Masak nasi sambil minum uyyu
Yaudah sih loveyuuuu
AwwHAPPY READING!!
__________________________________
Dari ujung lorong, bayangan tinggi mendekati pintu yang terbuka. Bisikan lembutnya bergema di dinding.
"Watashi ga anata o sukuimasu."
Apa yang harus kulakukan?
Kepanikan dan ketakutan mengambil alih. Rora berteriak sekencang mungkin dan perlahan mundur menjauh dari sosok itu.
Dalam sekejap mata, sosok itu muncul di hadapan Rora. Rora mengangkat tangannya untuk melindungi diri, sambil memejamkan mata.
Ketika tangan dingin mencengkeram pergelangan tangan Rora, ia membuka mata bersiap untung bertarung. Namun, gadis itu malah mendapati dirinya kembali ke kamar.
"Rora? Rora, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Asa khawatir.
"Apa—" Rora tak melanjutkan ucapannya. Matanya melesat ke sekelilingnya. Jantung Rora masih berpacu cukup kencang.
Tangan Asa di pipi Rora membawanya kembali ke kesadarannya. "Rora?"
"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku kembali ke sini?"
"Apa maksudmu?" tanya Asa bingung.
"A—aku terbangun karena rasa sakit yang tajam di kepalaku dan tiba-tiba aku berada di dalam sel." Rora mengingat sosok bayangan itu membuat bulu kuduknya merinding. "Apa yang terjadi denganku?"
Asa meletakkan tangannya di pundak Rora. Sementara Rora berusaha untuk tidak panik, ketakutan dalam dirinya membuat napasnya tersengal-sengal.
"Rora, lihat aku. Aku akan menjagamu tetap aman, aku akan menemanimu di sini sementara kau tidur, oke?" Tawaran Asa membuat Rora lega.
Rora mengangguk membalas kata-kata Asa. Kemudian ia melingkarkan tangannya pada Asa, membentuk pelukan. Hal itu membuat Asa tersenyum dan mengelus pucuk kepala Rora.
"Maafkan aku, Rora. Aku tahu ini pasti menakutkan bagimu. Tapi aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk membantumu dengan semua koneksi dan pengetahuan yang aku miliki," ucap Asa.
"Ada saran tentang cara untuk berhenti merasa takut? Karena aku membenci ketakutan, aku benar-benar membencinya," kata Rora.
"Ayo berhitung," balas Asa.
"Berhitung?"
Asa mengangguk membenarkan pertanyaan Rora itu. Dengan ragu Rora mulai berhitung dengan mata terpejam. Hingga di tengah hitungan, Asa secara tiba-tiba menggelitik Rora membuat gadis itu tertawa puas.
"Hey! Berhenti ... tolong. Ini sangat ... geli!" ujar Rora di sela-sela tawanya.
"Lihat, itu setidaknya bisa mengalihkan rasa takutmu," ucap Asa setelah menghentikan gelitikannya
Rora tersenyum. "Terimakasih untuk ini."
"Tidak perlu berterima kasih padaku. Apa kau tahu aku sering melakukannya saat adikku ketakutan karena petir. Dainku—" Ekspresi Asa berubah saat menyadari perkataannya, ia beralih tersenyum canggung. "Apa kau tidak keberatan menceritakan apa yang terjadi padamu tadi?" tanya Asa mencoba mengalihkan pembicaraan.
Merasa jauh lebih tenang, Rora mengangguk. Asa yang duduk di tempat tidur, menepuk-nepuk sisi tempat tidur agar Rora bisa duduk di sebelahnya.
"Kau bilang, kau melihat sel?" tanya Asa setelah Rora beralih duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE V •° BABY MONSTER
FantasyMata Asa berubah menghitam membuat wanita berambut pirang tersenyum puas. "Apa yang kau lakukan pada Kak Asa?!" Wanita berambut pirang berdecak dengan seringai di bibirnya. "Kau hanya sebuah boneka bagiku. Sekarang, kau sama sekali tak ada gunanya l...