chapter 1-Eirine mengajar les

2 1 0
                                    

Matahari menerangi seluruh jalan, cahaya nya menembus kaca jendela kamar seorang perempuan yang sedang bersiap sekolah.
Perempuan berkulit putih, dengan poni rapi, rambut terurai panjang.

Ia mengambil dan menggendong ransel nya.

Berjalan menuju halte bus, dan menaiki bus yang bertujuan ke sekolah SMA bina bangsa.

Baru saja memasuki bus, banyak orang ber seragam sekolah yang sama dengan nya yang menyapa nya

"Halo, "
"Haii, "
"Selamat pagi rine "

Perempuan itu membalas dengan senyum manis nya

Sesampainya di sekolah, ia segera melangkah kan kaki nya menuju kelas 10-1

(Eirine Jasmine Alesha)

"Rine, lo udah pr kemarin?, " Tanya seorang lelaki dengan tan skin tinggi 170 dengan wajah yang sedikit tengil (Alfie Javier)

"Ipa?, udah, " Jawab Eirine

"Boleh minjem, kagak? Gua lupa ngerjain semalam, " Ucap Alfie

Eirine menatap nya dengan wajah datar

"Bukan lupa, tapi emang sengaja ga dikerjain, " Ucap Eirine kemudian memberikan buku pr itu

************

*TRRINGGGG!!

bunyi bel berdering, menunjukkan jam pulang sekolah.

Eirine merapikan buku-buku nya dan memasukkan nya kedalam tas

"Rine, balik bareng gua?, " Tanya Alfie

"Nak Eirine, " Seorang guru didepan pintu kelas berdiri memanggil Eirine (bu cia)

"Lo balik duluan aja, gue nanti naik bus,"
Ucap Eirine kemudian ia segera menghampiri ibu guru tadi

"Bisa ikut ibu ke ruang guru sebentar, nak?, " Ucap guru itu

"Bisa bu, " Jawab Eirine kemudian ia segera mengiringi ibu itu menuju ruang guru

Saat baru saja masuk di ruang guru, disana ada seorang laki-laki dengan kulit putih, bahu lebar, dengan wajah datar (Galen Elano)

"Nak galen, ini adalah partner untuk Olimpiade Ipa mu nak, Eirine tidak keberatan kan?, " Tanya bu cia 

"Saya, sama siapa aja nggak pernah nolak bu, " Jawab Eirine

"Yasudah kalau begitu, ibu harap kalian bisa bekerja sama dengan baik ya, " Ucap bu cia

"Baik bu, " Jawab Eirine

*******

Eirine baru saja sampai di rumah sederhana nya, ia menaruh sepatu nya di rak secara rapi

Menyalakan lampu kamar nya, dan merebahkan tubuh nya di kasur empuknya

"Huh, kalau lagi cape gini bawaan nya mau cerita ke abang, " Gumam nya, kemudian tidak lama itu ia tertawa

"Tapi berharap apa, gapunya abang gini," Sambung nya

"Ah udah lah, mending bersih-bersih terus belajar, " Ucapnya kemudian ia pun mengambil handuk dari gantungan handuk.

In Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang