DUAAA

6 3 0
                                    

"le...zed leee...," mell mengatur nafasnya yang tak beraturan karena berlari dari ruang BK menuju kantin yang jaraknya lumayan jauh.

"berulah apalagi si tu bocah ahhh," el sangat geram dengan tingkah kawannya itu. selalu saja membuat onar, dan selalu el juga yang menyelesaikannya.

"nanti aja jelasinnya! ini darurat banget le, ayo ikut gue dulu ke ruang bk!!!"

*

"zedlyn..nakk..coba bicarakan baik-baik, masalahnya juga tidak serius," Bu Amara──selaku guru BK mencoba berbicara sabar dengan zed yang tengah naik darah.

Namun percuma, Zedlyn tetaplah zedlyn. semakin masalahnya disepelekan semakin menjadi.

"ga serius? lo guru baru diem aja deh, urusan gua ama si dongo satu ini-" zed menunjuk adik kelas perempuan yang menangis karena dianggap bermasalah dengan zed. padahal ia hanya tak sengaja menyenggol dan menumpahkan minumannya pada zed saat di toilet. "-bukan ama lu," sambung zed memindahkan telunjuknya ke arah Bu amara.

nada bicara zed yang tak sopan dan sangat nyaring di telinga membuat Bu amara tak tahan.

PLAAKKKK

satu tamparan yang renyah mendarat mulus di wajah bagian kiri zed. keadaan saat itu seketika hening.

zed menyentuh rahangnya yang mulai memanas dan kesakitan. juga Bu amara yang termenung tak percaya akan apa yang ia lakukan. untuk pertama kalinya sepanjang ia berprofesi sebagai guru BK ia menggunakan ototnya pada seorang siswa.

"nak, maaf ibu tidak sengaja!," Bu amara meminta maaf kepada zed. ia mencoba menggapai wajah zed yang memerah karena tamparannya. Namun, zed menangkisnya.

emosinya tengah berada di stadium akhir rasa marah. kedua lengannya mengepal kesal. zed mencoba melayangkan kepalan lengannya dan berniat mendaratkannya di wajah Bu amara.

sebelum tinjuan itu sampai pada tujuannya el yang baru saja datang langsung menggapai lengan zed.

zed refleks malah memukul el dengan lengan kirinya.

zed tak sadar bahwa orang yang ia tinju adalah el, sahabatnya sendiri. el terjatuh, memegangi pipinya yang mulai memerah.

mell yang melihat itu mendekat kearah el berniat menolongnya namun niatnya terpaksa ia urungkan karena tiba-tiba saja el berteriak.

"WUOOYYY..." teriakan el membuat orang orang yang berada di ruangan itu semakin terfokus pada el. termasuk zed yang masih belum sadar bahwa orang yang ia tinju adalah eleanora, sahabatnya.

"le! lu ngapain? gua kan udah bilang berkali kali jangan ikut cam-"

ucapan zed terpotong oleh el. "-jangan ikut campur urusan lo?" el mengepalkan lengannya, mengangkat dirinya yang terhampar di lantai.

"emangnya kalo gua ga ikut campur lo bisa nyelesein masalah lo sendiri?" tanya el penuh penekanan.

"emang gua pernah nyuruh lu buat nyelesein masalah gua?" bukannya minta maaf atau semacamnya. zed malah melontarkan pertanyaan yang justru akan menambah masalah.

el menggelengkan kepala sambil tersenyum, lalu pergi dari ruang BK itu. sangat heran dengan sikap sahabatnya itu yang tak kunjung sadar dan mengintrospeksi dirinya sendiri.

Eleanora. atau yang dikenal sebagai el adalah sahabat zed dan mell sejak duduk di sekolah dasar, zed dan mell biasa memanggilnya 'le'. jika bertanya alasannya? yo ndak tau kok tanya saya.

mell? nama panjangnya mellysa. gadis ini bisa kita sebut sebagai 'si kadang kadang', namun zed dan el memanggilnya 'dadang'. ya kadang kadang bego, kadang kadang oon, kadang kadang belegug, kadang kadang juga kombinasi. tergantung situasi dan kondisi.

Tanpa PamitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang