Bukan lagi besok. Membaca pesan sahabatnya kemarin, hari ini, dia benar-benar akan melakukannya.Di atas kasur Mama, tumpah seisi koper tua yang sudah dua bulan terakhir dibongkar diam-diam. Disusunnya tiap dokumen yang harus dia lengkapi dengan telapak tangan yang basah karena gugup, alhasil terasa lengket menempel pada plastik laminasi yang menjaga kertas-kertas penting itu tetap dalam kondisi baik sementara harus disimpan seumur hidup.
Nafasnya dihela panjang. Mustahil keputusan ini mudah bagi siapapun, bahkan bagi anak-anak yang sudah bertahan bertahun-tahun di bawah atap yang tak lagi melindungi mereka. Bukan salahnya juga kalau merasa belum lega, mengingat benar-tidaknya sebuah keputusan baru akan terlihat setelah benar-benar dijalani. Bagaimana kalau meninggalkan rumah tidak cukup menjadikannya durhaka, tetapi juga mendatangkan karma buruk yang akan membuat hidupnya kian sengsara?
Belum apa-apa, deru mesin mobil terdengar di depan rumah. Segera dia bereskan kekacauan yang dibuat, memasukkan lebihnya kembali ke lemari, lalu membalas pesan adiknya yang menunggu sebaris kabar baik.
Kepulangan Mama jelas bukan kabar baik, tapi mari hadapi untuk yang terakhir kali.
Al+
Welcome, welcome.Setelah spall-spill soal lika-liku hidup Angkasa di JLM!, akhirnya secara resmi ketemu di sini. Though it'll take time, Extra Baggage nantinya bisa kalian baca dalam dua format berbeda: di Wattpad dan X @overcookedumps 😁
Let's see how far I can go, so enjoy it the way you like it. Selamat ulang tahun, Mas Sangyeon!
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Baggage
FanfictionTahun depan genap sepuluh tahun ayahnya berpulang. Tak terasa, Angkasa telah tumbuh menjadi siapa saja yang diharapkan dari seorang kakak tertua juga satu-satunya laki-laki dewasa di keluarga. Sekolahnya selesai bersama mimpi masa remaja yang dituka...