Dia melipat tangannya di atas dada. Kakinya bergetar begitu hebat, tapi tak mundur walau matanya bergetar karena ketakutan akan apa yang dilihatnya itu.
Di sana, ujung lorong gelap yang mengundangnya untuk masuk ke dalam itu menampilkan adegan pembunuhan sadis. Seseorang bertopeng yang sedang memukul kepala seorang wanita berambut oirang dengan sebuah linggis dengan brutal.
Tanpa kasihan, walau kepalanya sudah pecah dan retak serta hancur. Bahkan sang wanita tak lagi mengeluarkan napas atau suara yang sebelumnya dapat di dengar, si pembunuh berpakaian serba hitam itu masih terus saja menyiksa jasad yang tak bisa merasakan hal lain lagi itu.
"Larilah, atau kau akan menjadi yang selanjutnya." Drina terdiam dan terkejut. Salivanya tertelan berat menghadapi tatapan bengis yang tak pernah ia lihat sebelumnya itu.
Lalu ia berlari menjauh, meninggalkan apa yang dilihatnya barusan. Mencoba melupakannya, sama seperti apa yang telah ia lakukan sebelumnya.
"A-aku tak percaya bahwa hal ini terjadi di hari pertamaku?" tanyanya dengan napas menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lack of Shit
Teen FictionThe witch is dead! Drina tak percaya jika tiga teman barunya itu mengajaknya pada sebuah pesta yang berakhir dengan bencana dan memaksanya untuk memilih antara hidup dan mati dari tiap apa yang akan dipilihnya. *** Special thanks to - @vmndetta atas...