𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Sepanjang koridor semua murid menatap dua manusia yang berjalan dengan salah satunya memapah sang teman yang terus mengeluarkan ringisan.
"Awsss, masih ngilu banget padahal udah di oles salep di UKS tadi," gerutu Aristella jalan tertatih-tatih menuju kelasnya.
"Lagian lo itu ada-ada aja naik motor sendirian percuma bodyguard keluarga lo sama koleksi mobilnya kalau semua pada dianggurin, harusnya dikawal ketat," omel Zivana Nathapraja.
Beruntung Stella dengan kecerdikan nya melihat nama tag didada perempuan yang memiliki peran teman Aristella dalam novel itu, satu-satunya teman yang paling setia kawan.
Ziva memiliki paras cantik dan manis seperti orang Jepang.
"Yakan musibah gak ada yang tau Ziv, lagian emang gila yang bawa mobilnya awas aja gue tuntut lo sampai ke persidangan!" geram Stella menggosok kepalan tangannya ditelapak tangan.
"Terus motor lo sekarang gimana kabarnya? Lo bilang lo dianter cowok asing murid disini? Siapa? Gak mungkin lo gak nanya nama dia kan?" langkah mereka terhenti seketika dengan Stella yang menepuk pelipisnya.
"Gue lupa nanyain namanya! Gimana dong!"
Ziva menipiskan bibir, "Udah kentara si dari muka lo itu, pasrah aja beli yang baru toh lo keluarga kaya Papih lo pasti bisa beliin yang baru."
"Eits semua bukan masalah baru dan lama nya Ziv, tapi kenangan yang ada didalamnya," ucap Stella penuh penghayatan.
Ziva terkekeh meraup wajah cantik Stella, "So puitis lo! Udah ayo keburu masuk tar, kita ambil dulu buku di loker."
Keduanya lantas berjalan kembali menuju lorong tempat loker berjejer rapih disisi tembok, untung Stella ingat nomor lokernya jadi ia tidak perlu berpura-pura bertanya pada Ziva, ada untungnya dia membaca keseluruhan kisah untuk Alghafar jika akhirnya akan transmigrasi ke novel ini.
Jarinya menyusuri pintu loker hingga berhenti di loker nomor 21, segera dirinya ambil kunci dari dalam tas kemudian membuka loker itu begitupun dengan Ziva yang fokus mengambil beberapa buku pelajaran juga melihat jadwal sekarang yang ditempel dibelakang pintunya.
Namun ekspresi Stella berubah terkejut melihat ada lima kotak susu vanilla didalam sana, "Siapa yang naruh susu ini di loker gue?"
"Hm? Lo nemuin susu vanilla? Bukannya lo sukanya susu strawberry ya? Mungkin lo lupa kali nyimpen itu," sahut Ziva berpositif thinking.
Stella terdiam meraih susu itu, dirinya yang dulu memang menyukai susu strawberry tapi sekarang dia menyukai susu vanilla jadi mustahil saat sebelum transmigrasi tubuh ini sudah menyimpan susu kotaknya yang tidak dia sukai dalam loker.
"Gak mungkin deh Ziv, walaupun sekarang gue suka susu vanilla, karena rasanya lebih enak daripada strawberry, tapi gue gak ngerasa beli ini minggu lalu, lihat ini masih dingin loh," Stella menempelkan kotak susu itu ke pipi Ziva.
"Eh, iya loh. Jangan-jangan ada yang naksir lo?!" tebak Ziva.
"Sebenernya gue juga curiga begitu, sebab kemarin ada akun instagram orang yang gak gue kenal nge tag akun gue, bahkan dia upload foto jepitan rambut yang gue pake!" Ziva menutup mulut syok.
"Ngaku sekarang, lo akhir-akhir ini deket sama siapa?! Siapa tau aja orang itu yang jadi stalker lo!" Ziva mendekatkan wajah mereka.
Stella mencoba mengingat sampai satu nama tercetus nama benaknya, "Apa mungkin Kak Melvan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister(Ending)
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...