01. Latter

2 1 3
                                    

Untuk Kak Nakula.

Hai Kak Naku! 
Seneng deh akhirnya surat ini bisa dibaca sama kamu. Jadi nggak sia-sia deh, Omi nulisnya hehehe...

Kak Naku, Omi mau jujur ya!
Kenap ya kalau lihat Kak Naku, jantung Omi jadi cenat-cenut gitu!?
Ini berlaku kalau Omi lihat Kak Naku aja!

Hahaha... Kak Naku kayak penyakit!
Tapi baru kali ini Omi seneng kena penyakit!

Kayaknya Omi suka deh sama Kak Naku. Tapi Omi nggak tahu cara nembaknya. Sedih:(

Ya udah gitu aja dulu. Besok lagi Omi bikinin surat ya!

Dadaah!

Tertanda

Naomi Rifanti

Pandangan Arshan kembali jatuh pada seorang gadis di hadapannya dengan snelli yang membalut tubuh mungilnya.

Wajahnya yang nampak lucu membuat Arshan tanpa sadar mengukir senyuman tipis.

"Ini ... buat gue?" Arshan bertanya dengan raut ragu di wajahnya.

"Iya ...." Gadis bernama Naomi itu menjawabnya dengan malu-malu. Jemarinya pun saling bertaut untuk menyembunyikan rasa gugup. "Kak Naku suka?"

Arshan nampak berpikir. Apakah pertanyaannya nanti akan menyakiti hati Naomi? Namun entah kenapa Arshan menyukai tulisan yang dituangkan dari hati ini.

"Suka."

Mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Arshan, alhasil membuat gadis itu melompat kegirangan. Bahkan snelli yang dikenakan hampir saja melorot.

"Jadi, Kak Naku kapan suka sama Omi?"

Detik itu mulut Arshan mengatup. Matanya memilih mengedar untuk menghindari pandangan menuntut dari Naomi.

Melihat lelaki di hadapannya yang masih diam, Naomi pun hendak kembali bertanya. Namun suara seorang wanita dari belakang membuat gadis itu praktis kalang kabut.

"Naomi! Ya ampun ... ibu cari kamu di mana-mana!" Wanita berjilbab hijau itu nampak tergopoh-gopoh menghampiri Naomi.

Diam-diam Arshan bisa bernapas lega. Wanita itu datang di waktu yang tepat.

"Eh, ibu!" Naomi terlihat cengengesan seraya menggaruk tengkuknya.

"Kamu ini di suruh tunggu di taman kok malah pergi? Ini juga snelli ibu, kenapa dipakai, Sayang?" Wanita itu dengan sabar membantu melepaskan jas kerjanya yang dicuri pasiennya.

"Ih, kok dilepas? Kan dingin!" protes Naomi dengan raut cemberut di wajahnya.

"Nanti pakai jaket, oke? Sekarang masuk dulu."

Naomi buru-buru menepis tangan wanita itu dan berlari mendekati Arshan.

"Bentar dulu, Kak Naku belum jawab pertanyaan Naomi!" Dengan kedua matanya yang masih berbinar, Naomi menatap Arshan dengan rasa tak sabar.

Atensi wanita itu pun turut jatuh pada Arshan yang kini menatapnya seolah meminta pertolongan.

Maka dengan senyum keibuan di bibirnya, wanita itu segera memeluk pundak Naomi.

"Maaf ya Mas, kalau Naomi menganggu. Dia nggak ngapa-ngapain Mas, 'kan?"

Sembari menjatuhkan pandangannya pada Naomi, Arshan menjawabnya dengan gelengan.

Senyum lega pun terukir di bibir wanita itu. "Syukurlah ... kondisinya sudah semakin membaik. Kalau begitu saya permisi dulu." Atensinya kini beralih pada Naomi. "Ayo, Nak!"

AvengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang