biggest fan

6 2 0
                                    

"Al, yang bener lo kalo parkir mobil anjir, mepet banget sama punya gue. Demen lo ama gue?" Alva tidak menyahut, dan fokus pada ponselnya. Lebih tepatnya terdiam kaku.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih?!" Belva menghampiri sahabatnya itu yang tidak merespon sama sekali pada ucapannya. "Woy!" Tangannya mengguncang bahu Alva sebelum ia tidak sengaja melihat layar ponselnya yang menampilkan foto sosok gadis cantik.

"Oalah, ayang bebeb upload foto. Eh bukannya ini udah 3 tahun, udah lulus dong dia?" 

Alva menganggukkan kepalanya. "Hmm, udah kuliah dia." Belva mengerutkan keningnya.

"Yaudah lo nunggu apa lagi kocak! Gas! Atau nunggu dia diambil orang?" Alva menolehkan kepalanya, seolah tidak terima dengan statement yang di lontarkan oleh sahabatnya itu. "Ekhem, gue cuman ngingetin sih." Belva beranjak dari tempatnya dan berlalu menuju kulkas, meninggalkan Alva yang sibuk berperang dengan pikirannya sendiri.

💋💋💋

"Bi, kok gue takut sama Pak Nendra ya?" Bianca menaikkan 1 alisnya. "Kenapa?" 

"Ya kenapa dia tiba - tiba DM gue? " Bianca mengela nafasnya. "Al, kita ini udah bukan guru dan murid lagi sama dia. Kita udah lulus neng."

"Terus? Hubungannya sama DM gue?" Bianca mengendikkan bahunya.

"Mau deketin lo, kali?" Allysa memelototkan matanya. "Jangan ngaco anjir!"

"Lah? Emang apa salahnya? Pria single dan matang, suka ke cewek, udah legal, seiman, salah?" Allysa menundukkan kepalanya. "Y-ya nggak, t-tapi pandangan gue ke dia, masih tetep guru yang ngajar gue sewaktu kelas matematika." 

Bianca menekuk bibirnya ke dalam. "Lo cuman butuh waktu. Nanti juga lo terbiasa."

💋💋💋

Alvanendra Danantya

| Allysa?

Pak Nendra? |

| Masih manggil saya "pak"?

hehe, ya terus manggil apa pak? |

| Just call me Alva

| Udah kuliah ya? Ambil jurusan apa? 

iya, saya ambil Ilmu Komunikasi |

| Gimana? Enjoy kuliahnya?

sejauh ini enjoy aja sih, masuk jurusan impian soalnya wkw |

| Masih suka mimisan?

ya? |

"ANJING!" Alva membenturkan kepalanya ke tembok. Belva yang mendengar teriakan sahabatnya itu dengan tercepot - cepot berlari ke arah ruang tengah. "Apa, ada apa?!" Nafasnya tersenggal - senggal karena menuruni tangga dengan secepat kilat.

"Gue keceplosan anjing, lihat ini! Aaah bangsat!" Belva mengambil ponsel yang disodorkan kepadanya, membacanya secepat kilat, kemudian tertawa terbahak - bahak. "HAHAHAHAH! Kapok!" 

"Kok kapok sih anjing! Ini gimana solusinya bangsat!" Alva mengerutkan keningnya kesal. "Ya gak ada, gak ada solusi. Better lo ngaku sih kalo selama ini lo ngawasin dia."

"Sekarang? Di chat? Aduh, apasih!" Alva memegangi kepalanya yang ditoyor oleh sahabatnya itu. "Ya ajak ketemu lah goblok, terus lo ngomong baik - baik. Kalo di chat mah, gue juga kabur kalo jadi dia, serem amat." Alva menganggukkan kepalanya, tanda mengerti.

-love, Davina ❤️

The LastWhere stories live. Discover now