xxxx, 2024
"selamat atas kenaikan pangkatmu " ucap seorang lelaki berbadan gempal dengan mengulurkan tangannya pada seorang pemuda
"terima kasih komandan " ucapnya dengan sedikit berbungkuk sambil membalas uluran sang atasan.
Sang atasan pun tak hanya memberikan ucapan selamat pada pemuda tersebut itu saja melainkan semua orang di aula yang di penuhi oleh tentara yang baru saja naik pangkat. Bangga tentu saja hal inilah yang dirasakan pemuda yang tak lain adalah Julian Septian Dharma seorang prajurit angkatan darat yang baru saja naik pangkat. Melewati fase sulit menjadi prajurit pastinya dirasakan oleh Julian namun dukungan dari rang-orang terdekat membuatnya menjadi kuat . Walaupun saat di awal menjadi prajurit sempat terbaring di rumah sakit. Wajar saja Julian adalah bungsu dari 3 bersaudara , ia juga bukan dari kalangan bawah melainkan hidupnya di penuhi kemewahan. Hal itulah membuat Julian gemar berfoya-foya menikmati jalang di klub malam , balapan dan masih banyak lagi tentunya. Selaku kepala keluarga tuan Dharma sangat muak melihat kelakuan putra bungsunya ini hingga salah satu temannya memberikan saran untuk menjadikan putranya seorang militer . Melihat bagaimana ketatnya dan disiplin dari seorang militer cukup membuat tuan Dharma yai untuk anaknya masuk.
Namun bukan Julian jika langsung setuju begitu saja penolakan demi penolakan dilakukan sang empu . Hanya saja sang Ayah tetap akan memasukkannya menjadi seorang prajurit militer. Segala persiapan yang dibutuhkan saat tes pun sang Ayah yang menyiapkan Julian hanya bisa mengikutinya toh dia sudah lelah memohon pada sang Ayah.Hingga sampai di tahapan akhir entah itu keberuntungan atau apalah Julian dinyatakan lulus. Saat mendengar berita kelulusan sang putra ayahnya cukup bangga berbeda dengan Julian yang sangat menyesal dan mempertanyakan kelulusannya. Setelah lulus Julian harus mengikuti pendidikan sebelum pelantikan inilah awal dari kesulitan Julian. Menjalani latihan keras yang melelahkan belum lagi menjadi pembantu dadakan senior yang membuat Julian kelimpungan bagaimana tidak seorang Julian Septian Dharma harus cuci piring . Biasanya di rumah pembantu yang mengerjakan ini kenapa harus dia . Tak sanggup menolak sang senior Julian pun melakukannya meskipun berujung di marah dan diberikan julukan anak mami saat itu hingga satu batalyon memangilnya begitu. 3 hari menjalani latihan keras militer membuat Julian harus dilarikan kerumah sakit akibat kelelahan dan beberapa keluhan lainnya. 4 hari cukup untuk Julian beristirahat dan melanjutkan latihannya menjadi seorang prajurit . Hari-hari baru dan kebiasaan baru membuat Julian berubah hingga pada akhirnya ia menjadi sosok yang disiplin dan mandiri membuat orang tuanya terutama sang Ayah yang bangga pada perubahan sang anak . Sedikit kilasan hidup Julian sang anak mami kembali pada sekarang terlihat dua orang teman Julian yakni Arjuna dan Kiky mendekati Julian yang baru saja menutup panggilan ponsel pintarnya.
"lu tar malem free kan ?" tanya Arjuna
"kenapa?" tanya balik Julian pada Arjuna
"ikutan kita tar malem biasa naik pangkat kudu dirayakan
" jawab Kiky "gue ada janji kagak bisa
" tolak Julian "aelah elu mah kagak kompak banget ikutan aja sekali-kali lu kan kagak pernah ikutan perayaan " ucap Kiky dengan gaya tengilnya
" gue kasih tau ya tar malam ada minuman enak elu yakin gak coba" sambung kiky dengan suara dikecilkan
"maksud elu ?"
"alkohol" jawab Arjuna
"mangnya boleh minum tar teler anjir gak usah banyak gaya lu pada" ujar Julian
"pala elu banyak gaya memang budayanya begitu anjir lu gak pernah ikutan sok tau " jawab Kiky
"ikutan kan lu secara kan lu udah kagak minum lagi semenjak di mari" tambah Arjuna Jika dipikir-pikir hampir 4 tahun Julian meninggalkan kehidupan berandal nya bahkan untuk mencicipi minuman haram itu saja ia lupa rasanya . Jadi tidak apakan kalau Julian mencoba.