Ini bukan oneshot, atau satu chapter lalu selesai. Melainkan, satu cerita butuh satu, dua, atau beberapa chapter, baru selesai.
Sudah ada 9 cerita pendek di book ini, yaitu :
1. The Leaked
2. Hari Apes Zalesing
3. Rumor (That F**kin' Rumor Again??)...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LeeBeom TV? 🤔
Oiya, guys. Aku lagi suka banget sama lagunya The Wind yang ini :
Pastikan sudah membaca chapter sebelumnya.
Happy reading 💖
****
Sebuah mobil memasuki area parkir dari sebuah Rumah Tahanan. Didalam mobil itu, Leo duduk sambil memegang setir mobil, sedangkan Beomsoo duduk disebelahnya.
Sekarang mereka berdua sudah menjadi teman. Leo memberhentikan mobil sesampainya ditempat parkir.
Leo memandang Beomsoo dengan kesal. "Hei, Beomsoo. Kamu kesini mau ngapain, sih?"
"Mau jenguk Wain."
"Cuma sekedar menjenguk atau ngajak balikan?"
Beomsoo berpikir sejenak. "Kalau aku mau ngajak Wain balikan, apakah salah?"
"Dasar bucin tolol! Udah dilindes pakai mobil, masih belum sadar juga?! Apa kamu harus dilindes juga pakai truk, biar sadar?!"
Beomsoo tertunduk dan menyesal. "Mianhae."
"Aku jadi makin benci sama Wain. Gara-gara Wain, aku jadi kehilangan Zayyan!"
"Kenapa jadi gara-gara Wain?"
"Panjang deh ceritanya!" Leo menghela napas. "Sekarang, kalau kau ingin menjenguk Wain, silakan. Tapi kalau kau memang berterima kasih kepada Zayyan yang sudah menyelamatkan nyawamu, maka jangan pernah balikan sama Wain!"
Beomsoo mengangguk. "Baiklah, aku mengerti."
Kemudian, sampailah Beomsoo ketempat yang biasa digunakan untuk para pengunjung menjenguk tahanan.
Beomsoo duduk dibelakang meja yang ada kacanya, dan dibalik kaca itu duduklah Wain dan mereka saling memandang dari balik kaca. Karena peraturan disana melarang para tahanan untuk kontak langsung dengan pengunjung.
Dari balik kaca, terlihat Wain yang semakin kurus dan pucat, dan terdapat beberapa bekas luka di wajahnya. Wain memandangi Beomsoo dengan sangat terharu, hingga Wain terlihat tersenyum senang sambil menitikkan airmata.
"Yaaa... Beomsoo, kau masih hidup? Syukurlah, kau masih hidup..."
Tangan Wain memegang kearah Beomsoo, tapi yang bisa ia pegang cuma kaca, dan tidak bisa menyentuh Beomsoo yang ada dibaliknya.
Kemudian, tangan Beomsoo juga menyentuh kaca dimana tangan Wain ada dibaliknya, seolah tangan mereka saling menyentuh.