Udara dingin menusuk tulang, angin berhembus dengan kencang, dedaunan menari tertiup angin. Akar akar pohon mencuat di atas tanah, langit terlihat bersih dari awan, rembulan terang menyinari sekitar, mengalahkan jutaan cahaya bintang yang bersinar.
Dalam suasana malam yang dingin, ada sosok berbaju hitam berlindung di balik cekukan akar pohon. Nafasnya terengah-engah, tubuhnya penuh dengan keringat. Wajahnya terlihat ketakutan. Gemetar seluruh tubuhnya terlihat sangat ganjil. Dia meringkuk dalam sambil memeluk lutut kakinya agar bisa merasa aman. Tubuhnya menggigil, gemertak giginya menghiasi suasana malam yang sepi. Dia berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannya, akan tetapi mustahil.
Gemertak giginya tak kunjung berhenti. Dia seolah-olah dikejar oleh sosok yang menakutkan, sehingga membuatnya sangat ketakutan. Berlari terbirit-birit sehingga tak sadar dia telah memasuki hutan, tempat yang lebih berbahaya, lebih gelap, hanya sinar bulan yang menyinari, akan tetapi cahaya rembulan tertutup oleh pohon dan dedaunan yang lebat.
Disaat ketakutan telah menguasai tubuhnya. Keringat dingin membanjiri tubuhnya, situasi yang tidak bisa dijelaskan lagi. Sosok yang mengejarnya terlihat, tubuhnya jangkung berdiri tegak sedikit bungkuk, menjulang setinggi tiga meter, matanya berkilau kuning, kakinya terlihat biasa. Akan tetapi kedua tangannya dihiasi oleh cakar yang sangat tajam, bulu perak mengkilat memenuhi tubuhnya, otot yang kekar mencuat di sekujur tubuhnya. Mulut yang moncong runcing, taring Tajam dan nafas yang liar berhembus dari hidungnya. Gerungannya terdengar menyeramkan, membuat siapapun yang berada di dekatnya akan mati ketakutan.
"AUUUUUU !" Lolongan panjang memenuhi langit langit hutan, pepohonan bergetar tertiup angin, dedaunan kering berjatuhan, sosok tersebut adalah serigala, lebih tepatnya manusia setengah serigala. Siluman yang hanya berada di dalam dongeng, kini terpampang jelas, bukan sekedar dongeng belaka.
Manusia yang dikejar oleh siluman berseru tertahan, menghasilkan suara yang kecil. Akan tetapi cukup membuat siluman menyadari keberadaannya. Mata siluman berkilat melihat sosok yang bersembunyi dibalik akar pohon yang besar, tubuhnya bergetar hebat ketakutan. Siluman serigala menyeringai, berhasil mendapatkan mangsa."AUUUUUUU." Siluman serigala kembali melolong dengan gagah.
Siluman serigala mengambil sikap, siap untuk menerkam sosok yang bersembunyi di balik akar.
Tubuhnya sudah tidak mampu lagi untuk bertahan. Tidak ada tenaga untuk teriak, energinya telah habis terkuras, hanya bisa pasrah menjadi santapan siluman. Matanya terpejam, mulutnya kelu, tenggorokannya kering.Siluman serigala tanpa keraguan mulai mencabik cabik tubuhnya, darah mulai menggenang di tanah, siluman tersebut melahap dagingnya dengan brutal. Isi perut tercecer, usus, ginjal, paru-paru, dan jantung. Semua habis dilahap oleh si siluman. Darah segar menghiasi moncong dan cakar tajamnya, mukanya terlihat puas melahap seluruh tubuh manusia. Tidak ada yang tersisa, semua habis dilahap kecuali tulang belulang yang keras. Siluman tersebut melolong kembali. Lolongan kepuasan dan kekenyangan.
Setelah santapannya habis. Perlahan, tubuhnya mulai mengendur, bulu bulu hitam mengkilat perlahan menghilang, cakar yang tajam, moncong serigala perjalan mengecil, tubuhnya terkulai, matanya terpejam, sosok serigala tersebut perlahan bertransformasi kembali menjadi manusia.
Dia menatap sekitar dengan tatapan kosong, darah menggenang dan tulang manusia yang berserakan, tangan dan wajah yang berhias darah.
" Sebenarnya apa yang terjadi ?" Gumam sosok tersebut.
Dia menatap tangannya yang bersimbah darah, meraba wajahnya yang dihiasi darah, melihat kembali genangan darah dan tulang belulang yang berserakan." Apakah.....apakah aku yang melakukannya." Lelaki yang tadi bertransformasi menjadi serigala bergidik ngeri, tidak percaya apa yang dia lihat.
" Aku telah membunuh seseorang." Suaranya tercekat. Jatuh terduduk merasa bersalah atas apa yang dilakukannya. Padahal dia tau semua terjadi diluar kehendaknya.