Bab 2

100 22 3
                                    

Leng yang sudah tumbuh dewasa sudah mulai merasakan rasa cinta. Leng menyukai kakak tingkatnya bernama Dew, cowok dengan postur tinggi dan tampan serta pintar. Namun Leng tidak berani mengutarakan perasaannya secara langsung.

"Gue kayaknya suka sama P'Dew deh," kata Leng tiba-tiba ketika dirinya dan temannya, Nata, sedang asik melihat pertandingan basket yang sedang di mainkan oleh Dew.

"Hah? Lu ngomong apaan Leng?" Tanya Nata untuk memastikkan bahwa telinga tidak salah mendengar.

"Gue suka sama P'Dew," ulang Leng dengan matanya masih terus melihat kearah Dew.

"Sumpah? Demi apa? Lu suka yang beneran suka apa cuman kagum doang Leng?" Tanya Nata meyakinkan Leng.

"Sebenernya gue awalnya kagum sih. Sejak awal ospek hehe," kata Leng.

"Anjir lu. Buru kejar deh kalau gitu keburu di ambil orang. Denger-denger P'Dew banyak yang suka," kata Nata

"Gue bingung gimana deketinnya Nat. Lu ada ide kagak?"

"Bentar gue mikir."

---

"Phi~~phi tau si Leng Leng itu gak phi?"

"Musuhnya Ohm?"

"Iya bener phi. Tadi aku nguping katanya dia lagi suka sama P'Dew."

"Hah? Bener? Jangan sampe Ohm tau deh."

"Lah kenapa? Emang P'Ohm suka sama si Leng Leng itu?"

"Leng suka siapa? Coba lu ulangin?" Tiba-tiba suara Ohm membuat perbincangan antara Santa dan Perth berhenti.

"Anu phi.." Santa tidak berani menjawab pertanyaan Ohm

"Anu anu apaan. Ngomong yang jelas lu," kata Ohm dengan nada sedikit keras.

"Leng suka sama Dew," jawab Perth santai

"Lu tau darimana?" Tanya Ohm sekali lagi kepada Santa.

"Anu phi. Tadi aku denger langsung dari Lengnya waktu nonton basket," jawab Santa ketakutan.

"Makanya lu kalau suka Leng, bilang. Jangan malah ngerjain doi terus-terusan. Ntar yang ada doi malah benci sama lu," kata Perth sedikit menyindir Ohm.

"Mana ada gue suka sama tuh bocah. Najis. Bukan type gue juga," kata Ohm sambil memalingkan wajahnya tidak melihat kearah Perth.

"Ya kali aja gitu. Gue cuman ngasih tau."

---

"Leng, udah belum? Lama bener," tanya Nata sambil memantau keadaan sekitar.
Sesuai ide dari Nata, Leng memutuskan untuk menuliskan surat cinta pada Dew lalu menaruhnya di loker milik Dew.

"Leng..cepett..ada P'Dew," kata Nata panik. Leng masih diam sambil meramalkan doa-doa untuk suratnya.

Nata yang makin panik melihat Dew semakin mendekat, langsung menarik Leng menjauh dari loker milik Dew.

"Nataaa ihh..kan belum di masukin suratnya," kata Leng sedikit mengambek pada Nata.

"Lu kelamaan. P'Dew tadi udah deket. Kalau lu ketauan gimana? Mau tuh surat lu di baca di depan lu saat itu juga?" Kata Nata sedikit marah kepada Leng.

"Terus ini gimana?"

"Ya ntar aja pulang kuliah kita kesitu lagi. Udah simpen dulu surat lu," kata Nata sambil menarik Leng pergi.

Dari kejauhan ada sosok pria tengah berbincang-bincang dengan Dew. Seperti sedang melakukan negosiasi. Dapat dilihat juga Dew sedikit risih dan akhirnya menganggukkan kepalanya. Pria yang berbincang dengan Dew pun tersenyum puas.

----

"Leng, gimana? Udah ada perkembangan gak?" Tanya Nata yang hanya di balas oleh gelengan kepala Leng.

"Tapi lu udah bilang kan disurat lu buat P'Dew nungguin lu di tugu depan fakultas?" Tanya Nata yang lagi-lagi hanya di balas dengan anggukan kepalanya.
Leng langsung menampilkan wajah sedihnya jika mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.

Sudah 2 minggu terlewati setelah Leng berhasil memasukkan surat cintanya di loker milik Dew. Sudah 2 minggu juga dia berharap Dew akan menemuinya di depan Tugu Fakultas, tapi hingga kini Leng yang selalu menunggu Dew namun Dew tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.

"Apa dia kagak penasaran sama gue ya? Apa dia kagak baca surat gue? Langsung di buangkah? Apa dia udah punya pacar? Makanya dia gak mau nyakitin pacarnya?" Tanya Leng dengan nada yang sudah tidak ada tenaga.

"Sabar ya Leng, di tungguin aja ya. Kali aja dianya lagi sibuk, jadi belum ada waktu buat nemuin lu," kata Nata menenangkan Leng dan akhirnya mereka berpelukkan.

----

Seperti biasa, jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 sore, Leng masih setia menunggu Dew depan tempat yang sudah di janjikan. 2 minggu lebih sepulang kuliah, Leng selalu duduk di depan Tugu.

"Kalau sampe jam 7 belum dateng, gue pulang aja lah, capek juga nungguin. Laper lagi," batin Leng.

Leng sudah tidak berharap lebih, sambil menunggu kedatangan Dew yang tidak pasti, Leng menyambinya dengan mengerjakan tugas kuliahnya.

Leng yang sedang serius dengan tugasnya sampai tidak sadar ada lelaki yang tiba-tiba duduk disebelahnya. Laki-laki itu pun diam, memperhatikan Leng yang tengah sibuk dengan tugasnya.

15 menit berlalu, laki-laki itu mengira Leng akan menyadari kedatangannya. Namun hingga detik ini Leng belum menyadarinya.
Laki-laki itu menghembuskan nafasnya berat sambil sedikit mengacak rambutnya karena frustasi.

"Oo kayak gini isi matkul anak kedokteran hewan," laki-laki itu memutuskan membuka suaranya agar Leng menyadari kehadirannya. Namun ternyata Leng masih terlalu fokus dengan tugasnya itu.

"Ini bagian apanya burung sih?" Laki-laki itu terus mencoba buat menarik perhatian Leng. Sekarang dia mencoba sambil menunjuk gambar yang terpampang di Laptop milik Leng.

"Itu paru-paru burung," jawab Leng singkat

Dan usahanya akhirnya mendapatkan atensi dari Leng namun belum menoleh ke arahnya.

"Oo paru-paru burung. Ternyata hampir mirip manusia ya bentuknya," kata laki-laki itu lagi.

Mendengar perkataan dari laki-laki itu, Leng menghentikan pekerjaannya dan langsung menoleh kesebelah kirinya.

"Elu? Mulai kapan lu disini?" Kata Leng kaget sambil menunjuk lelaki itu yang hanya di balas dengan semyuman di wajahnya.

---

PS: Nama Dunk disini aku ganti Nata ya. Biar gak kaku banget.
Btw, makasih yang sudah kirim vote+coment☺️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rivalry [OhmLeng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang