Double up nihhh
Selamat Membaca....
Pulang sekolah, Alin dijemput Gara sang Papa. Kedatangannya di sekolah menjadi pusat perhatian. Sebab, mobil yang digunakan hanya ada beberapa saja di dunia ditambah gayanya sangat keren membuat sisiwi memekik.
"Gila, ganteng banget,"
"Sugar daddy,"
"Hot parah,"
"Gue mau aja kalau kayak gini mah,"
"Aaa.. Mama,"
Alin tersenyum kecil mendengar bisik-bisikan dari para sisiwi yang mengagumi Papanya. Dia terus melangkah mendekati Sang Papa.
Melihat putrinya semakin dekat, Gara merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk putri kesayangan.
"Kesayangan Papa," ucap Gara menyambut Alin yang masuk kedekapannya.
"Kakak-kakakmu sudah ke himpunannya?" Tanya Gara.
Alin mengangguk, "Iya, tadi pamit sama Alin sebelum ke sana," jawabnya.
Gara yang gemas melihat putrinya langsung mengacak gemas rambut Alin. Alin memegang puncak kepalanya lalu memajukan bibirnya.
"Rambut Alin berantakan Papa," rajuknya.
"Hahah, lucu banget sih putri kesayangan Papa ini. Maaf ya sayang soalnya kamu gemesin banget," Ucap Gara memperbaiki Rambut Alin.
"Nah siap, ayo kita pulang Mama sudah menunggu di rumah,"
"Okey,"
"Alin beruntung banget ya,"
"Iya, sudah dapat kakak-kakak ganteng dan sukses. Orang tuanya pun sangat wow juga iri banget,"
"Iya, beruntung banget jadi Alin,"
Sepeninggal Alin dan Gara semua yang memperhatikan mereka tadi kembali berbisik dengan terang-terangan.
Tak butuh waktu lama mobil yang dikendarai Gara dan Alin sampai di rumah dengan selamat. Gara keluar dari mobil memutar lalu membukakan pintu untuk Alin.
"Silahkan turun tuan putri,"
Alin terkekeh lalu menerima uluran tangan Gara dan keluar dari mobil. Di depan sana sudah ada Alya yang menunggu kedatangan mereka berdua.
"Mama," Alin berlari dan masuk kedekapan Alya.
"Aduh, kesayangan Mama sudah pulang. Ayo masuk sayang Mama sudah membuat cemilan kesukaan kamu,"
Alya dan Alin masuk meninggalkan Gara hang masih terdiam di depan pintu. "Loh, aku di tinggal nih ceritanya?" Tanyanya pada diri sendiri.
Setelah sadar, Gara segera masuk menyusul dua wanita kesayangannya. "Tunggui Papa dong," ujarnya berlari masuk.
***
Saat ini Alin, Alya, Gara, Aira, dan Raka tengah duduk di ruang tamu seraya memakan cemilan dan berbincang-bincang. Anak laki-laki mereka ada kesibukan jadi tidak ikut berkumpul.
Di tengah-tengah kegiatan mereka bel rumah berbunyi. Art segera keluar membuka pintu rumah.
"Malam ganteng, cara siapa ya?" Tanya art melihat Ken datang membuat jiwa pecinta cowok gantengnya meronta-ronta.
"Malam bi, ini saya datang mau ketemu sama Alin," Jawab Ken.
"Oalah non Alin. Non Alinnya ada di dalam den, lagi ngumpul sama tuan dan nyonya. Ayo silahkan masuk den,"
Ken masuk mengikuti art tersebut yang mengantarnya menuju ruang keluarga mana Alin dan keluarganya kumpul.
"Tuan, nyonya ada yang tamu yang cari non Alin," lapor art tersebut, setelah itu dia pun pamit pergi melanjutkan pekerjaannya.
"Nak Ken? Ayo silahkan duduk," kata Alya mempersilahkan Ken duduk di sofa.
"Iya Tante, terima kasih. Ini saya oleh-oleh dari Belanda. Kebetulan Mami Papi baru pulang kemarin," ucap Ken seraya menyimpan dua paper bag di atas meja.
"Yaampun ngerepotin banget bawa oleh-oleh kayak gini segala. Sampaikan salam dan terima kasih Tante ke Mami Papi kamu ya," Ujar Alya.
"Iya Tante pasti, pulang nanti akan saya sampaikan. Oh iya, selain itu tujuan saya ke sini untuk mengajak Alin jalan-jalan keluar Tante, om," Ucap Ken tanpa basa-basi.
"Ini sudah malam, anak perempuan gak boleh keluar malam-malam apalagi sama cowok," ujar Gara mendahului Alya. Laki-laki yang sudah berkepala empat itu menatap tajam pria yang berani meminta langsung padanya.
Gara menyukai keberanian anak itu, apalagi keluarganya juga gak bisa diremehkan. Tapi, jika itu berkaitan dengan putri kesayangannya maka tidak akan semudah itu Ferguzo.
"Iya nak Ken ini sudah malam. Kami tidak tenang kalau putri kami keluar malam-malam seperti ini. Jika nak Ken ingin kalian bisa berbincang di halaman belakang, ada taman di sana,"
Ucapan Alya membuat Gara membolakan matanya lalu kembali menatap tajam Ken.
Aira terkekeh melihat ekspresi kakak iparnya. Dia sangat tahu bagaimana keponakan dan kakak iparnya sangat menjaga Alin dengan pria lain selain di keluarga mereka.
Akhirnya setelah melewati beberapa perdebatan dengan Gara. Ken dan Alin kini sudah berada di halaman belakang. Keduanya duduk di kursi kayu yangada di taman kecil itu.
Ken mengeluarkan seuatu dari dalam sakunya. Sebuah kota berwarna biru navy berbentuk persegi panjang.
"Ini ada hadiah uang kamu, suka gak?" Tanya Ken seraya membuka kotak tersebut yang berisi kalung yang sangat cantik.
"Wah cantik sekali kalungnya kak, ini beneran untuk Alin?" Tanya Alin dengan mata berbinar menatap kalung tersebut.
"Iya, ini beneran untuk Alin. Boleh aku pasangkan?"
Alin mengangguk antusias. Gadis itu mengangkat rambutnya agar mempermudah Ken memakaikan kalung tersebut.
"Giaman, kamu suka gak?" Tanya Ken sekali lagi.
"Suka banget, makasih ya kak. Tapi ini beneran gak papa kasih Alin kalung secantik ini?" Tanya Alin lagi memastikan.
"Bahkan kalung itu kalah cantik dengan dirimu Alin," Tentu saja itu diucapkan dalam hatinya Ken.
"Kak Ken," Alin melambaikan tangannya di depan wajah Ken saat pria itu melambung tapi sambil menatapnya.
"Eh, maaf tadi aku sempat melamun. Ada apa?"
"Kalung ini beneran untuk Alin?" Tanya Alin sekali lagi.
"Iya dong cantik, siapa lagi kalau bukan untuk princess kita ini," Ken sangat gemas dengan wajah malu-malu Alin saat di katakan princess.
Tidak tahu saja mereka berdua tengah di pantau oleh Gara balik jendela. Pria itu tidak tenang meninggalkan putri kesayangannya berduaan dengan orang lain.
Makanya ia terus ikuti. Jangan sampai pria yang bernama Ken menggoda putri kesayangannya. Dan saat melihat Alin yang tampak malu-malu, sudah Gara duga jika paria yang bernama Ken itu pasti menggoda putrinya.
Saat hendak menghampiri mereka, tiba-tiba tangannya di cekal oleh istrinya. "Mas jangan ganggu mereka dong. Biarkan mereka puas-puas berbincang mendingan sekarang kita kembali ke ruang keluarga, ayo mas,"
Akhirnya Gara pasrah mengikuti keinginan istrinya dan meninggalkan putrinya bersama Ken.
"Awas saja kamu ya, anak muda," batin Gara menatap tajam ke arah Ken.
Tbc.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman-teman sekalian...
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Fiksi RemajaAshalina Putri Alga adalah anak perempuan Alya dan Gara, Alin anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka. Dia itu anak yang manis dan juga polos, kepolosan nya itulah yang membuat keluarga nya gemas dengannya. Apalagi para Abang-abang nya sangat...