi kegelapan malam hari.
Merasa bosan menunggu, ia memilih masuk kedalam rumah.
Diruang tengah atau ruangan tamu, ia melihat sang bibi yang melewati dirinya.
"Bibi" cegatnya.
Bibi yang merasa terpanggil menoleh ke arah sumber suara, "kenapa neng?"
"Ayah sama ibu ga ngomong mau pergi kemana?" Tanyanya pada wanita paruh baya dihadapannya itu.
Menggelengkan kepala. "Tidak, neng. Bibi lihat Tuan sama Nyonya pergi seperti orang terburu buru.."
Gadis itu mengangguk paham.
"Makasih ya bi"
"Iya neng."
Setelah percakapan singkat itu berakhir, bibi kembali ke dapur. Rev menuju sofa dan mendudukan dirinya disana sambil memainkan ponselnya.
"Disekolah, ayah sama ibu cuma bilang ada urusan mendadak. Kebiasaan ngasih info setengah setengah, mana lama banget lagi. Gini kan gua ga ngerti jadinya.." Rev menggerutu sendirian memandangi ponselnya.
Selang beberapa menit setelah ia menggerutu, terdengar suara mobil yang tepat berhenti didepan rumah.
Langkah kaki terdengar memasuki rumah, namun gadis itu masi khayal dengan ponselnya...
"Reverie" suara lelaki dewasa memanggil dirinya, menyadarkan gadis tersebut kemudian perlahan mengangkat wajahnya untuk melihat siapa sosok tepat berdiri dihadapanya.
"Loh udah pulang? Tumben pulang jam seg-" Terhenti. Pandanganya seketika teralih pada seorang gadis cantik nan polos yang tengah berdiri disamping ibunya.
"Siapa?"
"Dia anak dari teman masa kecil ayah"
"Terus? ngapain disini?" tanyanya pada sang ayah.
"Biar ayah jelaskan..kedua orang tuanya bercerai setahun yang lalu. Dia tinggal bersama ayahnya. Namun, ayahnya baru saja meninggal Makanya ayah dan ibu buru buru untuk ikut mengubur. Dan ayah dari anak itu minta tolong sama ayah buat ngangkat anak dia jadi anak ayah dan ibu-"
Reverie tersentak mendengar perkataan ayahnya, Elkairo Abraham.
"Lah? Kok jadi ke ayah tanggung jawabnya? Kerabatnya mana?"
Ayah menghela napas sejenak sebelum menjawab. "Gak ada kerabat yang mau nerima dia. Ayah sama ibu ngerasa iba, dan ini juga salah satu permohonan terakhir dari teman masa kecil ayah sebelum meninggal."
"Ayah sama ibu juga gaada ngebahas ini sama aku. Seharusnya ada persetujuan aku dulu sebagai anak kalian?"
"Reverie, ayah kan sudah bilang kalo ayah sama ibu itu buru buru. Jadi gak sempat ngabarin kamu apalagi ngejelasin semuanya ke kamu." Sahut Raeyameva sang ibunda.
Reverie terdiam mencerna semuanya.
Gadis yang sedari tadi mematung disamping Raeyameva itu berjalan menghampiri Rev dan mengulurkan tanganya.
"Hai? Aku Cerlyene Adithama. Salam kenal-"
Suara lembut dari gadis berambut kepirangan itu membuat fokus Rev teralih kembali padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Wound
Teen FictionWARNING!! don't copy. Harsh words & a little sadistic. happy reading~ ────୨ৎ──── Menceritakan seorang gadis bernama 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐫𝐢𝐞 𝐀𝐛𝐫𝐚𝐡𝐚𝐦. Anak tunggal dari 𝐑𝐚𝐞𝐲𝐚𝐦𝐞𝐯𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐧𝐚𝐭𝐡𝐚 & 𝐄𝐥𝐤𝐚𝐢𝐫𝐨 𝐀𝐛𝐫𝐚𝐡𝐚𝐦. Sebagai ana...