Pintu kamar terbuka setelah tertutup kurang lebih 1 jam. Haechan mengulumkan senyuman. Tangan mungilnya menepuk pelan sofa di sampingnya. Memberikan isyarat agar sang empu duduk disebelahnya.
Berjalan pelan menghampirinya. Sejenak Jeno diam saat sudah sampai di dekat Haechan, kemudian memeluknya. Menghirup aroma yang menjadi candu untuknya di setiap waktu.
“Sayang, aku minta maaf karena aku, acara camping kita jadi batal.” Jeno merasa bersalah dan menyesal.
Haechan menganggukkan kepalanya. Mengelus lembut bahu kekar kekasihnya. “Makan dulu ya, sedari tadi kamu belum makan sama sekali,” ucapnya dengan nada lembut.
Haechan berusaha bersikap tenang, tidak mau membuat Jeno merasa bersalah. Lagipula acara camping bisa dilakukan hari lain lagi. Jujur saja dari tadi ia sangat khawatir dengan kondisi kekasihnya.
Makan malam sudah selesai bahkan jam waktu malam semakin larut membuat Haechan sedikit bosan.
Tinggg..
Mendadak sebuah ide muncul di kepalanya. Sepertinya menonton film horor bisa menghilangkan rasa bosannya.
“Kamu yakin mau menonton film horor?” Tanya Jeno. Hatinya sedikit tidak yakin dengan ide beruang manisnya itu. Pasalnya, Haechan sangat penakut.
Dengan penuh yakin Haechan menganggukkan kepalanya. “Iya.”
Selama menonton film horror, haechan selalu menutup mata, menyembunyikan wajahnya sambil memeluk kekasihnya. Lebih tepatnya Jenolah yang menonton dan Haechan hanya bagian mendengar dan berteriak jika bagian seramnya muncul.
“Untung sayang kalo tidak pasti sudah kubuang ke laut Atlantik.”
Jeno hanya mampu berucap dalam hati. Haechan akan murka jika mendengar. Membayangkannya saja sudah menyeramkan apalagi kejadian.
•
•
•
•
•
•Sepulang berbelanja Taeyong langsung mengunci diri dalam kamar. Tak keluar sama sekali hingga malam hari. Haerin, salah satu maid senior di keluarga Jung khawatir dengan kondisi tuannya. Haerin tak memiliki keberanian untuk masuk ke dalam kamar, mengecek keadaan tuannya. Sesegera mungkin Haerin menelepon Jung Jaehyun, suami dari Taeyong. Memberi kabar kondisi taeyong
Jaehyun yang sedang dalam perjalanan pulang bergegas menancapkan gas mobilnya begitu mendengar kabar dari salah satu maidnya.
Jaehyun begitu panik hingga tak begitu konsen menyetir. Mobil Jaehyun melaju dengan kecepatan yang cukup di atas normal.
Sesampainya di mansion mewahnya Jaehyun segera memarkir mobil mewahnya. Setengah berlari masuk ke dalam mansion, menaiki tangga menuju kamar pribadinya.
Keadaan kamar sangatlah gelap. Jaehyun berusaha mencari keberadaan istrinya. Lampu kamar menyala dan terlihat Taeyong berbaring di atas kasurnya sambil menangis.
Jaehyun mendekat dan merangkul Taeyong. Membelai lembut bahu kecil istrinya. Berusaha menenangkan.
Terdengar isakan dari mulut mungil taeyong. “Jaehyun,” taeyong berusaha membuka suara
“Apa yang terjadi sayang?”.
Taeyong semakin menangis dalam pelukan suaminya. “Tadi hiks aku bertemu hiks dengan anak kita Jeno”
Mendengar itu seketika Jaehyun melonggarkan pelukannya. Melihat ke arah Taeyong.
“Dimana kau bertemu dengannya?”.
Taeyong berusaha mengatur nafasnya agar bisa menjelaskan semuanya ke Jaehyun.
“Tadi aku tak sengaja bertemu dengannya di parkiran supermarket saat berbelanja tadi.” Suara Taeyong terdengar masih serak seusai menangis. “Kita harus mencarinya dan membawanya pulang ke rumah ini.” Pintanya lagi pada suaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
l'amour vrai
Teen FictionSegala hal buruk yang terjadi pasti akan indah pada waktunya