Ki Darma sangat kesal melihat lik oneng yg sedang bermain kuda kudaan dengan pak Dimas sedangkan ia hanya menjadi suruhan lik oneng dan hanya menontonnya saja.
Ki Darma menyaksikan mereka berdua dengan perasaan yg sangat geram. Baginya lik oneng menyusahkannya dan tidak pandai berterimakasih. ia langsung pergi dari sana untuk memantau Arya tanpa pamit terlebih dahulu dengan lik Oneng.Setelah lik oneng merasa puas dengan bermain kuda kudaan dengan pak Dimas, lik oneng meminta pak Dimas untuk duduk di kursi goyang yg telah dipersiapkan selama ini. Pak Dimas langsung menuju ke kursi goyang tua yg ada di pojok kanan.
Pak Dimas duduk di kursi goyang dengan tatapan mata kosong sementara lik oneng duduk di pangkuan pak Dimas sambil memainkan batang kontol pak Dimas yg masih ngaceng.
Karena ukuran tangan lik oneng yg begitu kecil seperti bayi, Lik oneng kesusahan mengocok batang kontol pak Dimas dengan kedua tangannya.
Ia meminta pak Dimas untuk mengocok kontolnya sendiri dan lik Oneng meminta Ki Darma membantu mengangkat tubuhnya ke puting susu pak Dimas namun karena ki Darma sudah tidak ada, lik oneng meminta pak Dimas untuk menundukkan sedikit tubuhnya agar ia dapat mengenyot puting susu pak Dimas.Pak Dimas menunduk sambil mengocok batang kontolnya. Puting susu pak Dimas dikenyot kenyot oleh lik Oneng dengan kasar, sesekali putingnya digigit dan dijilat oleh lidah kecilnya sampai membuat pak Dimas mendesah kecil
"Aaah..."
"Mmpp.. Mpp.. Baguuss.. Bagus sekali anakku... Kocok terus sampai keluar"
"Baik tuaan.. Aaah... Aaah.."
Pak Dimas mengikuti perintah lik oneng, ia mengocok batang kontolnya sendiri dengan irama desahan yg keluar dari mulutnya. Batang kontol pak Dimas mengeluarkan cairan bening yaitu precum dan mengalir ke batangnya.
Tiba tiba, dalam beberapa menit
pak Dimas merasakan sensasi ingin mengeluarkan pejuhnya segera. Lik oneng langsung beralih ke batang kontol pak Dimas sambil menjulurkan lidahnya ke palkon pak Dimas.